Basis data atau database adalah tempat di mana kumpulan data ditampung secara terorganisir sehingga dapat diakses dan dikelola dengan mudah.
Melalui pangkalan data ini pengguna mampu dengan mudah mencari informasi, menyimpan informasi, ataupun membuang informasi.
Yuk simak artikel ini untuk memahami apa itu database, fungsi, dan jenis-jenisnya!
Apa Itu Database?
Database adalah kumpulan data yang terorganisir dan saling terhubung sehingga dapat diakses dengan mudah. Database umumnya berada pada perangkat komputer dan dikelola secara otomatis oleh Database Management System (DBMS).
Secara sederhana, database atau basis data adalah sekumpulan data atau informasi yang tersimpan secara sistematis. Database memiliki peran penting dalam perangkat untuk mengumpulkan informasi, data, atau file secara terintegrasi.
Sebagai bayangan, tentu kamu pernah mendengar istilah PDSS, bukan? Yap, Pangkalan Data Sekolah dan Siswa merupakan database dari seluruh sekolah dan siswa se-Indonesia.
Dari basis data itu kamu bisa mencari informasi apapun secara detail, terorganisir, dan terintegrasi. Mudah dipahami, kan?
Baca juga: 10 Database Terpopuler di Dunia & Contoh Penggunaanya
Fungsi Database
Fungsi database yang utama yaitu untuk menampung data secara terorganisir. Namun selain itu, database masih memiliki beberapa fungsi penting seperti berikut ini:
1. Menghindari duplikasi data
Fungsi basis data adalah untuk menghindari adanya data ganda yang tersimpan. DBMS dapat diatur supaya bisa mengenali duplikasi data ketika diinput dan kemudian memberikan notifikasi ke pengelola database.
2. Data yang terpusat
Tanpa database, data akan terpencar di berbagai penyimpanan. Dengan database, semua data bisa kamu kumpulkan dalam satu tempat saja sehingga lebih mudah dalam monitoring.
3. Menghemat biaya
Oleh karena data sudah terpusat dalam satu tempat, maka kamu tidak memerlukan tempat penyimpanan lainnya. Otomatis, ini akan membuatmu lebih hemat biaya.
Dengan menggunakan database, kamu hanya perlu satu server untuk berbagai kebutuhan data. Hemat dan efisien, bukan?
4. Dapat diakses banyak pengguna sekaligus
Database menyimpan semua data dalam satu sistem sehingga kamu tidak perlu lagi bingung bagaimana cara membagi akses.
Semua orang yang kamu izinkan dapat mengakses database tersebut secara praktis dari mana saja.
5. Memudahkan identifikasi data
Dari banyaknya data pada database, kamu dapat mengidentifikasinya dengan mudah. Caranya dengan membuat pengelompokan data atau filtering.
Jadi, ketika ada permintaan akses data, informasinya bisa diberikan dengan cepat sesuai kategori yang sudah dibuat sebelumnya.
Misalnya ketika kamu ingin mencari data tentang kemeja, kamu bisa masuk ke kategori pakaian atau fashion.
6. Meningkatkan keamanan data
Jika kamu menyimpan data penting pada banyak brankas pastinya kamu memerlukan banyak kunci.
Nah, karena database ini sifatnya terpusat, maka kamu hanya fokus pada satu kunci namun bisa dimaksimalkan dengan perlindungan berlapis. Hal ini tentu akan membuat data semakin aman.
Baca Juga: Cara Membuat Database di Hosting Dewacloud, Mudah dan Cepat!
Jenis-Jenis Database
Setelah membahas mengenai apa itu database, saatnya membahas lebih jauh tentang beberapa jenis database. Sejatinya, database terbagi menjadi lima (5) jenis:
1. Operational Database
Operational database adalah database yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data operasional secara real-time.
Database jenis ini memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Kamu bisa mengubah, menghapus, maupun menambahkan data secara langsung dan cepat.
Database operasional umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menyimpan data operasional. Seperti data karyawan yang berisi nama karyawan, informasi penggajian, hingga data pelanggan, dsb.
Adapun contoh dari operational database:
- JSON. JavaScript Object Notation (JSON) adalah format file yang menggunakan teks untuk pengiriman data. Format ini sangat umum digunakan pengguna untuk pertukaran data layaknya berkomunikasi cepat dengan melalui web browser dan web server. Sinkronisasi data bisa dilakukan secara real-time.
- XML. Extensible Markup Language (XML) adalah bahasa program markup yang memiliki aturan untuk memberikan dua kode dokumen berbeda yang bisa dibaca oleh manusia dan dibaca oleh komputer. Sinkronisasi data juga dapat dilakukan secara real-time oleh pengguna.
2. Database Warehouse
Database Warehouse adalah sistem pangkalan data yang biasa digunakan untuk pelaporan dan analisis data. Database Warehouse merupakan repositori sentral data yang terpadu dari satu atau lebih sumber yang berbeda.
Database tersebut juga menyimpan data terkini dan historis dengan satu tempat yang digunakan untuk membuat laporan analisis.
Contoh dari database warehouse:
- Microsoft SQL Server. Microsoft SQL Server adalah sistem basis data yang dibangun oleh Microsoft. Sebagai server database, sistem ini berfungsi menyimpan dan mengambil data sesuai permintaan aplikasi lainnya. Hal tersebut memungkinkan dapat berjalan baik melalui komputer yang sama atau komputer lainnya melalui jaringan internet.
Baca juga: SQL: Bahasa Pemrograman yang Berfungsi untuk Mengakses Data
3. Distributed Database
Distributed database adalah database di mana data disimpan di lokasi fisik yang berbeda atau tersebar, namun terdistribusi pada satu pusat. Seperti misalnya, Data Center.
Selain tersebar secara fisik, database jenis ini juga bisa tersebar melalui jaringan komputer yang saling terhubung.
Database jenis ini digunakan oleh perusahaan dengan sensitivitas atau kerahasiaan data yang ketat.
Contoh dari distributed database:
- Microsoft Access (Office). Melalui database ini, pengguna dapat mengimpor atau menghubungkan langsung data satu ke data yang tersimpan di database lainnya. Database ini sangat cocok digunakan pada distributed database karena penyimpanan file tidak memerlukan server database aktif sehingga bersifat portable (mudah dipindahkan).
4. Relational Database
Relational database merupakan database yang paling sering digunakan. Dinamakan relational, karena data disimpan dalam beberapa tabel yang saling berhubungan sehingga membentuk relasi.
Database jenis ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti melacak inventaris, memproses transaksi penjualan, sampai mengelola informasi pelanggan.
Adapun contoh dari relational database:
- MySQL. MySQL merupakan salah satu database terpopuler untuk berbagai tujuan seperti penyimpanan data, mengelola transaksi e-commerce, pencatatan data, dan database untuk website.
- PostgreSQL. PostgreSQL adalah aplikasi sistem manajemen database dengan kemampuan mengolah data yang lebih kompleks. Oleh karena itu, software satu ini sering digunakan pada web apps, mobile apps, hingga analytic apps.
- MariaDB. MariaDB adalah DBMS yang bersifat open source dan dibekali banyak fitur serta mempertahankan kompabilitasnya dengan MySQL. Sebut saja seperti port dan socket, definisi tabel, hingga API, dan berbagai protokol.
- MongoDB. MongoDB adalah salah satu database berjenis NoSQL yang dapat digunakan oleh developer untuk mengembangkan berbagai jenis aplikasi dan website yang bersifat terukur (scalable).
- Oracle Database. Dalam penggunaannya, sistem Oracle mengacu pada struktur memori server–side sebagai sistem area globalnya. Sistem area global dapat menyimpan cache, perintah SQL, dan informasi pengguna.
- SAP HANA. SAP HANA memiliki fungsi utama sebagai database server yang menyimpan dan mengambil data sesuai permintaan aplikasi. Database ini juga dapat melakukan analisis lanjutan seperti analisis prediksi, pemrosesan data spasial, analisis teks, dan lain-lain.
- IBM Db2. IBM Db2 memiliki multi-fungsi yang mendukung fitur relasional dan non relasional seperti JSON dan XML. IBM Db2 merupakan sistem yang dibuat untuk produk DB2 pada masing-masing sistem operasi utamanya.
- MemSQL. MemSQL adalah sistem manajemen basis data SQL terdistribusi dan in–memory. MemSQL berfungsi untuk mengompilasi SQL ke dalam kode mesin melalui proses pembuatan kode.
- Interbase. Interbase memiliki footprint yang minim, persyaratan administrasi yang hampir nol, dan arsitektur multi generasi. Interbase dapat digunakan di sistem operasi Windows, macOS, Linux, Solaris, iOS, dan Android.
- Firebird. Firebird adalah sistem SQL yang open source dan berjalan di sistem operasi Mac OS X, Windows, Linux, dan sistem operasi lainnya yang unik.
Baca Juga: Yuk, Kenali Big Data untuk Hadapi Era Digital Masa Kini
5. End-User Database
End-user database maksudnya semua data dapat diakses, dikelola, dan dikembangkan oleh pengguna. Pengguna akhir yang berhubungan langsung dengan database inilah yang disebut end-user database.
Data yang sudah berinteraksi dengan end-user biasanya data siap pakai seperti dokumen, spreadsheet, dan sebagainya.
Adapun contoh dari end-user database:
- SQLite. Berbeda dengan sistem lainnya, SQLite bukan merupakan mesin database client server. SQLite tertanam ke dalam program akhir sehingga cocok digunakan dalam mendukung penyimpanan data akhir end-user.
Baca Juga: SQL: Pengertian, Fungsi Serta Perintah Dasarnya
Tertarik Mengelola Data Menggunakan Database?
Database adalah kumpulan data yang terpusat, terintegrasi, dan terorganisir dalam satu server sehingga dapat diakses dan dikelola dengan mudah.
Adapun database ini biasanya dikelola secara otomatis oleh Database Management System (DBMS).
Dari lima jenis database, relational database merupakan yang paling banyak digunakan. Database inilah yang umum digunakan untuk membuat website, terutama dengan CMS WordPress.
Apabila kamu tertarik mengelola data dengan database, kamu dapat memilih jenis database yang paling sesuai dengan kebutuhanmu, ya.
Ohya, kamu bisa menggunakan cloud server (VPS) dari Dewaweb untuk membangun database dengan standar keamanan ISO 27001 dan 100% Uptime SLA, lho! Yuk, coba sekarang!
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat ya! Kamu juga bisa membaca kumpulan artikel informatif lainnya di blog Dewaweb.
Kamu juga dapat mengikuti program afiliasi dari Dewaweb ataupun webinar gratis dari Dewatalks. Salam sukses!