Apa itu Malware? Pengertian, Jenis dan Cara Mengatasinya

Apa itu Malware? Pengertian, Jenis dan Cara Mengatasinya

Malware adalah sebuah software yang dirancang dengan tujuan untuk membahayakan, menyusup, atau merusak sebuah komputer. Malware juga biasa didefinisikan sebagai kode berbahaya. Software ini bisa melumpuhkan atau mengganggu operasi sebuah sistem, memungkinkan hacker untuk mendapat akses ke informasi rahasia dan sensitif serta memata-matai komputer serta pemilik komputer itu sendiri.

Agar terhindar dari berbagai malware yang membahayakan perangkatmu, artikel ini akan membantu memberikanmu informasi seputar apa itu malware, jenis dan cara mengatasinya. Yuk simak!

Baca Juga: 10 Antivirus Terbaik Ampuh Atasi Malware di Laptop Windows & MacOS

Apa itu Malware?

Jika dilihat dari asal katanya, malware adalah singkatan dari malicious software. Secara harafiah, malware adalah program yang dibuat secara khusus untuk menyusup sehingga bisa tetap berada di dalam sebuah sistem untuk periode waktu tertentu tanpa sepengetahuan pemilik sistem tersebut. Biasanya, malware menyamarkan diri menjadi program yang bersih.

Efek dari malicious software biasa jauh lebih berbahaya bagi corporates dibanding untuk personal user. Jika malware menyerang jaringan sistem, mereka bisa menyebabkan kerusakan dan gangguan yang meluas, yang memerlukan upaya pemulihan ekstensif di dalam organisasi.

Baca Juga: Ancaman Malware Emotet: Penjelasan dan Cara Mencegahnya

Malware dapat menginfeksi komputer dengan masuk melalui email, hasil download internet, dan program-program yang sudah terinfeksi. Kebanyakan kejahatan komputer yang sering terjadi adalah pencurian informasi personal atau pembentukan sebuah backdoor ke komputer, di mana seseorang bisa mendapatkan akses ke suatu komputer tanpa izin. Software yang membantu orang-orang untuk melakukan hal-hal ini tanpa seizin pemiliknya bisa dianggap sebagai malware.

Malware juga memiliki beberapa nama lain seperti badware dan di dokumen legal, malware lebih sering disebut sebagai computer contamination (kontaminasi sistem komputer). Sehingga apabila kamu melihat kata itu, itu hanyalah cara lain untuk menyebut malware.

Baca Juga: Dewaweb, Penyedia Cloud Pertama di Indonesia Bersertifikat ISO 27001 untuk Cyber Security Operations Center (CSOC) 24×7

Jenis-Jenis Malware

Berbagai macam software berbahaya yang dapat ditemukan, terlebih di era dunia digital seperti saat ini. Dengan jenis dan kategori ancaman baru muncul, kamu harus semakin waspada aware terhadap jenis malware yang beredar.

Sebuah penelitian menemukan bahwa jenis malware yang paling umum sekarang adalah Trojans dan worms, dengan virus mengalami penurunan dalam jumlah. Sementara itu di tahun ini, malware juga ditemukan sudah menargetkan mobile devices seperti smartphones dan tablets. Bahkan, ada malware yang sudah di pre-install di devicenya sendiri.

Lalu apa saja jenis-jenis Mmalware dan bagaimana mereka diklasifikasikan? Berikut adalah beberapa jenis malware.

Virus

Virus pada software sudah ada sejak lama. John von Neumann adalah orang pertama yang melakukan penelitian akademik mengenai teori replikasi diri program komputer pada tahun 1949. Contoh pertama virus, atau apa yang bisa diklasifikasikan sebagai virus, sudah dideteksi sejak tahun 70-an.

Karakteristik utama yang dimiliki sebuah software untuk memenuhi syarat sebagai virus adalah software yang mendorong untuk mereproduksi program di dalamnya. Ini berarti jenis malware ini akan mendistribusikan salinan programnya sendiri dengan cara apapun untuk menyebar. Ciri lain yang umum terjadi adalah mereka selalu tersembunyi di dalam sistem sehingga sulit untuk mendeteksi eksistensinya tanpa program keamanan khusus yang disebut antivirus.

Baca Juga: Apa itu Email Phishing? Kenali Jenis dan Cara Menghindarinya

Pada dasarnya, virus datang tanpa diundang, bersembunyi di dalam sebuah sistem dan biasanya bekerja tanpa jejak yang jelas. Inilah yang membuat mereka sangat mematikan.Virus bersembunyi di dalam file komputer, dan komputer harus menjalankan file itu dengan kata lain, menjalankan kode itu, agar virus melakukan pekerjaan kotornya.

Pada intinya, virus tidak lain hanyalah kode atau program menular yang menempel pada software lain dan biasanya memerlukan interaksi manusia untuk diperbanyak. Ini adalah bagaimana virus diklasifikasikan lebih lanjut, tergantung pada apakah mereka berada dalam binary executables, file data, atau di boot sector dari hard drive sistem tertentu.

Baca Juga: Apa Itu Pretexting dan Bagaimana Cara Menghindarinya?

Worms

Worm adalah jenis malware yang menular. Worm adalah sebuah software mandiri yang bereplikasi tanpa menargetkan dan menginfeksi file tertentu yang sudah ada di komputer. Worms merupakan sebuah program kecil yang mereplikasikan diri di dalam komputer untuk menghancurkan data-data yang ada di dalamnya. Mereka biasanya menargetkan file sistem operasi dan bekerja sampai drive mereka menjadi kosong.

Hal yang membedakan worms dari virus adalah cara kerjanya. Virus memasukkan diri mereka ke dalam file yang sudah ada sementara worms hanya masuk ke dalam komputernya.

Baca Juga: Waspadai Ancaman Advanced Persistent Threat (APT) dan Cara Kerjanya

Worms biasa muncul melalui email dan instant messages, dan mereka membatasi aktivitasnya dengan apa yang dapat mereka capai di dalam aplikasi yang membantu mereka bergerak. Mereka menggunakan jaringan komputer untuk menyebar, bergantung pada kegagalan keamanan di komputer target untuk mengaksesnya, dan menghapus data.

Banyak worms yang dirancang untuk menyebar dan tidak berusaha untuk mengubah sistem yang mereka lewati. Tetapi bahkan cara ini memiliki kemungkinan untuk menyebabkan gangguan besar dengan meningkatkan lalu lintas jaringan. Beberapa contoh Worms adalah Melissa, Morris, Mydoom, Sasser, Blaster, and Myife.

Baca Juga: Cara Memblokir Situs Berbahaya di Google Chrome dengan Mudah

Trojan

Trojan adalah sebuah program jahat yang menyamar menjadi sebuah program yang berguna bagi komputer. Trojan disebarkan dengan menyamar menjadi software rutin yang membujuk user untuk menginstal program tersebut di PC mereka. Istilah ini sendiri berasal dari cerita Yunani kuno tentang sebuah kuda kayu yang digunakan untuk menyerang kota Troy secara diam-diam. Trojan horses di komputer juga menggunakan cara yang sama untuk menyerang komputermu.

Payload bisa apa saja, tapi biasanya berupa backdoor yang memungkinkan penyerang memiliki akses ilegal ke komputer yang terkena serangan. Trojan juga memberi penjahat cyber akses ke informasi personal pemilik komputer seperti IP address, password, dan detail akun bank.

Baca Juga: Kenali Apa itu Botnet, Jenis dan Cara Menghindarinya

Mereka bisa digunakan untuk menginstal keyloggers yang bisa dengan mudah mengambil nama akun dan password atau data kartu kredit dan memberikannya kepada penjahat cyber. Kebanyakan serangan ransomware juga dilakukan menggunakan Trojan horse, dengan menjadi rumah bagi kode-kode berbahaya di dalam data yang sebenanya aman.

Trojans sekarang dianggap sebagai malware paling berbahaya, terutama trojans yang dirancang untuk mencuri informasi finansial pemilik komputer tersebut. Beberapa jenis Trojan yang berbahaya biasa memperkenalkan softwarenya sebagai antivirus, padahal software mereka malah membawa masalah ke komputer Anda.

Beberapa contoh Trojan horses adalah Magic Lantern, FinFisher, WARRIOR PRIDE, Netbus, Beast, Blackhole exploit kit, Gh0st RAT, Tiny Banker Trojan, Clickbot.A, dan Zeus. Selain itu, di tahun 2015, ditemukan sebuah malware untuk Android bernama Shedun yang memang menargetkan mobile devices.

Baca Juga: Kenali Apa itu Scam, Jenis, Ciri Scammer dan Cara Mencegahnya

Rootkit

Rootkit adalah sebuah koleksi software yang dirancang khusus untuk memperbolehkan malware untuk mengumpulkan informasi. Jenis malware ini bekerja di balik layar sehingga pengguna komputer tidak akan curiga.

Software ini bekerja seperti backdoor untuk malware agar mereka bisa masuk dan mengganggu sistem komputer Anda. Rootkit banyak digunakan oleh hackers untuk menginfeksi sebuah sistem. Ini bisa diinstal secara otomatis atau diinstal oleh penyerang saat mereka mendapat hak administrator.

Cara mendeteksi rootkit tidaklah mudah karena jenis malware ini biasanya sering bisa menumbangkan software yang menempatkannya. Menghapus rootkit juga sama rumitnya dan dalam beberapa kasus hampir tidak mungkin, apalagi jika rootkit tinggal di dalam kernel sebuah sistem operasi. Menginstal ulang OS terkadang menjadi satu-satunya solusi untuk benar-benar menyingkirkan rootkit yang sudah advance.

Ransomware

Ransomware diidentifikasi sebagai jenis software berbahaya yang paling menghancurkan. Ransomware adalah salah satu malware yang paling advance dan terus meningkat akhir-akhir ini. Ransomware memblokir akses ke data korban, agar bisa mengancam untuk mempublikasikannya atau menghapusnya sampai uang tebusan dibayar. Lebih buruk lagi, tidak ada jaminan bahwa membayar uang tebusan akan mengembalikan akses ke data, atau mencegah penghapusan.

Jenis malware ini pada dasarnya menginfeksi sistem dari dalam, mengunci komputer dan membuatnya tidak berguna. Ransomware yang lebih sederhana dapat mengunci sistem yang mungkin sulit dibalikkan bagi kebanyakan orang, sementara ransomware yang lebih maju mengenkripsi file korban, membuat mereka tidak dapat diakses, dan menuntut pembayaran tebusan untuk mendekripsi file.

Baca Juga: 10 Kasus Serangan Hacker yang Pernah Terjadi di Indonesia

Serangan ransomware awalnya mendapat popularitas di Rusia, namun jenis penipuan ini sekarang semakin populer di dunia internasional. Mereka biasanya dilakukan dengan menggunakan Trojan yang dilengkapi dengan muatan yang disamarkan sebagai file yang sah.

Meskipun cara pemerasan digital ini telah digunakan sejak akhir 80-an, ini kembali menonjol pada akhir tahun 2013 dengan munculnya mata uang digital yang digunakan untuk mengumpulkan uang tebusan. Banyak vendor keamanan mengklasifikasikan ransomware menjadi ancaman cyber paling berbahaya – pendeteksian dan penghapusannya adalah proses yang rumit. Meskipun tersebar luas di platform PC, ransomware yang menargetkan sistem operasi mobile juga telah mengalami peningkatan.

Uang tebusan utama seperti Reveton, CryptoLocker, CryptoWall, dan baru-baru ini, serangan WannaCry 2017, tidak menyebabkan kehancuran kecil. Sementara Fusob, salah satu keluarga ransomware mobile yang paling banyak digunakan, telah menggunakan taktik menakut-nakuti untuk memeras orang untuk membayar uang tebusan.

Keylogger

Keyloggers adalah software yang menyimpan semua informasi yang diketik dengan menggunakan keyboard. Keyloggers biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan informasi yang dimasukkan dengan keyboard virtual dan device input lainnya, tetapi keyboard fisik memiliki resiko yang lebih besar akan malware jenis ini.

Keyloggers mengumpulkan informasi dan kemudian mengirimnya kepada penyerang. Penyerang kemudian akan mengeluarkan informasi sensitif seperti username dan password serta detail kartu kredit dari data-data yang dikumpulkan keyloggers.

Baca Juga: 13 Jenis Cyber Crime atau Kejahatan Online Paling Berbahaya

Grayware

Grayware adalah sebuah istilah yang pertama kali muncul di tahun 2004. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan aplikasi dan files yang tidak diinginkan, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai malware, dapat memperburuk kinerja sebuah komputer dan menyebabkan risiko keamanan. Program-program ini berperilaku menyebalkan atau tidak diinginkan, dan paling buruk, mereka memantau sistem dan memberi tahu rumah melalui telepon.

Dua jenis grayware adalah adware dan spyware. Hampir semua software antivirus komersial yang tersedia bisa mendeteksi program-program yang kemungkinan besar tidak diinginkan. Mereka juga menawarkan mode terpisah untuk mendeteksi, mengkarantina, dan menghapus malware yang menampilkan advertisements atau iklan.

Adware

Meskipun software yang didukung iklan sekarang jauh lebih umum, dan dikenal sebagai adware di beberapa kalangan, kata tersebut telah dikaitkan dengan malware untuk beberapa lama. Adware adalah program apa saja yang didukung oleh iklan, biasanya malware tersebut menampilkan iklan dalam bentuk popup dan windows yang tidak bisa ditutup.

Ini mungkin adalah malware yang paling menguntungkan dan paling tidak berbahaya, dirancang dengan tujuan khusus menampilkan iklan di komputer Anda. Penggunaan adware semakin meningkat di ponsel, khususnya, dengan beberapa perusahaan China melakukan bundling dalam adware secara default di smartphone berbiaya rendah tertentu.

Spyware

Spyware, seperti namanya, adalah software yang selalu memata-matai Anda. Tujuan utamanya adalah untuk melacak aktivitas Internet Anda agar bisa mengirim adware. Spyware juga digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang organisasi tanpa sepengetahuan mereka, dan mengirimkan informasi tersebut ke entitas lain, tanpa persetujuan dari pemilik data.

Backdoor

Backdoor adalah  software atau sistem komputer pada umumnya merupakan portal yang tidak terdokumentasi yang memungkinkan administrator masuk ke sistem untuk melakukan troubleshoot atau melakukan perawatan. Tapi itu juga mengacu pada portal rahasia yang digunakan hacker dan agen intelijen untuk mendapatkan akses ilegal.

Sebuah backdoor memiliki banyak arti. Ini bisa merujuk pada sebuah titik akses yang sah yang tertanam dalam sistem atau program software untuk administrasi jarak jauh. Umumnya backdoor jenis ini tidak terdokumentasi dan digunakan untuk pemeliharaan software atau sistem. Beberapa backdoors administratif dilindungi dengan username dan password hardcoded yang tidak dapat diubah; meskipun beberapa menggunakan kredensial yang bisa diubah.

Baca Juga: Apa itu Zero Day Attack? Pengertian dan Cara Menghindarinya

Seringkali, keberadaan backdoor tidak diketahui oleh pemilik sistem dan hanya diketahui oleh pembuat software. Built-in backdoorsadministrasi membuat kerentanan pada software atau sistem yang dapat digunakan penyusup untuk mendapatkan akses ke sistem atau data.

Penyerang juga bisa memasang backdoor sendiri pada sistem yang ditargetkan. Dengan melakukan itu, mereka bisa datang dan pergi sesuka mereka dan memberi mereka akses jarak jauh ke sistem. Malware yang terpasang pada sistem untuk tujuan ini sering disebut Trojan akses jarak jauh, atau RAT (remote access Trojan), dan dapat digunakan untuk menginstal malware lain di sistem atau mengekstrak data.

Rogue security software

Rogue Security Software, atau juga sering disebut sebagai rogue antimalware, adalah sebuah software yang terlihat seperti software bermanfaat dari perspektif keamanan, padahal tidak. Rogue Security Software menyamar sebagai software asli dan menyesatkan Anda untuk ikut serta dalam transaksi yang tidak benar.

Dengan kata sederhana, tujuan Rogue Security Software adalah menipu Anda agar percaya bahwa komputer Anda terinfeksi dengan beberapa ancaman serius, dan kemudian menipu Anda untuk menginstal / membeli software keamanan palsu.

Program ini akan mengklaim untuk membantu komputermu menyingkirkan malware, sebenarnya justru sebaliknya. Mereka akan tetap berada dalam sistem dan terus-menerus mengganggu tentang terinfeksi dan memaksa untuk membeli solusinya (misalnya, menyarankan Anda untuk meningkatkan versi gratis program tersebut ke versi berbayar). Salah satu karakteristik penting dari software ini adalah adalah mengaitkan dirinya jauh ke dalam sistem dan tidak dapat dengan mudah dihapus atau dihapus.

Browser hijacker

Browser hijacker adalah sebagai sebuah software yang tidak diinginkan yang mengubah pengaturan browser web tanpa izin pengguna. Malware ini menyebabkan penempatan iklan yang tidak diinginkan ke browser dan mungkin perubahan homepage atau search page menjadi halaman hijacker.

Pada dasarnya malware ini membuat pengguna mengunjungi website tertentu, tidak peduli apakah mereka mau atau tidak agar hijacker mendapat profit yang lebih besar dari iklan. Browser hijackers juga mungkin mengandung spyware untuk mendapatkan informasi bank dan data sensitif lainnya.

Baca Juga: Apa itu Session Hijacking? Ini Penjelasan dan Cara Mencegahnya

Anti-Malware VS Antivirus

Sebenarnya antivirus sering dipakai secara bergantian dengan anti-malware. Namun, software dari antivirus secara historis ternyata hanya menargetkan penanganannya pada sub dari kumpulan malware tertentu saja, semacam worm atau trojan versi terdahulu.

Antivirus menjadi istilah populer yang digunakan pada semua software anti-malware di tahun 90-an. Jadi, pada era awal internet digunakan oleh orang-orang, kebijakan keamanan internet tidak dikenal secara luas oleh kebanyakan pengguna baru internet. Sementara itu, malware terus meningkat kuantitas dan kualitasnya. Virus ini terus-menerus berkembang pesat karena sifatnya yang dapat menduplikasi host file dan menginfeksi perangkat apapun tanpa pandang bulu.

Karena perkembangan yang sangat pesat itu pula, ada banyak sekali para pengguna internet yang komputernya terinfeksi virus. Maka menjadi masuk akal, bila muncul banyak pula antimalware yang dikembangkan dan dijual ke pasar. Namun anti-malware pada saat itu lebih awam disebut sebagai antivirus. Hal itu menyebabkan suatu masalah, sebab jika para pengelola berfokus pada antivirus software saja, mereka jadi mengabaikan jenis-jenis malware lain yang potensial.

Inilah awal mula muncul malware-malware lain yang berbahaya semacam ransomware dan spyware yang menyebar luas. Pengembang antivirus dan anti-malware kemudian melakukan modifikasi terhadap software mereka untuk memasukkan alat pendeteksi baru, sehingga nantinya keduanya baik antivirus maupun anti-malware berkembang ke arah satu jenis perangkat saja yaitu anti-malware. Namun masih banyak kita temukan software-software antivirus yang sebenarnya hanya menangani virus-virus lama (“tua”) dan jika Anda hanya mengandalkan ini dampaknya komputer Anda beresiko.

Jadi apa itu anti-malware?

Anti-malware adalah jenis software yang di-install langsung pada komputer untuk mendeteksi dan menghapus malware dari sistem yang ada secara aktif.

Setiap saat, data atau file yang ditambahkan ke sistem pada komputer Anda akan dipindai atau di-scan oleh anti-malware yang ada. Kemudian akan dilakukan identifikasi apakah malware yang ada dari file baru tersebut dikenali atau “ramah” terhadap perangkat Anda atau tergolong malware berbahaya.

Bagaimana cara anti-malware tersebut melakukan identifikasi? Dengan tetap terhubung ke internet, kebanyakan program anti-malware ini dapat menyimpan daftar malware yang terus diperbaharui sehingga ia mampu mengidentifikasinya.

Selain itu, anti-malware dapat difungsikan sesuai jadwal untuk melakukan pemindaian berkala. Penjadwalan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian perangkat Anda yang rusak atau terinfeksi.

Jika anti-malware gagal dalam memutuskan apakah suatu file berbahaya atau tidak, maka software ini akan memasukkannya pada sandbox. Sandbox ini semacam suatu lingkungan yang benar-benar terpisah dari host operating system. Hal ini dilakukan agar program yang ada tak membahayakan host system dan anti-malware dapat menganalisa efek dari file-nya.

Kami juga sudah menyiapkan video tutorial bagaimana cara mencegah malware masuk ke komputer Anda dan website Anda. Anda bisa menontonnya di bawah ini.

Cara Mencegah dan Mengatasi Malware

Berikut kami akan memberikan beberapa cara mencegah dan menangani malware yang dapat kamu lakukan pada jenis-jenis malware yang spesifik, berikut di antaranya:

Gunakan software antivirus/antimalware

Salah satu cara mencegah dan mengatasi malware yang bisa kamu lakukan adalah menggunakan antivirus. Setiap sistem yang terhubung dengan internet harus melakukan instalasi software anti-malware dan aktifkan fungsi Firewall-nya. Lalu, lakukan scan secara menyeluruh pada sistem.

Jika yang terinfeksi adalah USB atau Flash drive dan kamu membutuhkan data-data di dalamnya, buka USB tersebut di PC dengan sistem informasi Linux/Mac. Selamatkan data-data yang diperlukan, dan format ulang USB.

Hindari klik link sembarangan

Cara mengatasi malware berikutnya adalah sebaiknya hanya mengklik link email atau lampiran saat benar-benar yakin apa isinya. Jangan mengklik link sembarangan yang ada di lampiran email.

Selain itu, kamu harus berhati-hati saat memasang software apapun di sistem kamu dan saat mengklik lampiran email atau tautan. Jika rootkit menginfeksi sistem, besar kemungkinannya jenis malware ini sulit untuk dideteksi dan dihapus. Dalam banyak kasus, kamu mungkin perlu ke hard drive lalu menghapus isinya dan mulai dari awal untuk menyingkirkan rootkit.

Berhati-hati saat menginstal software

Cara mengatasi malware selanjutnya adalah berhati-hati saat menginstal software. Pasalnya, Trojans menggabungkan social trick sehingga sangat penting untuk mendidik pengguna internet atau klien website tentang ancaman tersebut. Pengguna juga harus berhati-hati saat menginstal software baru di sistem mereka atau saat mengklik link maupun membuka attachment email. Selain itu, organisasi dapat mencegah banyak Trojans dengan security software yang memadai, seperti software anti-malware juga firewall.

Sistem operasi harus tetap up-to-date

Kamu dapat mencegah sebagian besar infeksi rootkit dengan menginstal software keamanan yang sesuai (anti-malware, firewall, log monitoring, dll.) Kamu juga perlu menjaga agar sistem operasi dan software agar tetap up-to-date atau terus-menerus mendapat pembaruan yang berguna.

Melakukan backup secara rutin

Anda dapat mengurangi serangan ransomware dengan melakukan backup komputer anda secara berkala. Lalu, update selalu versi terbaru OS pada sistem atau PC. Jika file terkunci, kamu cukup menghapus sistem dan melakukan reboot dari cadangan yang sudah disiapkan.

Selain itu, kamu harus melatih pengguna tentang ancaman tersebut, memilah software mereka seperlunya dan menginstal semua solusi keamanan yang standar atau biasa digunakan. Namun, beberapa jenis ransomware telah terbukti sangat sulit untuk dihapus sehingga banyak perusahaan dan individu terpaksa membayar uang tebusan.

Menggunakan password yang kuat

Menjaga password dengan baik adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah atau mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh keylogger. Menggunakan kata sandi yang kuat yang terus Anda perbarui secara teratur dapat membantu Anda tetap aman dari ancaman keylogger. Gantilah password anda setiap 3-6 bulan sekali. Untuk mempermudah anda mengingat password baru anda, gunakan layanan seperti LastPass atau 1Password.

Menonaktifkan pop-up

Cara mengatasi dan mencegah malware selanjutnya adalah instal anti-malware yang bisa menjalankan fungsi anti-adware. Nonaktifkan pop-up pada browser dan perhatikan proses instalasi saat menginstal software baru, pastikan untuk tidak mencentang pilihan yang akan menginstal software tambahan secara default.

Cegah Serangan Cyber dengan Dewaguard

Selain dengan mengikuti cara-cara yang kami sampaikan di atas, sebenarnya ada cara yang aman, cepat dan mudah untuk mengatasi serangan malware. Untuk keperluan korporat, kamu bisa memanfaatkan layanan cyber security dari Dewaweb, yakni Dewaguard. Dewaguard juga telah mendapat sertifikasi standar keamanan ISO27001 untuk lingkup layanan Cyber Security Operations Center (CSOC) bagi enterprise dan government.

Bagaimana cara kerja Dewaguard? Dewaguard akan melakukan pemantauan 24/7 seetiap hari dan memberikan notifikasi secara tanggap bila ada potensi ancaman. Dewaguard juga mampu melakukan backup secara rutin dan otomatis sehingga kamu tak perlu lagi mengkhawatirkan data loss yang mungkin saja terjadi ketika perbaikan dilaksanakan. Cek halaman produk Dewaguard untuk mengetahui lebih lanjut tentang layanan cyber security terbaik

Sudah Tahu Apa itu Malware dan Cara Mengatasinya?

Melalui artikel ini, kamu telah mengetahui apa itu malware, jenis-jenis dan cara mengatasinya. Malware adalah sebuah software yang dirancang dengan tujuan untuk membahayakan, menyusup, atau merusak sebuah komputer. Kamu bisa mengikuti langkah di atas untuk mengatasi malware yang berbahaya.

Bila websitemu menggunakan layanan jasa hosting, coba tanyakan apakah menyediakan fitur tambahan anti-malware. Selain itu, kamu juga perlu memastikan apakah perusahaan jasa hosting telah bersertifikat resmi ISO. Hal ini ada kaitannya dengan standar sertifikasi yang juga menilai seberapa aman suatu sistem pada perusahaan dari ancaman malware, tak hanya peretas. Dengan sertifikat berstandar internasional ini, sistem layanan hosting dari perusahaan tersebut dapat dipastikan mampu melindungi website dari malware-malware yang berbahaya.