Apa itu Client Server? Pengertian, Cara Kerja & Fungsinya

Apa itu Client Server? Pengertian, Cara Kerja & Fungsinya

Client server adalah sebuah arsitektur jaringan komputer yang membagi tugas atau layanan antara penyedia layanan (server) dan penerima layanan (client). 

Model ini memungkinkan pengelolaan sumber daya dan data di satu tempat, sementara pengguna dapat mengaksesnya dari tempat lain. Dengan begitu, secara tidak langsung client server dapat meningkatkan efisiensi operasional melalui penyimpanan terpusat.

Ingin tahu lebih banyak tentang client server? Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui pengertian, fungsi, hingga jenis-jenis client server.

Baca juga: Apa Itu Server, Cara Kerja, Fungsi, dan Jenis Aplikasi Server

Apa itu Client Server?

Client server adalah model arsitektur jaringan komputer yang memisahkan tugas antara penyedia layanan dan penerima layanan. Penyedia layanan, atau server, bertanggung jawab menyimpan, memproses, dan mengelola data, sementara client meminta dan menerima data tersebut. 

Contoh penerapan client server termasuk aplikasi web dan email, yang umum digunakan oleh bisnis dan individu untuk komunikasi dan pengelolaan informasi.

Sistem client server umumnya bertujuan menyediakan layanan yang andal dan cepat kepada pengguna. Penggunaan client server ini biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk mengoptimalkan proses kerja mereka, model ini menawarkan keuntungan seperti peningkatan efisiensi dan penghematan biaya operasi.

Baca juga: Pengertian Jaringan Komputer, Jenis-Jenis, dan Topologinya

Cara Kerja Client Server

Cara kerja client server melibatkan interaksi antara dua pihak yaitu client dan server. Client mengirim permintaan ke server untuk mendapatkan data atau layanan, dan server merespons permintaan tersebut dengan mengirimkan data yang diminta. 

Proses ini dilakukan secara berulang sesuai dengan kebutuhan client dan kestabilan komunikasi dijaga oleh protokol jaringan yang aman.

Lebih detail, server biasanya menjalankan sistem operasi yang dikhususkan untuk menangani permintaan data dari beberapa client sekaligus. Nantinya, server memproses permintaan, kemudian memberikan respon sesuai dengan data yang diminta.

Fungsi Client Server

Client server memiliki beberapa fungsi yang penting dalam pengelolaan data dan layanan. Apa saja fungsi client server? Simak informasinya pada artikel ini.

1. Melindungi Data Pribadi

Salah satu fungsi utama client server adalah melindungi data pribadi. Server menyimpan data sensitif dengan protokol keamanan yang ketat. Ini mengurangi risiko akses tidak sah dan menjaga integritas data.

Penyimpanan data terpusat memungkinkan pemantauan yang lebih baik atas siapa yang mengakses informasi tersebut. Efisiensi dalam pengelolaan data juga meningkat melalui pengawasan yang terpusat.

2. Mempermudah Akses dan Pengolahan Informasi

Sistem client server mempermudah akses dan pengolahan informasi bagi pengguna. Pengguna dapat meminta informasi kapan saja dan dimana saja selama terhubung ke jaringan.

Penyediaan layanan yang cepat dan responsif meningkatkan pengalaman pengguna. Dengan sistem ini, pengolahan data menjadi lebih cepat dan akurat, menunjang efektivitas operasional.

3. Menjadi Tempat Cadangan Data

Client server juga berfungsi sebagai tempat cadangan data yang handal. Data yang disimpan di server dapat diakses kembali jika terjadi kegagalan atau kehilangan data.

Proses pemulihan data lebih mudah dan cepat melalui server yang berfungsi sebagai backup. Implementasi sistem cadangan ini penting bagi keberlanjutan bisnis dan ketersediaan informasi.

Jenis-Jenis Client Server

Terdapat beberapa jenis arsitektur client server yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tertentu, di antaranya:

1. 1-tier architecture

1-tier architecture merupakan jenis dimana client dan server berjalan pada unit yang sama. Semua proses dilakukan secara lokal tanpa memerlukan komunikasi jaringan.

Penggunaan tipe ini biasanya terbatas pada aplikasi sederhana. Ia memberikan kecepatan akses data yang baik, namun tidak ideal untuk aplikasi berskala besar.

2. 2-tier architecture

2-tier architecture melibatkan dua lapisan yaitu client dan server. Client terhubung langsung ke server untuk akses dan pengolahan data.

Jenis ini menawarkan lebih banyak kapasitas pengolahan dibanding 1-tier. Keunggulannya termasuk distribusi tugas antara client dan server yang lebih efektif.

3. 3-tier architecture

Dalam 3-tier architecture, terdapat tiga lapisan yaitu presentation tier, logic tier, dan data tier. Ini memisahkan antarmuka pengguna, logika bisnis, dan database.

Model ini meningkatkan skalabilitas dan pemeliharaan aplikasi. Struktur yang terorganisir mempermudah pengembangan dan manajemen sistem.

4. N-tier architecture

N-tier architecture mengambil konsep lebih lanjut dari 3-tier dengan menambahkan lebih banyak lapisan. Setiap lapisan menjalankan tugas spesifik seperti autentikasi dan manajemen transaksi.

Penggunaan banyak lapisan meningkatkan fleksibilitas tetapi dapat menambah kompleksitas pengelolaan. Arsitektur ini cocok untuk aplikasi besar dan terdistribusi yang memerlukan kebutuhan khusus.

Sudah Tahu Apa itu Client Server?

Client server adalah sebuah model jaringan yang efektif dalam membagi tugas antara pengirim dan penerima layanan. Salah satu fungsi utama dari client server adalah melindungi data pribadi dengan penyimpanan yang aman dan terpusat. 

Apakah kamu tertarik menggunakan VPS (Virtual Private Server) untuk memanfaatkan fungsi client server ini? Jika kamu tertarik, kamu bisa menggunakan layanan VPS dari Dewaweb yang sudah terjamin keamanannya!