Dalam pengembangan software, framework adalah aspek penting yang membantu pekerjaan developer. Seperti yang diketahui, salah satu tantangan terbesar dalam proses pengembangan adalah penulisan kode yang memakan waktu cukup lama, terlebih jika kode tersebut ditulis dari awal. Alih-alih cepat, ini malah meningkatkan risiko terjadinya kesalahan.
Menurut GeeksforGeeks, frameworks memungkinkan pengembang untuk berfokus pada logika aplikasi daripada detail-detail kecil seperti menulis fungsi dasar. Dengan kata lain, adanya framework membuat seluruh proses kerja jadi lebih efisien karena sudah ada ‘template’ coding sebagai fondasinya. Selain itu, kesalahan penulisan pun akan lebih mudah diidentifikasi.
Mulai tertarik dengan frameworks? Dalam artikel ini, kami akan jelaskan apa itu framework lengkap dengan fungsi dan jenis-jenisnya. Yuk, simak pembahasannya sampai akhir!
Pengertian Framework
Kerangka kerja atau framework adalah struktur yang terdiri dari kode-kode generik untuk membantu pengembangan software. Dalam hal ini, frameworks menjadi semacam “fondasi” yang mempermudah penulisan baris kode sehingga developer tidak perlu memulai proyek dari nol.
Bayangkan jika kamu membangun sebuah rumah dengan tangan kosong. Tentu sangat merepotkan dan memakan banyak waktu, bukan? Nah, frameworks dapat dianalogikan sebagai alat bantu seperti sekop, pengaduk semen, cetakan, dan alat lainnya yang berguna untuk mempermudah pekerjaan dan mempercepat proses pembangunan rumah.
Lalu, apakah framework itu penting?
Penggunaan framework menjadi penting karena dapat menghemat waktu dan meminimalisir risiko kesalahan. Kerangka kerja ini menyediakan struktur yang jelas guna mempermudah developer melakukan debugging, menghindari duplikat kode, serta menyusun kode yang lebih bersih, aman, dan mudah beradaptasi.
Melansir laman Sencha, kerangka kerja juga memberikan keuntungan dalam standardisasi gaya dan layout (tata letak) aplikasi. Pengembang dapat menjaga konsistensi antar halaman beserta fitur-fitur aplikasi sehingga menu navigasi yang rumit menjadi lebih sederhana. Alhasil, pengalaman pengguna (user experience) pun meningkat.
Fungsi Framework
Setelah memahami apa itu frameworks, kamu juga perlu mengetahui fungsi penggunaannya. Berikut ini adalah fungsi framework untuk software development:
1. Proses pengembangan jadi lebih mudah
Seperti yang telah dibahas di atas, satu fungsi framework adalah untuk mempermudah development. Kerangka kerja memiliki code libraries, module, dan pedoman lengkap yang sudah ditulis sebelumnya untuk pengembang. Dengan begitu, developer tidak perlu lagi membuat semuanya dari awal.
2. Mempermudah proses debugging dan pemeliharaan aplikasi
Kerangka kerja menyediakan mekanisme yang mempermudah proses debugging dan pemeliharaan aplikasi. Developer dapat menggunakan fitur-fitur bawaan seperti logging, error handling, dan tools lainnya untuk mengidentifikasi serta memperbaiki bug yang ditemukan.
Selain itu, kerangka kerja juga menyediakan fitur untuk mengorganisir dan menyederhanakan kode program. Ini memungkinkan developer untuk memperbarui aplikasi tanpa harus repot menulis ulang atau mengubah seluruh kode di dalamnya.
3. Memperpendek kode
Setiap kerangka kerja hadir dengan template kode standar yang dapat digunakan langsung pada aplikasi. Ini akan membantu developer untuk menulis kode yang lebih pendek dan efisien. Jadi, selain menghemat waktu, kerangka kerja juga dapat mengoptimalkan kinerja tim secara keseluruhan.
4. Meningkatkan kecakapan database
Framework membuat pengkodean menjadi lebih terstruktur serta terhindar dari repetisi atau duplikasi kode. Alhasil, pengembang akan memiliki kode yang lebih ringkas dan mudah dipelihara, di mana hal ini mampu meningkatkan kecakapan database.
5. Memperkuat keamanan
Framework umumnya memiliki fitur keamanan standar seperti SQL Injection Prevention dan Cross-Site Scripting (XSS) Prevention. Selain itu, kerangka kerja juga memberikan pedoman keamanan bawaan untuk memastikan aplikasi selalu aman dan lebih kuat terhadap serangan.
Meskipun menawarkan banyak keuntungan, framework juga sama seperti teknologi lain yang belum sempurna dan memiliki kekurangan. Berikut ini beberapa kekurangan framework:
- Ada keterbatasan framework: Beberapa kerangka kerja mempunyai batasan-batasan tertentu yang tidak bisa diubah, sehingga kamu harus mengikuti standar yang ditetapkan pada framework tersebut.
- Mempelajari framework, bukan bahasa pemrogramannya: Kerangka kerja terlahir untuk menangani pekerjaan berat, sehingga bagian-bagian yang lebih dalam terkait sistem aplikasi mungkin tidak tersentuh sama sekali. Oleh karena itu, terlalu bergantung pada kerangka kerja mungkin dapat mengaburkan sebagian pembelajaran tentang bahasa pemrograman.
- Tambahan yang tidak perlu: Sebagian besar kode yang disertakan dalam kerangka kerja mungkin tidak relevan, terutama ketika mengembangkan aplikasi berbasis web. File dan kode tambahan yang tidak diperlukan bisa berdampak buruk terhadap kinerja aplikasi dan kerangka itu sendiri.
Jenis-Jenis dan Contoh Framework
Berdasarkan aplikasi dan metode implementasinya, kerangka kerja terbagi menjadi tiga jenis berbeda, yakni web aplikasi, mobile development, dan data science. Supaya lebih paham, silakan simak penjelasan dan contoh framework-nya di bawah ini.
1. Framework web aplikasi
Framework web aplikasi adalah kerangka kerja yang dirancang khusus untuk membantu pengembangan sistem online, di antaranya termasuk API, website, dan aplikasi berbasis web. Contoh framework jenis ini di antaranya:
- Angular
- Rails
- Express
- Django
- Laravel
2. Framework mobile development
Framework mobile development adalah jenis yang digunakan untuk membantu pembuatan layanan dan aplikasi mobile, baik secara native, hybrid, maupun cross-platform. Contoh framework populer untuk mobile development meliputi:
- Flutter
- React Native
- NativeScript
- Ionic
- Xamarin
3. Framework data science
Terakhir, ada framework data science yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis dataset besar, termasuk pengembangan Artificial Intelligence (AI). Wajar saja, kerangka kerja ini pada dasarnya memang berkaitan erat dengan algoritma, statistika, dan metode ilmiah. Berikut contoh framework-nya:
- TensorFlow
- PyTorch
- Scikit-Learn
- Apache Spark
Sudah Paham Apa Itu Framework?
Framework adalah kerangka kerja yang digunakan untuk meringankan beban kerja dan mempercepat proses pengembangan perangkat lunak. Berperan sebagai fondasi, kerangka kerja ini menyediakan struktur-struktur dasar yang membantu developer untuk mengembangkan software tanpa harus memulainya dari nol.
Framework memiliki beberapa fungsi penting, seperti mempermudah proses pengembangan, debugging, dan pemeliharaan aplikasi. Selain itu, penggunaan framework juga dapat memperpendek kode, meningkatkan kecakapan database, serta memperkuat keamanan aplikasi.
Itulah pembahasan seputar frameworks yang dapat kami sampaikan. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, ya!