Mengenal Pengertian Spoofing & Jenisnya yang Perlu Diwaspadai

Mengenal Pengertian Spoofing & Jenisnya yang Perlu Diwaspadai

Spoofing adalah salah satu aksi serangan siber yang berbahaya dan perlu diwaspadai. Pasalnya, serangan ini dapat menyebabkan banyak kerugian baik dalam segi finansial, pencurian identitas, hingga pelanggaran privasi.

Seiring kemajuan teknologi, era di mana internet menjadi suatu hal yang lumrah bagi setiap orang membuat insiden spoofing semakin meningkat. Bahkan, ID-CERT dikabarkan telah menerima 120 ribu laporan terkait kasus cyber crime yang ditujukan ke berbagai sektor, termasuk Internet Service Provider (ISP), perbankan, pendidikan, dan instansi pemerintah.

Lalu, sebenarnya apa itu spoofing? Yuk, pahami lebih lanjut tentang berbagai jenis spoofing dan cara menghindarinya di artikel ini. Pastikan simak sampai akhir agar kamu tidak menjadi korban serangan ini, ya!

Baca Juga: 13+ Jenis Cyber Crime atau Kejahatan Online Paling Berbahaya

Apa itu Spoofing?

Spoofing adalah salah satu bentuk kejahatan siber berupa tindakan penipuan di mana pelaku menyamar sebagai entitas yang sah untuk meyakinkan korban. Tindakan ini sering kali melibatkan perubahan satu huruf atau karakter sehingga terlihat mirip dengan entitas asli. Misalnya, email dengan domain “netflix.com” disamarkan menjadi “netffix.com”.

Pada dasarnya, spoofing ini mirip dengan phising di mana saluran internet dan komunikasi menjadi media paling ideal untuk melancarkan serangan. Dalam konteks ini, media yang dimaksud meliputi email, website, SMS, dan IP address.

Meskipun terlihat sama, namun spoofing sebenarnya jauh lebih berbahaya daripada phising. Selain mencuri data, sebagian besar kasus spoofing selalu mengirimkan malware yang berpotensi merusak website, sistem operasi, dan perangkat target.

Baca Juga: Apa itu Malware? Pengertian, Jenis dan Cara Mengatasinya

Jenis-Jenis Spoofing

Serangan spoofing dapat terjadi dalam berbagai bentuk berdasarkan media atau teknologi yang digunakan. Berikut ini adalah jenis-jenis spoofing yang perlu diketahui:

1. ARP Spoofing

Address Resolution Protocol atau ARP spoofing adalah jenis serangan berupa pengiriman pesan ARP palsu melalui jaringan lokal. Ini bertujuan untuk menautkan MAC address pelaku dengan IP address yang sah, sehingga mereka dapat mengubah dan menghentikan data yang dikirim ke alamat IP tersebut.

Baca Juga: Pengertian ARP (Address Resolution Protocol) dan Cara Kerjanya

2. MAC Spoofing

Setiap adaptor jaringan memiliki MAC address unik dan berbeda-beda. Dalam MAC spoofing, yang dilakukan oleh pelaku adalah memanfaatkan celah pada driver perangkat keras untuk mengubah MAC address tersebut. Alhasil, mereka dapat mencuri data atau memasukkan malware ke dalam jaringan.

Baca Juga: Cara Cek MAC Address di Berbagai Perangkat

3. IP Spoofing

Selanjutnya, IP spoofing adalah pemalsuan IP address yang dilakukan untuk menyembunyikan identitas serta menyamar sebagai pengguna yang sah. Melalui serangan ini, mereka dapat memodifikasi header dan menambahkan DoS yang berpotensi mengganggu jaringan.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu IP Address, Fungsi, Cara Kerja, dan Jenisnya

4. DNS Cache Poisoning (DNS Spoofing)

DNS cache poisoning atau DNS spoofing adalah jenis serangan di mana pelaku memanfaatkan celah pada cache server DNS. Tindakan ini bertujuan untuk memanipulasi logika pemetaan nama domain ke IP address tertentu. Sehingga, korban berisiko membuka replika berbahaya dari domain yang dituju.

Baca Juga: Apa Itu DNS? Fungsi, Cara Kerja, Keunggulan, dan Jenisnya

5. Email Spoofing

Jenis lain dari spoofing adalah email spoofing, yakni salah satu bentuk kejahatan siber yang dilakukan melalui email. Ketika menjalankan aksinya, pelaku memalsukan alamat pengirim untuk membuat email terlihat seperti berasal dari sumber terpercaya. Tujuannya bervariasi, namun yang paling umum adalah menipu, mencuri informasi sensitif, atau menyebarkan malware.

6. Website Spoofing

Sesuai namanya, website spoofing merupakan aksi kejahatan online di mana pelaku membuat situs web baru dengan meniru tampilan website aslinya. Jika dikombinasikan dengan email phising atau spoofing yang menarik, korban bisa saja terkecoh dan memberikan informasi sensitif seperti username, kata sandi, bahkan nomor kartu kredit.

7. Caller ID Spoofing

Caller ID spoofing merupakan jenis yang menerapkan skema kuno, yakni pelaku mengeksploitasi celah pada peralatan telekomunikasi. Mereka memalsukan caller ID untuk menyembunyikan identitas serta menyamar sebagai pihak terpercaya agar korban tertipu dan mau mengikuti arahan mereka.

8. Text Spoofing

Berbeda dengan caller ID spoofing, serangan jenis ini lebih mengarah ke penggunaan pesan teks atau SMS untuk menipu target. Text spoofing dilakukan dengan cara mengganti ID pengirim pesan menjadi nama brand atau perusahaan. Dengan begitu, pesan yang dikirimkan pelaku akan ditampilkan sebagai string alfanumerik (nama perusahaan), bukan nomor telepon seperti pada umumnya.

9. Extension Spoofing

Extension spoofing merupakan jenis serangan di mana pelaku memanipulasi ekstensi file sehingga terlihat sebagai file yang aman. Misalnya, file bernama “jadwal pekerjaan.docx.exe” akan tampak seperti dokumen biasa dan bahkan memiliki ikon yang sama dengan dokumen Word.

10. GPS Spoofing

Dalam GPS spoofing, pelaku mengirimkan sinyal GPS palsu untuk menipu perangkat penerima dan mengganggu sistem navigasi agar tidak akurat. Selain membuat seseorang “nyasar”, aksi ini juga sering kali dipakai di tingkat negara untuk menggagalkan pengumpulan intelijen hingga menyabotase fasilitas militer.

11. Facial Spoofing

Pengenalan wajah merupakan sistem otentikasi yang banyak dipakai saat ini, baik di smartphone, laptop, aplikasi, hingga menandatangani dokumen penting. Dalam facial spoofing, pelaku memanfaatkan celah pada sistem pengenalan wajah dengan berbagai metode, di antaranya termasuk penggunaan gambar, video, atau model 3D wajah korban yang dimodifikasi.

Baca Juga: Two Factor Authentication (2FA): Pengertian dan Cara Kerjanya

Cara Menghindari Spoofing

Spoofing adalah ancaman siber yang terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Maka dari itu, penting untuk mengetahui cara menghindari spoofing agar tidak menjadi korban selanjutnya seperti pada pembahasan di bawah ini.

  • Gunakan SSL: Cara menghindari spoofing yang pertama adalah menggunakan Secure Socket Layer (SSL). SSL memiliki enkripsi 256 bit untuk melindungi transfer data antara server dan pengguna, sehingga komunikasi menjadi lebih aman dari penyadapan atau modifikasi pihak ketiga.

Baca Juga: Apa itu SSL untuk Keamanan Website? Ini Pengertiannya!

  • Gunakan proteksi antivirus: Menginstal program antivirus dapat membantu mendeteksi dan mencegah malware yang mungkin dipakai dalam spoofing. Fitur-fitur seperti proteksi real-time, pemindaian otomatis, atau lainnya cukup efektif dalam melindungi perangkat dari serangan ini.

Baca Juga: 13 Antivirus Terbaik untuk Lindungi Laptop Windows & Mac OS

  • Rutin mengganti password: Meskipun terdengar sepele, namun mengganti kata sandi secara rutin merupakan salah satu cara menghindari spoofing yang cukup efektif. Buatlah password yang kuat dan sulit ditebak seperti penggunaan huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol.
  • Lakukan enkripsi dan autentikasi: Selain enkripsi menggunakan SSL, pastikan juga untuk menerapkan metode autentikasi yang kuat. Misalnya, penggunaan two factor authentication (2FA) untuk memverifikasi identitas user melalui dua cara yang berbeda.

Baca Juga: Apa itu Enkripsi? Manfaat, Cara Kerja, dan Contohnya

  • Waspada saat klik tautan: Sebelum mengklik link atau tautan, sebaiknya periksa arah URL-nya terlebih dahulu dengan mengarahkan kursor ke atasnya. Selain itu, pastikan juga situs yang dituju sudah menggunakan sertifikat SSL atau HTTPS.

Sudah Tau Apa itu Spoofing?

Spoofing adalah serangan siber di mana pelaku menyamar sebagai entitas asli untuk menipu, mencuri data, dan mengganggu atau merusak sistem perangkat korban. Setiap jenis spoofing di atas memiliki cara kerja yang berbeda, namun semuanya bertujuan untuk mengecoh korban agar mereka percaya sedang berkomunikasi dengan entitas yang sah.

Selain spoofing, sebenarnya ada banyak jenis serangan siber lainnya yang juga berbahaya. Nah, untuk mengetahui lebih banyak informasi seputar cyber security, kamu dapat eksplor dan baca artikel lainnya di blog Dewaweb. Di sini, kamu bisa belajar berbagai topik terkait keamanan siber seperti application, network, server, dan cloud security.