Apa Itu ACID Database? Cara Kerja, Fungsi, & Contoh Penggunaannya

Apa Itu ACID Database? Cara Kerja, Fungsi, & Contoh Penggunaannya

ACID adalah prinsip dasar dalam transaksi database, yang terdiri dari empat karakteristik penting: Atomicity, Consistency, Isolation, dan Durability. Keempat elemen ini memastikan bahwa setiap transaksi database diproses dalam lingkungan yang aman dan dapat diandalkan.

ACID sangat penting untuk memastikan integritas dan keandalan database, terutama di lingkungan yang memerlukan akurasi data tinggi. ACID menjamin bahwa transaksi database dilakukan dengan cara menjaga konsistensi data.

Pada artikel ini, kamu akan menemukan penjelasan rinci tentang elemen ACID dan contoh penggunaannya. Simak sampai tuntas!

Apa Itu ACID?

Atomicity, Consistency, Isolation, dan Durability (ACID) adalah konsep yang mendefinisikan sifat yang harus dimiliki setiap transaksi dalam sistem database untuk memastikan keandalan. ACID biasa digunakan pada perbankan atau e-commerce untuk menjaga integritas sistem.

Konsep ini berfungsi untuk memastikan bahwa transaksi seolah-olah diperoleh secara simultan tanpa memengaruhi transaksi lainnya dan memberi kerangka bagaimana data dipertahankan dan diproses.

Berbagai kegiatan seperti pengelolaan transaksi keuangan, operasional penjualan, dan penggajian karyawan sangat terbantu oleh adanya ACID karena mampu menanggulangi masalah inkonsistensi dan korupsi data.

Penggunaan ACID paling tepat dalam kondisi tertentu seperti: 

  • Saat ada kebutuhan pengelolaan data yang kritis untuk menjaga integritas transaksi finansial.
  • Ketika sistem menghadapi banyak transaksi simultan yang berpotensi berbenturan.
  • Dalam skenario di mana kehilangan data atau inkonsistensi dapat menyebabkan konsekuensi serius.

Cara Kerja ACID

ACID bekerja berdasarkan empat prinsip utama yang memastikan keandalan transaksi database. Atomicity memastikan bahwa setiap transaksi dianggap sebagai satu kesatuan yang utuh.Ini mencegah kondisi sistem yang tidak konsisten jika terjadi kegagalan transaksi.

Consistency menjaga integritas sistem dengan memastikan bahwa setiap transaksi membawa database dari satu status valid ke status valid lainnya. Peraturan ini memastikan bahwa semua data mengikuti aturan yang telah ditetapkan, menjaga keakuratan dan keabsahan data.

Isolation memastikan bahwa transaksi yang dijalankan secara simultan tidak saling mengganggu. Transaksi diproses secara terpisah, seolah-olah terjadi secara berurutan, menjamin hasil akhir tetap konsisten tanpa konflik antar transaksi.

Durability menjamin bahwa setelah transaksi selesai dan dikonfirmasi, perubahan data ditulis permanen ke dalam sistem. Data yang diperbarui akan tetap ada meskipun sistem mengalami kegagalan daya atau gangguan sistem.

Fungsi ACID

Fungsi ACID dalam manajemen database sangatlah vital dalam menjaga integritas dan keamanan data. ACID memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan dengan cara menghindari kerusakan data. Berikut ini fungsi ACID dan pembahasannya:

Atomicity

Atomicity menangani keberlangsungan transaksi sebagai unit tunggal. Setiap tindakan dalam transaksi dianggap satu kesatuan dan harus berhasil atau gagal sepenuhnya.

Keunggulan Atomicity terletak pada kemampuannya untuk mencegah sistem berada dalam status setengah-setengah apabila terjadi malfungsi.

Consistency

Consistency menjaga agar data yang diinput selalu sesuai dengan persyaratan yang ada. Setiap waktu ketika data ditulis atau diperbarui, transisi dari satu kondisi valid ke kondisi valid lainya dijaga. Kunci dari Consistency adalah kestabilan dan keakuratan data setelah setiap transaksi.

Isolation

Isolation memastikan bahwa transaksi berjalan sendiri-sendiri tanpa saling memengaruhi. Mekanisme ini menghindari perselisihan antar transaksi yang berlangsung bersamaan, menjaga hasil data tetap sama seolah-olah transaksi diproses satu per satu.

Keberhasilan Isolation memberikan alur kerja yang teratur dan menghindari gangguan antara satu proses dengan lainnya.

Durability

Durability memberikan jaminan atas keamanan data setelah transaksi dikonfirmasi, bahkan bila terjadi gangguan.

Perubahan yang selesai akan selalu disimpan secara permanen untuk menghindari kaburnya informasi pasca transaksi akibat hal-hal tak terduga seperti pemadaman listrik. Durability menjamin data tetap konsisten dan aman setelah perubahan dilakukan.

Contoh Penggunaan ACID

Berikut adalah contoh penerapan ACID dalam studi kasus sistem penjualan:

Operasi ACID Data Transaksi Penjualan Pembahasan
ATOMICITY Proses pembayaran selesai atau dibatalkan seluruhnya. Transaksi dilakukan sebagai langkah tunggal unit. Misalnya, pelanggan membayar barang, sistem akan memastikan semua langkah transaksi berhasil atau akan ada rollback.
CONSISTENCY Pengecekan otomatis bahwa stok barang mencukupi sebelum penjualan disetujui. Setelah transaksi terjadi, database akan tetap dalam status valid dengan memperhitungkan semua batasan seperti stok tersedia dan informasi harga yang benar.
ISOLATION Pemrosesan pembayaran dan pembaruan stok dilakukan tanpa saling bentrok. Meski ada beberapa transaksi yang berlangsung di waktu bersamaan, setiap proses diperlakukan secara terisolasi untuk menghindari konflik dan memastikan integritas hasil.
DURABILITY Informasi pembelian tercatat permanen setelah pembayaran berhasil. Setelah transaksi terverifikasi, data tentang pembelian akan tersimpan dalam database meskipun terjadi kesalahan sistem atau gangguan lainnya.

ACID memberikan kerangka yang andal bagi manajemen transaksi yang beraturan dan akurat karena setiap operasinya memastikan eksekusi data yang aman, terorganisir, dan bebas dari inkonsistensi.

Sudah Paham Apa Itu ACID pada Database?

ACID adalah prinsip utama dalam transaksi database yang mengutamakan integritas dan keandalan melalui Atomicity, Consistency, Isolation, dan Durability.

Fungsi utamanya adalah memastikan bahwa setiap proses data dilakukan dengan cara menjaga integritas dan keamanan informasi dalam sistem database.

Pentingnya ACID dalam operasi database sangatlah nyata di lingkungan yang membutuhkan data yang akurat dan aman. ACID menjadi kunci untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem, serta mencegah terjadinya kesalahan kritis yang dapat mengganggu operasional bisnis.