Back-end Developer: Tugas, Skill, Gaji, & Cara Jadi Back-end Andal

Back-end Developer: Tugas, Skill, Gaji, & Cara Jadi Back-end Andal

Back-end developer adalah salah satu profesi di bidang IT yang banyak dicari oleh perusahaan. Masalahnya, banyak orang berpikir bahwa menjadi seorang pengembang back-end itu sulit karena memerlukan skill dan pengetahuan teknis tinggi sehingga peminatnya sedikit.

Padahal, masa depan pengembang back-end terbilang sangat cerah dan menjanjikan, lho! Berdasarkan data dari The US Bureau of Labor and Statistics yang dimuat di Geek for Geeks, profesi back-end developer diperkirakan akan tumbuh lebih dari 13% pada tahun 2028. Ini menunjukkan bahwa peningkatan industri e-commerce dan pengguna perangkat seluler membuka peluang yang lebih luas bagi para pengembang.

Lantas, sebenarnya apa itu back-end developer? Apa saja tugas dan skill-skill yang harus dikuasai untuk berkarier di bidang ini? Yuk, temukan semua jawabannya di artikel ini.

Apa Itu Back-end Developer?

Dalam web development, back-end developer adalah orang yang fokus bekerja di sisi server (server-side) atau bisa dibilang di balik layar. Mereka merupakan profesional yang bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara mekanisme proses data, serta menjalankan fungsi atau melakukan tindakan di situs web.

Back-end developer sendiri merupakan bagian dari web developer, yakni orang yang bergelut di bidang pengembangan web. Bagi yang belum tahu, web developer atau pengembang web ini dibagi menjadi dua jenis berbeda, yakni back-end dan front-end developer.

Tidak seperti front-end yang mengontrol segala sesuatu terkait tampilan dan interaksi pengguna, back-end developer lebih mengarah ke pengelolaan dan penyimpanan data, keamanan, serta fungsi-fungsi sisi server lainnya.

Terlepas dari itu, ada juga profesi bernama ‘full-stack developer’. Profesi ini memiliki kemampuan yang lengkap, baik front-end maupun back-end. Artinya, mereka bertanggung jawab dalam mengatur dan membangun tampilan website/aplikasi dari nol sekaligus memastikan kinerjanya selalu optimal.

Baca Juga: Perbedaan Front End dan Back End, Calon Developer Wajib Tahu

Tugas Back-end Developer

Secara umum, tugas back-end developer adalah membangun, mengelola, dan memelihara website atau aplikasi dari sisi server. Lebih jelasnya, berikut beberapa tugas yang diemban oleh seorang back-end.

1. Merancang database

Merancang database adalah salah satu tugas utama seorang back-end developer. Mereka harus paham tentang cara merancang dan mengelola basis data agar output yang dihasilkan sesuai dengan tujuan website atau aplikasi yang telah dibuat.

Dalam prosesnya, pengembang harus merancang database sedemikian rupa demi memastikan data di dalamnya tetap aman tanpa memberatkan server. Selain itu, mereka juga bertugas membuat kode untuk membantu mengomunikasikan informasi antara database dan web browser.

2. Memastikan server berjalan optimal

Selain merancang database, back-end developer juga bertugas memastikan server dapat berjalan optimal. Ini dikarenakan server sering kali menjadi penyebab terjadinya error. Misalnya, risiko downtime ketika aplikasi web diakses oleh banyak user sekaligus.

Di sinilah peran pengembang back-end diperlukan. Mereka bertanggung jawab untuk mengatasi error tersebut dan memastikan server web kembali berjalan lancar. Untuk melakukannya, pengembang harus mengecek server secara menyeluruh menggunakan scanner dan security tools yang tersedia.

3. Merancang alur website

Back-end developer bukan hanya terlibat dalam aspek teknis saja, mereka juga berperan dalam merancang alur website yang berpengaruh besar terhadap pengalaman pengguna (user experience). Mengingat tugasnya merancang alur situs, mereka wajib memiliki kemampuan coding dan logika pemrograman tingkat lanjut.

Dalam prosesnya, pengembang perlu memastikan bahwa alur yang dibuat mampu membuat user merasakan pengalaman yang lebih baik. Contohnya ketika membuat toko online, pengembang harus merancang seluruh alur, mulai dari proses pembelian produk, check out, hingga pembayaran, tanpa membingungkan user.

4. Mengatur keamanan website

Tugas back-end developer selanjutnya adalah mengatur keamanan website. Tugas ini menjadi krusial mengingat maraknya cyber crime yang terjadi, seperti SQL injection, phising, deface, dan lainnya. Oleh karena itu, pengembang back-end harus punya pemahaman yang mendalam tentang teknik-teknik hacking untuk mendukung tugasnya.

Adapun cara yang sering mereka lakukan untuk mengatur keamanan website, yakni mengimplementasikan langkah-langkah keamanan seperti validasi input, enkripsi data, user management, dan banyak lagi. Semua itu dilakukan demi menjaga seluruh data website tetap aman, termasuk informasi pengguna yang tersimpan di dalamnya.

Baca Juga: Penting! Ini 12 Cara Meningkatkan Keamanan Website Kamu

5. Coding dan melakukan testing

Back-end developer tidak lepas dari kegiatan coding. Mereka bertugas membuat kode program untuk memastikan website berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, pengembang bekerja menggunakan bahasa pemrograman sisi server, sehingga diperlukan pemahaman tentang server-side scripting.

Selain itu, mereka juga terlibat dalam tahap pengujian (testing) untuk memastikan kode yang dirancang dapat berjalan lancar dan tidak error. Pengujian ini biasanya dilakukan di tengah-tengah proses penulisan maupun setelah kode selesai ditulis.

6. Riset dan evaluasi tampilan desain website

Meskipun tidak terlibat langsung dalam pengembangan visual, namun back-end developer harus tetap berkolaborasi dengan tim front-end. Sebab, tugas ini mencakup riset dan evaluasi respons pengguna terhadap tampilan desain situs. Dengan memahami interaksi antara desain front-end dan logika back-end, mereka dapat memastikan struktur database terbaik untuk mendukung desain tampilan yang user friendly.

Baca Juga: 10 Kesalahan dalam Membuat Desain Website yang Perlu Dihindari

Skill yang Dibutuhkan Back-end Developer

Agar seorang back-end developer dapat memenuhi tugas dan tanggung jawabnya, ada beberapa skill yang harus dikuasai, antara lain:

1. Menguasai bahasa pemrograman back-end

Pengembang back-end perlu menguasai bahasa pemrograman sisi server. PHP, JavaScript, Python, ASP.NET, Java, Ruby, dan C#, adalah bahasa back-end populer dan sering digunakan oleh mereka.

Berdasarkan data dari W3Tech, PHP adalah bahasa paling populer dan paling banyak digunakan oleh developer. Tercatat, 76,5% dari semua website menggunakan bahasa ini untuk meng-handle server-nya. Adapun penggunaan ASP.NET dan Ruby, yakni sebesar 6,5% dan 5,7%.

Dari sekian banyak bahasa, menurut Indeed, setidaknya kuasailah salah satu bahasa jika ingin menjadi back-end developer. Pilihlah yang paling disukai dan bisa diakses dengan mudah. Dalam konteks ini, kemudahan akses yang dimaksud adalah memilih bahasa yang sesuai dengan spesifikasi device milikmu dan mempunyai banyak sumber untuk referensi belajar, misalnya dari buku atau Youtube.

2. Manajemen database dan server

Skill berikutnya adalah pemahaman tentang manajemen database, meliputi pembuatan, input data, edit, hapus, dan kueri lainnya. Terdapat dua jenis database yang dapat dipelajari, yakni NoSQL dan SQL. Kedua database tersebut digunakan untuk jenis data yang berbeda.

Selain database, pengembang juga harus memiliki kemampuan dalam manajemen server. Sebab, ranah back-end memang pada server, yakni bertugas menerima dan memproses request pengguna. Nah, salah satu skill yang diperlukan untuk me-manage server adalah pemahaman tentang load balancing.

3. Framework back end

Selanjutnya, back-end developer harus menguasai beberapa framework back-end. Tujuannya adalah untuk memudahkan proses membuat coding secara berulang, jadi mereka tidak perlu menyusunnya lagi dari awal.

Beberapa framework populer yang sebaiknya dikuasai oleh pengembang back-end di antaranya adalah Laravel, Codeigniter, dan Django. Semakin banyak yang dikuasai tentu akan jauh lebih baik.

Baca Juga: 5+ Rekomendasi Backend Frameworks Terbaik untuk Developer

4. API

Application Programming Interface (API) adalah protokol komunikasi yang memungkinkan aplikasi terhubung dan berkomunikasi dengan aplikasi lain. Di sini, back-end developer perlu memahami API secara mendalam agar aplikasi dapat terintegrasi dengan baik.

Dalam konteks back-end, pengembang harus membuat API dan mengatur batasan-batasan sampai mana data bisa diakses oleh API. Mereka juga akan menjaga kerahasiaan API Key dan membuat ulang API Key jika kuncinya sudah bocor. Semua itu bertujuan untuk meminimalisir risiko terjadinya kebocoran data-data penting aplikasi.

5. Keamanan website

Terakhir, skill wajib back-end developer adalah pengetahuan tentang praktik keamanan website. Keterampilan ini sangat penting dalam development karena berhubungan dengan perlindungan data sensitif dan mencegah potensi ancaman. Spesifiknya, keterampilan ini mencakup validasi input, enkripsi data, dan perlindungan terhadap serangan keamanan umum seperti SQL injection atau Cross-Site Scripting (XSS).

Perlu diingat bahwa keamanan website tidak hanya disokong dari keahlian pengembang saja, tetapi juga dari keandalan hosting yang digunakan. Oleh sebab itu, pilihlah layanan hosting andal yang keamanannya sudah teruji, seperti cloud hosting Dewaweb yang sudah dilengkapi Anti DDoS Premium dan tersertifikasi ISO 27001.

Berapa Gaji Back-end Developer?

Membahas gaji back-end developer, profesi ini ternyata memiliki penghasilan yang sangat menggiurkan, lho! Menurut survey dari Glassdoor per 20 Januari 2024, gaji rata-rata pengembang back-end Indonesia di seluruh sektor industri dan semua level (junior-senior) adalah sekitar Rp8 juta. Ini belum termasuk penghasilan tambahan dari komisi, tips, dan tunjangan-tunjangan lain, yang jika digabungkan estimasi penghasilannya bisa lebih dari Rp19 juta.

gaji back-end developer di indonesia

Bagaimana Cara Menjadi Back-end Developer?

Menjadi seorang back-end developer melibatkan pemahaman dasar, pendidikan atau kursus, pengalaman kerja, serta keterlibatan aktif dalam praktik dan komunitas pengembangan. Supaya lebih paham, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjadi back-end developer.

1. Pahami struktur data dan algoritma

Sebagian besar pemula langsung mempelajari framework tanpa memahami struktur data dan algoritma. Padahal, ini merupakan dasar penting dalam proses development. Meskipun tidak mendalam, setidaknya pelajarilah konsep dasar seperti array, linked list, tree, dan sorting algorithms, untuk membantu pemahaman tentang efisiensi kode back-end.

2. Tempuh pendidikan atau kursus yang sesuai

Untuk menjadi seorang back-end developers, kamu bisa menempuh pendidikan yang sesuai seperti jurusan yang berhubungan dengan IT, di antaranya ilmu komputer, teknik informatika, sistem informasi, dan sebagainya. Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mengikuti program pelatihan, kursus, atau bootcamp yang sesuai.

Tidak perlu ragu untuk mulai belajar bahasa pemrograman dan skill-skill back-end. Di era digital seperti sekarang, kamu bisa belajar kapan pun dan di mana pun melalui berbagai sumber, seperti blog, website komunitas, Youtube, dan banyak lagi. Faktanya, tercatat lebih dari 63% pengembang belajar secara otodidak, lho!

3. Pengalaman kerja yang relevan

Pengalaman kerja yang relevan sangat berharga dalam mengembangkan keterampilan back-end. Kamu dapat mencari peluang kerja, magang, atau proyek sampingan yang dapat memberikan ‘pengalaman real’ dalam membangun dan memelihara website atau aplikasi.

4. Praktik dan berlatih

Praktik dan berlatih secara teratur merupakan salah satu kunci dalam mengasah keterampilan. Mulailah dengan mengerjakan proyek-proyek kecil dan sederhana seperti membuat aplikasi galeri foto berbasis web, blog pribadi, website sederhana, dan lain sebagainya.

Setelah aplikasi atau website jadi, kamu bisa langsung mengutak-atik server dan database website-mu. Dengan begitu, kamu akan memiliki bayangan bagaimana pengelolaan server sebuah website.

Baca Juga: 7 Cara Membuat Website Gratis & Tanpa Coding untuk Pemula

5. Mengikuti komunitas dan acara terkait

Terlibat dalam komunitas pengembangan dan mengikuti acara terkait seperti konferensi, meet up, atau forum online, dapat memberikan banyak keuntungan. Selain menambah wawasan, kamu juga dapat berbagi pengalaman, membangun networking, dan mendapatkan kesempatan untuk belajar dari para praktisi berpengalaman.

Siap Jadi Back-end Developer?

Back-end developer adalah profesi di bidang pengembangan web yang fokus pada pengelolaan sisi server. Mereka bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara mekanisme website/aplikasi di belakang layar, seperti memproses data, menjaga keamanan, dan menyediakan fungsionalitas sisi server yang mendukung keseluruhan operasional website.

Untuk menjadi back-end developer, kamu harus menguasai beberapa keahlian berikut:

  • Bahasa pemrograman back-end;
  • Manajemen database dan server;
  • Framework back-end;
  • API; dan
  • Keamanan website.

Tunggu dulu, meskipun sudah mengasah skill-skill di atas, kamu mungkin belum siap menjadi back-end developer jika belum mencoba mengotak-atik server atau database. Nah, langkah terbaik untuk mempersiapkan diri adalah dengan membuat website sendiri dan terlibat langsung dalam praktik di server website-nya.

Untuk mendukung pembuatan website latihan tersebut, kamu bisa beli cloud hosting murah berspesifikasi andal dari Dewaweb. Hanya dengan Rp30 ribu per bulan, kamu sudah bisa menikmati paket hosting berkualitas dengan resources unlimited, termasuk database, bandwidth, email, IOPS, dan inodes. Tunggu apalagi? Yuk, coba hosting Dewaweb sekarang!