Apa itu Flutter? Ini Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya!

Apa itu Flutter? Ini Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya!

Flutter adalah salah satu framework yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi mobile multiplatform. Keberadaan Flutter yang lintas platform ini membuatnya banyak digunakan para developer. Menurut artikel yang ditulis Joe Shesta, lebih dari 2 juta developer telah menggunakan Flutter untuk mengembangkan aplikasi yang mereka buat. 

Hal ini juga dibuktikan oleh banyaknya perusahaan besar yang telah menggunakan Flutter dalam mengembangkan mobile app mereka, diantaranya seperti BMW, Ebay, Alibaba, dan masih banyak lagi. 

Keberadaan Flutter yang kian populer membuat banyak developer yang tertarik untuk mempelajarinya. Bagi kamu yang penasaran Flutter itu apa, yuk simak artikel Dewaweb ini hingga akhir yang akan membahasnya secara lengkap!

Baca Juga: Cara Membuat Aplikasi Android Sendiri, Mudah untuk Pemula!

Apa itu Flutter?

Flutter adalah sebuah framework open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi multiplatform, seperti Android, web, iOS, Windows, MacOS, Linux, hingga Fuchsia. 

Framework ini pertama kali diperkenalkan oleh Google pada Mei tahun 2017. Dengan Flutter, developer dapat membuat aplikasi dengan latar belakang platform yang berbeda dari basis kode yang sama.

Dukungan terhadap berbagai platform membuat Flutter menjadi salah satu framework pengembangan aplikasi terpopuler dan paling banyak digunakan hingga menduduki peringkat ke-4.

Berdasarkan survey Statista, penggunaan Flutter terus meningkat dari tahun ke tahun seperti pada grafik berikut. Bahkan setelah 2 tahun dirilis, pada tahun 2019 pengguna Flutter telah meningkat sebesar 30%.

flutter adalah

Flutter memiliki dua komponen utama, yaitu Flutter SDK (Software Development Kit) dan framework UI. 

  • Flutter SDK (Software Development Kit) – merupakan kumpulan tools dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi dengan menggunakan Flutter yang terdiri dari berbagai komponen, termasuk compiler, debugger, emulator, dan berbagai library yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi Flutter.
  • Framework UI – komponen yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna aplikasi. Diantaranya menyediakan seperti widget, tombol, navigasi, dan banyak lagi yang memungkinkan developer membuat tampilan aplikasi yang menarik dan konsisten di berbagai platform.

Dengan dua komponen utama ini, Flutter dapat membantu developer dalam membangun aplikasi cross-platform yang berkinerja tinggi dengan hanya menggunakan satu basis kode. 

Baca Juga: Cara Membuat Aplikasi Game dari Nol untuk Pemula, Apa Saja?

Cara Kerja Flutter

Dalam pengembangannya, Dart adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun aplikasi Flutter. Bahasa ini dikembangkan Google dan memiliki sintaks yang mirip dengan bahasa pemrograman lain seperti JavaScript dan Java. 

Hal ini membuat Flutter mudah dipelajari oleh pengembang yang sudah memiliki pengalaman dalam bahasa-bahasa tersebut maupun bagi para pemula. Jika kamu tertarik mempelajarinya, berikut ini terdapat cara kerja framework Flutter.

  1. Developer menggunakan bahasa Dart dan widget bawaan dari Flutter untuk mengembangkan aplikasi. 
  2. Di Android, kode dikompilasi dengan mesin C++ menggunakan Android NDK (Native Development Kit), sedangkan di iOS, kode dikompilasi dengan LLVM (Low-Level Virtual Machine)
  3. Pada platform Android, kode native kemudian dikompilasi kembali dengan Dart compiler
  4. Setelah proses tersebut, kode akan disesuaikan agar bisa digunakan di lintas platform.

Baca Juga: 6 Keunggulan Fitur Bahasa Pemrograman C++ untuk Pemula

Kelebihan Flutter

Kepopuleran Flutter di lingkungan para developer tentu tidak terlepas dari tawaran keunggulan-keunggulannya. Maka dari itu, ini dia beberapa kelebihan Flutter yang menarik minat para pengembang.

1. Lebih mudah dan cepat mengembangakan aplikasi

Fitur yang disediakan oleh Flutter framework membuat pengembangan aplikasi menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini karena adanya user interface widgets yang telah dikembangkan oleh Google dengan kualitas coding yang sangat baik. Penggunaan widgets ini memudahkan pengembang dalam melakukan kustomisasi tanpa perlu membuat coding dari nol.

Selain itu, Flutter juga menyajikan fitur Hot Reload yang memungkinkan pengembang untuk melihat hasil perubahan coding secara instan. Fitur ini mempercepat proses pengembangan yang memungkinkan pengembang untuk melakukan eksperimen dalam pembuatan desain tanpa harus menunggu waktu lama untuk melihat perubahan tersebut. 

2. Adanya custom user interface yang menarik

Salah satu elemen penting dalam pengembangan aplikasi adalah tampilan dan interaksi pengguna yang menarik. Menurut situs Marketsplash.com berdasarkan penelitian dari Forester, user interface yang baik dapat meningkatkan tingkat konversi situs web hingga 200%, sedangkan user experience yang dimaksimalkan dapat meningkatkan tingkat konversi hingga 400%.

Data ini menunjukkan bahwa user interface yang menarik penting pada sebuah aplikasi, baik web maupun yang lain.

Dengan menggunakan Flutter, developer dapat dengan mudah membuat antarmuka pengguna yang menarik dan disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi mereka. 

Flutter menyediakan beragam widget yang dapat digunakan untuk membangun tampilan UI aplikasi yang menarik. Pengembang dapat mengakses koleksi widget yang sudah ada untuk digunakan dalam pembuatan aplikasi, mulai dari layout, animasi, font, navigasi, hingga efek tampilan scrolling

Widget ini dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan, memungkinkan pengembang untuk menciptakan tampilan aplikasi yang unik dengan mudah.

Baca Juga: Pengertian User Interface, Fungsi dan Karakteristiknya

3. Performa yang mirip dengan aplikasi native

Meskipun Flutter adalah aplikasi multiplatform, namun performanya hampir sama baiknya dengan aplikasi native. Hal ini karena rendering engine yang kuat dan kemampuan Flutter untuk menghasilkan kode yang dioptimalkan untuk berbagai platform. Sehingga, meskipun aplikasi dibuat untuk berbagai platform, hasilnya tetap optimal.

4. Biaya yang dikeluarkan lebih hemat

Terakhir adalah biaya yang dikeluarkan lebih hemat. Hal ini karena Flutter mendukung multi platform, sehingga pengembang tidak perlu mengembangkan aplikasi dari awal untuk setiap platform yang berbeda.

Fitur-fitur seperti UI widget, Hot Reload, data backend, aksesibilitas, integrasi platform, dan plugin juga membuat pengembangan aplikasi menjadi lebih mudah. 

Dengan kode yang bisa digunakan kembali untuk berbagai platform, hal tersebut dapat menghemat tenaga, waktu, dan biaya bagi pengembangan.

Baca Juga: Apa Itu Web Developer? Ini Jenis, Tugas, Skill, Hingga Gajinya

Kekurangan Flutter

Meski menawarkan berbagai keunggulan, framework Flutter juga masih memiliki kekurangan. Berikut ini beberapa kekurangan Flutter yang dapat dijadikan pertimbangan sebelum menggunakannya.

1. Library pihak ketiga yang belum banyak

Salah satu kekurangan utama Flutter adalah ketersediaan library pihak ketiga yang belum sebanyak platform lain. Karena masih baru, komunitas pengembangnya juga masih dalam belum begitu banyak. Sehingga ketersediaan resource code atau library untuk Flutter masih terbatas.

Library ini berisi sejumlah fungsi coding yang dapat digunakan kembali untuk mempermudah pembuatan aplikasi. Namun, sayangnya, jumlah library yang tersedia untuk pengembangan aplikasi di Flutter masih terbatas. Oleh karena itu, pengembang perlu melakukan banyak uji coba untuk mengatasi keterbatasan ini.

2. Aplikasi yang dihasilkan berukuran besar

Meskipun aplikasi yang dikembangkan dengan Flutter menunjukkan kinerja yang stabil, namun, mereka cenderung memiliki ukuran file yang besar. Sebagai perbandingan, aplikasi sederhana seperti “Hello World!” dalam aplikasi native hanya memiliki ukuran sekitar 500 KB, sedangkan dalam Flutter bisa mencapai lebih dari 4 MB. 

Kondisi ini dapat menimbulkan masalah bagi pengguna yang memiliki ruang penyimpanan terbatas di perangkat mereka. Selain itu, ukuran yang besar juga dapat mengurangi performa aplikasi, terutama pada perangkat dengan koneksi internet yang lambat. Dampaknya, pengguna mungkin akan enggan untuk memasang aplikasi yang memiliki ukuran file yang besar.

3. Perlu untuk belajar bahasa pemrograman yang baru

Salah satu tantangan dalam menggunakan Flutter adalah perlu belajar bahasa pemrograman baru, yaitu Dart. Meskipun Dart belum begitu populer dan masih sedang berkembang, banyak pengembang yang mulai menggunakannya. 

Jika kamu sudah mahir dalam bahasa pemrograman Java atau C#, mempelajari Dart mungkin tidak terlalu sulit. Selain itu, Flutter juga menyediakan tutorial video di saluran YouTube-nya untuk membantu pengembang mempelajari Flutter dengan lebih mudah. 

Meski begitu saat ini juga sudah banyak course tentang Dart dan Flutter.

Baca Juga: 10 Bahasa Pemrograman Paling Populer di Dunia

Sudah Paham Apa itu Flutter?

Flutter adalah sebuah framework open-source yang dikembangkan oleh Google untuk membangun aplikasi yang dapat berjalan di cross-platform seperti mobile, web, maupun desktop. Framework ini menggunakan bahasa pemrograman Dart yang memiliki sintaks yang mirip dengan JavaScript dan Java.

Dengan Flutter, pengembang dapat membuat aplikasi dengan single codebase yang dapat berjalan di berbagai platform, sehingga mempercepat proses pengembangan dan menghemat biaya.

Untuk membuat aplikasi kamu dapat diakses secara online, kamu memerlukan layanan hosting. Pastikan kamu menggunakan hosting yang andal seperti Dewaweb

Kamu tidak perlu khawatir tentang penurunan performa karena Dewaweb menjamin uptime 100% SLA dan kapasitas bandwidth yang tidak terbatas tanpa biaya tambahan.

Keamanan aplikasi Android kamu juga akan terjamin dengan fitur Premium Anti DDoS Protection dan Triple Data Replication. Yuk, buat aplikasi Flutter kamu dapat diakses oleh semua orang sekarang juga dan  jangan lewatkan artikel-artikel menarik di blog Dewaweb yang membahas teknologi, pengembangan aplikasi, dan berbagai tips dan trik menarik lainnya!