Arti, Fungsi, & Cara Kerja Debugging, Developer Wajib Tahu!

Arti, Fungsi, & Cara Kerja Debugging, Developer Wajib Tahu!

Debugging adalah suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh para developer untuk mencari letak bug atau error pada sebuah program.

Semua program seperti sebuah aplikasi, software, atau website berpotensi mengalami bug yang dapat merusak pengalaman pengguna (user).

Untuk mengatasi hal tersebut dilakukanlah proses debug sehingga developer bisa langsung menemukan di mana letak bug dan memperbaikinya.

Selain itu, masih banyak lagi alasan mengapa debugging harus dilakukan. Untuk mengetahuinya, yuk langsung simak artikel ini sampai selesai! Kamu juga akan menemukan cara kerja dan tips debugging, lho!

Apa Itu Debugging?

Debugging adalah proses mencari dan memperbaiki bug atau error pada program. Sementara bug adalah error yang menyebabkan aplikasi tidak bisa berjalan seperti yang diinginkan.

Bug bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya akibat kesalahan saat penulisan kode program. Satu kesalahan penulisan saja dapat menyebabkan error pada keseluruhan program.

Error yang terjadi akibat bug ini bisa seperti fitur tidak berjalan, gagal login, blue screen, dan sebagainya.

Itulah mengapa proses debug penting dilakukan baik sebelum dan sesudah perilisan program atau aplikasi.

Selain debugging, ada pula istilah testing. Keduanya sama-sama terkait satu sama lain dalam memastikan adanya bug atau error pada program.

Bedanya adalah testing digunakan untuk memastikan apakah ada bug atau tidak dalam program, sementara debug digunakan untuk mencari di mana letak bug tersebut.

Baca Juga: Cara Mudah Debugging Error Website dengan Inspect Element

Sejarah Debugging

Debugging berasal dari kata “bug” yang berarti serangga. Sebenarnya, pemilihan kata “bug” bukan tanpa alasan. Kata tersebut diambil dari peristiwa yang cukup unik.

Melansir American History, pada 9 September 1947, seorang ilmuwan komputer asal Amerika bernama Grace Hopper menemukan serangga yang terjebak di dalam relay komputer.

Serangga tersebut menyebabkan operasi komputer terhambat. Ia kemudian mencatat kejadian ‘bug komputer pertama’ dan menempelkan serangga tersebut di buku log komputer Harvard Mark II.

Setelah kejadian itu, kata “bug” semakin populer digunakan. Lalu pada tahun 1963, istilah debugging umum digunakan di kalangan programmer untuk mendefinisikan proses menemukan dan memperbaiki error pada sistem/program.

Baca Juga: Heartbleed Bug: Pengertian, Cara Kerja dan Tips Mengatasinya

Mengapa Debugging Harus Dilakukan?

Setelah mengetahui arti debugging, tentunya kamu sebenarnya sudah tahu alasan utama mengapa harus dilakukan, yaitu untuk mengatasi bug dalam sebuah program atau aplikasi.

Adapun beberapa alasan lainnya mengapa debugging harus dilakukan adalah:

  • Untuk mendeteksi error lebih awal. Fungsi debugging untuk mendeteksi error lebih awal sehingga proses perbaikan dapat dilakukan sedini mungkin. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan desain program lebih lanjut.
  • Untuk mengevaluasi kode program. Debugging dilakukan untuk mengevaluasi fungsi program mana yang tidak berjalan dengan baik. Selain itu, debugging juga berguna untuk mengevaluasi beberapa kode program yang tidak terpakai sehingga bisa dieliminasi.
  • Meningkatkan keamanan sistem. Debugging dapat mengidentifikasi kelemahan kode yang dijalankan agar masalah pada program bisa segera diperbaiki. Dengan memperbaiki kelemahan pada sistem, keamanan bisa ditingkatkan karena mengurangi risiko program disusupi malware melalui celah bug atau error.
  • Menghemat waktu dalam pengembangan program. Proses debugging membantu developer menghindari penggunaan kode pengujian sekali pakai yang kompleks dan proses testing yang rumit. Dengan begitu, para developer dapat menghemat waktu dan energi dalam pengembangan perangkat lunak.

Baca Juga: Rekomendasi 15+ Code Editor Gratis untuk Web Developer

Cara Kerja Debugging

Lantas, bagaimana seorang developer dapat menemukan error dalam ratusan baris kode program mereka? Simak metode berikut ini:

1. Mendokumentasikan semua bug

Cara kerja debugging diawali dengan mendokumentasikan semua issue bug. Dengan begitu, kamu akan mengetahui bugbug apa saja yang harus dituntaskan pada program tersebut.

Tahap ini dilakukan dengan tujuan menentukan skala prioritas penyelesaian bug, mengelompokkan bug yang belum diselesaikan, siap diuji, dan yang sudah lolos pengujian.

2. Mengidentifikasi bug/error

Tahap berikutnya dilanjutkan dengan mengidentifikasi error yang ada pada program. Buat daftar error yang didapatkan ketika melakukan uji coba program.

Pastikan juga proses identifikasi error pada program dilakukan secara menyeluruh sehingga nantinya tidak ada lagi bug yang masih tersisa dan proses debugging jadi lebih efisien.

Mengidentifikasi bug bisa dilakukan dengan melihat catatan log kode dan menggunakan alat debugger/mode debug dari Integrated Development Environment (IDE).

3. Menemukan lokasi error

Cara kerja debugging selanjutnya adalah menemukan letak error berada. Setelah mengidentifikasi dan membuat daftar bug, programmer perlu memeriksa kode untuk menemukan lokasi di mana error tersebut muncul.

4. Menganalisis dan membuktikan error

Setelah letak error ditemukan, proses berikutnya adalah menganalisis error untuk melakukan perbaikan.

Di tahap ini, programmer akan melakukan beberapa proses seperti automated testing, yakni teknik pengujian software untuk membandingkan output yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya.

Sebelum memperbaikinya, programmer akan melakukan uji skrip untuk membuktikan bahwa tidak ada error lainnya yang pada program.

5. Melakukan perbaikan

Setelah pembuktian error dilakukan, sampailah di tahap terakhir dalam proses debugging yakni perbaikan. Jalankan pengujian pada setiap kode yang ingin diubah.

Di beberapa kasus, programmer mengubah nilai variabel atau mengubah isi baris kode yang error untuk nantinya dieksekusi atau diuji ulang. Pengecekan ulang sangat penting dilakukan untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik.

Baca Juga: Bug Hunter: Pengertian dan Perbedaannya dengan Hacker

Tips Melakukan Debugging

Selain cara kerja di atas, ada beberapa langkah debugging yang cukup mudah dilakukan, termasuk untuk pemula. Yuk simak!

1. Mengaktifkan wp_debug

Jika kamu menggunakan CMS WordPress dalam mengembangkan aplikasi berbasis website, kamu bisa mengaktifkan wp_debug untuk proses debug. Caranya adalah:

  • Masuk ke control panel kemudian pilih “File Manager”.
  • Kemudian cari file wp-config.php. Kamu bisa mencoba cek di public_html, kemungkinan file tersebut ada di sana.

cara debugging dengan wp_debug

  • Selanjutnya buka file dan cari define( ‘WP_DEBUG’, false ).
  • Ubah value ‘false’ menjadi ‘true’ dan simpan file.

debugging dengan wp_debug (skrip)

  • Perhatikan: sesudah menemukan bug dan memperbaikinya, ubah value ‘true’ kembali menjadi ‘false’. Jika tidak dikembalikan seperti semula maka semua detail error dapat terbaca dan menjadi peluang bagi hacker.

2. Mengaktifkan error reporting pada database

Tips debug ini bisa membantumu mengidentifikasi adanya error pada database website. Langkah ini dapat dilakukan jika kamu mencurigai adanya error karena kesalahan di sisi database WordPress yang digunakan. Caranya adalah:

  • Masih dalam control panel, kemudian masuk ke menu “File Manager” lalu, buka file public_html/wp-includes/wp-db.php.
  • Cari class wpdb dan ubah value $show_errors = false menjadi true.
  • Perhatikan: Jangan melakukan debugging pada website yang sedang aktif karena pengunjung akan mendapat pesan error. Kamu bisa menggunakan website dummy atau website tempat menguji semua kode sebelum merilisnya.

3. Melihat catatan error pada file error_log

  • Masih dalam control panel, kamu bisa masuk ke menu “File Manager”.
  • Biasanya, penyedia hosting menambahkan file error log pada menu public_html.
  • Langkah ini bisa kamu lakukan ketika websitemu gagal terakses dengan menampilkan pesan 500 internal server error.

Baca Juga: Cara Mengatasi HTTP Error 500 dan HTTP Error 503

4. Manfaatkan debugging tools

Untuk meringankan pekerjaan pada proses debugging, kamu bisa menggunakan salah satu debugging tools yang tersedia.

Tools ini dapat dipergunakan baik untuk CMS WordPress, coding PHP, dan bahasa pemrograman lainnya. Berikut beberapa tools-nya:

  • Eclipse: Alat yang dapat membantu integrasi dari editor, build tool, debugger, dan alat pengembangan lainnya. Dapat digunakan pada sistem Windows, Linux, Solaris, dll.
  • Query Monitor: Plugin WordPress yang memiliki kemampuan mengaktifkan query basis data, error PHP, menghentikan editor blocks, dll.
  • New Relic: Alat premium untuk WordPress yang dapat memantau user experience, memetakan arsitektur WordPress, hingga mendeteksi anomali sebelum terjadi, dan lainnya.
  • DDD Tools (Data Display Debugger): Alat yang fokusnya menjalankan Graphic User Interface di sistem Unix.
  • GDB Tools (GNU Project Debugger): Alat debugging untuk C/C++ dalam pemrograman Unix. Alat ini juga sudah terinstal di sistem Linux.

Siap Melakukan Debugging?

Ringkasnya, debugging adalah kegiatan yang dilakukan oleh para developer untuk mencari bug atau error dalam sebuah program atau aplikasi. Proses debug ini dilakukan baik sebelum atau sesudah perilisan aplikasi.

Debug sangat penting dilakukan dalam pengembangan aplikasi karena satu error saja dapat merusak seluruh program, seperti gagal login, blue screen, dan sebagainya.

Dengan melakukan debugging, para developer bisa menemukan letak bug dan segera memperbaikinya.

Demikian artikel ini, semoga membantumu dalam memahami apa itu debugging, fungsi, cara kerjanya, hingga tipsnya.

Kamu juga bisa membaca kumpulan artikel informatif lainnya di blog Dewaweb. Jika tertarik, kamu juga dapat mengikuti program afiliasi dari Dewaweb ataupun webinar gratis dari Dewatalks yang pastinya bermanfaat untuk menambah wawasanmu seputar dunia digital dan pengembangan website. Salam sukses online!