Mengenal Subdomain: Fungsi, Jenis, Hingga Cara Membuatnya

Mengenal Subdomain: Fungsi, Jenis, Hingga Cara Membuatnya

Layaknya organisasi, domain juga mempunyai struktur yang terbagi menjadi tiga, yaitu Top-Level Domain (TLD), Second-Level Domain (SLD), dan Subdomain. Kali ini, kamu akan mengetahui lebih mendalam tentang apa itu subdomain mulai dari fungsi, jenis-jenis, contoh hingga cara membuatnya. Simak yuk!

Apa Itu Subdomain?

Pada sebuah website, subdomain dapat ditemukan tepat sebelum titik pertama pada domain. Contohnya, dalam domain www.dewaweb.com maka subdomainnya adalah “www.” sementara “.com” merupakan ekstensi domain.

Baca juga: Rekomendasi Ekstensi Domain untuk Keperluanmu

Seperti rumah, subdomain adalah “ruangan” yang terdapat dalam suatu rumah, yang dapat kamu hias sedemikian rupa. Dalam konteks website, subdomain dapat kamu gunakan sebagai tempat lain yang bisa kamu isi dengan konten yang berbeda dengan konten pada domain utama.

apa itu subdomain struktur domain

Baca Juga: Memahami Perbedaan Domain dan Subdomain Serta Contohnya

Fungsi Subdomain

Selain berfungsi untuk memisahkan konten tertentu dari website di domain utama, subdomain juga bisa digunakan untuk:

  • Mengelola website agar lebih terorganisir. Kamu dapat memanfaatkan subdomain untuk lebih melayani pelanggan dengan membuat website khusus tanya jawab soal produk yang kamu jajakan di domain utama.
  • Membuat produk berbeda dari domain utama. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, subdomain dapat digunakan untuk membuat konten yang sangat berbeda dari konten pada domain utama namun masih saling terkait.
  • Menguji website baru. Kamu dapat memanfaatkan subdomain untuk membangun ulang website tanpa harus mengganggu operasi pada domain utama.
  • Meluncurkan website dalam bahasa berbeda. Kamu bisa meng-online-kan website yang berbeda untuk berbagai wilayah lain. Misalnya, my.websiteku.com untuk bahasa Malaysia.
  • Membuat website versi mobile. Kamu bisa menambahkan subdomain seperti m.websiteku.com supaya tampilan dan fungsi website tetap optimal saat diakses melalui ponsel.

Jenis Subdomain

Tergantung apa kebutuhanmu, ada beberapa nama subdomain yang sering digunakan oleh para pemilik website, seperti untuk blog, toko, informasi terkini, dan sebagainya. Kamu bisa melihat rekomendasi beberapa jenis contoh subdomain berikut:

  • Blog
    Untuk menambahkan halaman blog yang berisi trivia, tips dan trik, atau informasi soft-selling terkait produkmu.
  • Store
    Bisa digunakan sebagai toko jika website utamamu tidak secara eksplisit digunakan untuk berdagang.
  • News
    Biasanya, subdomain yang satu ini digunakan oleh website amal untuk memberikan informasi terbaru terkait kampanye sosial yang sedang berjalan. Tapi, kamu juga bisa menggunakannya sesuai keperluanmu.
  • Events
    Berfungsi sebagai halaman untuk menyajikan informasi terkait acara yang pernah, sedang, atau akan dilaksanakan oleh brand atau komunitasmu.
  • Info
    Selain menyajikan informasi mengenai brand atau produk, kamu juga boleh menempatkan kontak berupa email, alamat, dan nomor telepon di sini.
  • FAQ
    Agar pengunjung atau calon pelanggan tidak menanyakan hal yang kerap ditanyakan oleh pengunjung lain, kamu bisa menempatkan subdomain “FAQ” di bagian bawah website utama.
  • Contact
    Jika membuat subdomain ini, manfaatkan sebaik mungkin dengan mengisi informasi tentang dirimu atau brand-mu, kamu juga bisa membuat berbagai akun di media sosial dan tambahkan ke sini.
  • Promo
    Halaman ini bisa digunakan jika kamu memutuskan untuk membuat promo di website-mu. Selain terlihat lebih eksklusif, pengunjungmu juga tidak kesulitan mencari informasi terkait promo yang sedang berlangsung.
  • Katalog
    Jika kamu ingin menaikkan SEO dari halaman katalog produk, sebaiknya isi informasi di katalog selengkap mungkin menggunakan kata kunci yang tepat dan relevan.
  • id./en.
    Jenis yang satu ini berguna jika website-mu dipublikasikan dalam lebih dari satu bahasa, misalnya bahasa Inggris dan Indonesia.

Cara Membuat Subdomain

Setelah mengetahui apa itu subdomain, fungsi, dan jenis-jenisnya, sekarang kamu akan mempelajari bagaimana cara membuatnya. Tapi sebelum itu, kamu harus beli hosting terlebih dulu. Jika sudah, ikuti langkah berikut:

  • Pastikan kamu sudah login ke cPanel.
  • Klik “Subdomains” di section Domainsapa itu subdomain
  • Buat nama subdomain sesuai keinginanmu dan pilih domain yang akan ditambahkan, lalu klik “Create”.apa itu subdomain create
  • Selesai, sekarang kamu sudah dapat mengisi halaman subdomainmu.
    apa itu subdomain jadi
  • Jika kamu ingin menghapus subdomainmu karena periodenya sudah habis atau salah ketik, kamu bisa menghapusnya dengan mengklik “Subdomain di section Domains, lalu klik “Remove” di barisan subdomain yang ingin dihapus.
    apa itu subdomain remove

Sementara jika cPanel kamu menggunakan tema Jupiter, tutorial membuat subdomain bisa kamu temukan di artikel Cara Membuat Subdomain di cPanel Hosting dengan Mudah.

Baca Juga: Cara Membuat Custom Subdomain di Blogger dengan Mudah

Subdomain, Add-on Domain, dan Parked Domain

Subdomain sering kali dianggap sama dengan add-on domain dan parked domain. Agar kamu tidak salah membedakan, kamu harus tahu apa definisi keduanya.

Add-on domain sama seperti ‘add-ons’ atau permintaan tambahan ketika kamu membeli sesuatu. Artinya, dalam satu akun hosting, kamu bisa menambah domain-domain lain yang mungkin tidak ada hubungannya dengan website utamamu.

Add-on domain bisa dalam bentuk subdomain atau nama domain baru selama masih dalam satu akun hosting yang sama.

Di sisi lain, ada pula parked domain yang berguna untuk “memarkirkan” domainmu agar tidak disalahgunakan oleh pihak tertentu.

Misalnya kamu mempunyai website bisnis cikenblekpaper.com, agar tidak disalahgunakan oleh orang lain, kamu juga membeli domain cikenblekpaper.id dan cikenblekpaper.co.id.

Nantinya, jika ada pengunjung mengetik salah satu dari kedua domain tambahan ini, mereka akan diarahkan ke website utama, yaitu cikenblekpaper.com.

Baca Juga: Perbedaan Antara Sub-Domain, Parked Domain, dan Add-on Domain

Perbedaan Subdomain dengan Subdirectory

Subdirectory adalah penempatan “ruang” pada website untuk membedakan fungsi tiap halaman di website. Subdirectory biasanya ditempatkan setelah alamat website yang ditandai dengan garis miring, misalnya cikenblekpaper.com/blog.

Secara garis besar, subdirectory mempunyai kegunaan yang sama dengan subdomain, yaitu untuk mengkhususkan halaman tertentu di website. Namun, ada beberapa perbedaan fungsi berdasarkan jenis website hingga keperluan SEO antara keduanya

Baca Juga: Rekomendasi Ekstensi Domain untuk Keperluanmu

Pertama, yaitu peletakan nama. Tentunya kamu menyadari bahwa nama sebuah halaman subdomain terletak di sebelum nama domain, seperti “store.cikenblekpaper.com” sedangkan pada subdirectory, nama halaman terletak setelah alamat website.

Selain itu, alasan penggunaan subdomain atau subdirectory tergantung pada jenis website-mu. Jika website-mu digunakan sebagai portfolio tapi kamu juga ingin menjual hasil karyamu, kamu bisa menggunakan subdomain “store”. Namun jika website-mu memang untuk berjualan, halaman “store” bisa kamu jadikan sebagai subdirectory.

Baca Juga: 7+ Kelebihan Domain ID Dibandingkan Domain Lain

Jadi, gunakan subdirectory jika topik halaman yang hendak kamu buat masih sangat relevan dengan website-mu dan kamu bisa menggunakan subdomain jika ingin membuat halaman yang tidak terlalu relevan dengan website-mu. Ingat, hal ini bukanlah suatu keharusan sehingga semua keputusan kembali pada dirimu sendiri.

Salah satu bahan pertimbangan saat memilih menggunakan subdirectory atau subdomain adalah kebutuhan SEO. Agar memperjelas pemahamanmu, subdomain sama saja seperti membuat domain baru sedangkan subdirectory hanya seperti menambahkan folder baru di website-mu.

Jadi, jangan heran jika terkadang sebuah subdomain mempunyai peringkat lebih tinggi di Google SERP ketimbang domain utama, karena hal itu dapat disebabkan oleh kontennya yang lebih ramah SEO dan direkomendasikan oleh Google sehingga dapat menarik banyak pengunjung.

Jadi, Apa itu Subdomain?

Secara singkat, subdomain adalah bagian dari domain yang terletak sebelum titik pertama dalam struktur URL website. Contoh dari subdomain adalah “www.” pada www.dewaweb.com, sementara “dewaweb” adalah nama domain dan “.com” adalah ekstensi domain.

Fungsi utama subdomain adalah membuat “halaman” berbeda dengan konten yang berbeda namun masih dalam satu domain yang saling terikat. Untuk jenisnya, subdomain dapat disesuaikan dengan kebutuhanmu, entah untuk blog, toko, informasi terkini, dan sebagainya.

Selanjutnya, perbedaan subdomain dengan subdirectory dapat dilihat secara sekilas pada URL websitenya. Jika subdomain terletak di awal, maka subdirectory terletak di belakang slash atau garis miring (/). Contohnya adalah /blog pada www.dewaweb.com/blog.

Sementara add-on domain dan parked domain tentu berbeda dari subdomain. Jika fungsi subdomain adalah untuk membagi halaman website, add-on domain dan parked domain berfungsi untuk menambahkan domain namun tetap mengarahkan ke halaman utama website yang sama.

Setelah membaca artikel ini sampai tuntas pastinya kamu sudah mengerti lebih dalam tentang apa itu subdomain bukan? Kamu juga dapat menambah ilmu dengan membaca artikel informatif lainnya di blog Dewaweb atau mengikuti webinar seputar digital marketing di Dewatalks. Salam sukses!

Asset Blog Dewaweb
Tristin Hartono

Tristin is one of Dewaweb Team, a writer who's into philosophy, movies, and series. She's formerly a communication student with 'broadcasting' as her interest sub-major. She is now encouraging people to succeed online through her writings on Dewaweb.