Apache adalah salah satu web server open-source populer yang bisa digunakan secara gratis. Software yang memiliki nama resmi ‘Apache HTTP Server’ ini merupakan web server tertua namun tetap eksis dan masih banyak dimanfaatkan sampai sekarang. Bukan tanpa sebab, software ini memang menawarkan sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh web server lain.
Lantas, apa itu web server Apache dan bagaimana cara kerjanya? Bagi kamu ingin mengenal Apache lebih jauh, di artikel ini Dewaweb telah merangkum semua informasi yang kamu butuhkan terkait web server tersebut. Simak pembahasannya sampai akhir, ya!
Apa Itu Apache?
Secara garis besar, Apache adalah sebuah software web server yang berfungsi untuk menghubungkan server dengan browser yang digunakan oleh pengguna. Web server ini masih bersifat open-source sehingga dapat digunakan oleh siapapun secara free alias gratis. Jika kamu mengakses situs melalui URL kemudian tampilan website-nya muncul, mungkin saja itu adalah hasil dari Apache.
Apache mulai diperkenalkan pada tahun 1995 oleh Apache Software Foundation. Awalnya, software ini dikembangkan agar dapat menjadi web server yang mampu dikelola oleh operating system modern seperti Windows dan Unix.
Satu tahun setelah perilisannya, popularitas Apache semakin tinggi dan masih dipercaya oleh banyak user hingga detik ini. Alasannya bervariasi, namun yang jelas software ini memang menyediakan web server yang dapat dikembangkan secara mudah, efisien, dan aman.
Membahas popularitas Apache, software satu ini cukup mendominasi penggunaan web server dari keseluruhan website yang ada di internet. Berdasarkan data dari Hexometer, Apache berada di peringkat kedua setelah Nginx dengan persentase 34,9%.
Baca Juga: 10 Aplikasi Web Server Terbaik Untuk Deployment Website
Bagaimana Cara Kerja Apache Web Server?
Seperti yang telah Dewaweb singgung bahwa Apache adalah sebuah software atau perangkat lunak, bukan berbentuk fisik layaknya server pada umumnya. Hal ini bertujuan agar server mampu membuat koneksi antara browser dan server sekaligus melakukan transfer data. Selain itu, Apache berfungsi cukup baik di server Windows maupun Unix sehingga menjadikannya sebagai web server lintas platform.
Cara kerja Apache juga tidak jauh berbeda dengan software serupa lainnya, yakni menerima dan merespon request yang diterima. Misalnya, ketika seseorang mengakses sebuah halaman, browser akan mengirimkan request menuju server. Nah, Apache selaku web server berperan untuk menanggapi request tersebut dengan memuat semua file yang diminta seperti teks, gambar, video, dan sebagainya.
Server Apache dibekali dengan sejumlah modul tertentu untuk menambah fungsionalitasnya. Sebut saja seperti mod_ssl untuk dukungan koneksi SSL dan TLS, modul MPM untuk menangani mode multi-processing, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: 13 Rekomendasi Framework PHP Terbaik untuk Web Developer
Kekurangan dan Kelebihan Apache Web Server
Hingga sekarang belum ada teknologi yang sempurna, tak terkecuali Apache web server. Selain menawarkan banyak kelebihan, Apache juga memiliki sejumlah kekurangan.
Kekurangan
- Performa situs web sedikit terganggu apabila menerima terlalu banyak request karena tingginya trafik website.
- Ada beberapa konfigurasi yang tidak dikembangkan dengan baik, dimana hal ini menyebabkan keamanan berpotensi memiliki celah atau rentan diretas.
Kelebihan
- Proses konfigurasi sangat mudah.
- Web server lintas platform.
- Patch keamanan up to date.
- Kompatibel dengan WordPress.
- Komunitas sangat besar dengan dokumentasi yang lengkap.
- Dibekali perangkat lunak yang cukup lengkap, stabil, dan andal.
- Bersifat open-source sehingga dapat digunakan secara gratis.
Baca Juga: Inilah 7 Server Monitoring Tools Gratis Terbaik yang Bisa Dicoba
Apache vs Web Server Lain
Membahas pasar web server, sebenarnya ada banyak alternatif selain Apache yang menawarkan fitur dan keunggulan berbeda-beda. Meski dinilai sebagai salah satu software populer, Apache juga tidak lepas dari ketatnya persaingan produk teknologi perangkat lunak, khususnya software web server.
Apache vs NGINX
NGINX adalah web server yang dirancang untuk mengatasi ribuan koneksi dalam waktu bersamaan tanpa menghambat kinerja proses lain. Dirilis pada tahun 2004 silam, NGINX mendapat sambutan hangat dari banyak pengguna. Kini, NGINX menjadi web server paling populer dengan jumlah pengguna terbanyak di internet.
Adapun perbandingan antara Apache dan NGINX yang telah Dewaweb rangkum untukmu. Simak perbandingannya di bawah ini:
- Kemampuan menangani trafik: Apache menggunakan struktur thread-based sehingga website berpotensi mengalami penurunan performa jika menerima banyak trafik. Berbeda dengan NGINX, web server ini didesain untuk mengatasi ‘c10k problem’ dimana server mampu mengelola lebih dari sepuluh ribu koneksi secara bersamaan.
- Skalabilitas: Apache menggunakan sejumlah thread untuk menangani setiap permintaan atau request yang diterima. Sementara NGINX memiliki arsitektur event-driven yang mampu memproses seluruh request melalui satu thread saja.
- Konfigurasi: Pengelolaan dan konfigurasi Apache dapat dilakukan secara lebih mudah dibandingkan NGINX. Untuk memaksimalkan pengelolaan, Apache bahkan menyediakan beberapa modul pendukung tambahan. Oleh sebab itu, bagi kamu yang masih awam atau pemula, Apache merupakan salah satu web server alternatif terbaik.
Apache vs Tomcat
Apache dan Tomcat sebenarnya berada di bawah naungan yang sama dimana keduanya dikembangkan oleh Apache Software Foundation. Kendati demikian, kedua web server tersebut memiliki perbedaan yang cukup mencolok, terutama dalam hal penggunaannya. Supaya lebih paham, simak perbandingan antara Apache dengan Tomcat berikut:
- Server: Apache menggunakan server yang melayani pertukaran data melalui protokol HTTP. Sedangkan Tomcat memakai servlet container server atau JSP.
- Penggunaan: Apache dapat digunakan untuk meng-hosting aplikasi dengan bahasa pemrograman apapun seperti Java, Python, Perl, dan lain sebagainya. Sementara Tomcat dirancang khusus untuk hosting aplikasi Java.
- Konfigurasi: Proses konfigurasi web server Tomcat cenderung lebih sulit dibandingkan perangkat lunak serupa pada umumnya. Jika kamu menginginkan konfigurasi yang mudah, sebaiknya gunakan web server lain seperti Apache atau NGINX.
Baca Juga: Apa Itu Nginx? Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya
Kesimpulan
Sejauh ini, kamu tentu sudah paham apa itu Apache mulai dari pengertian, cara kerja, hingga perbandingannya dengan software lain. Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa Apache adalah sebuah software web server yang digunakan untuk menghubungkan server dengan browser milik pengguna. Menariknya, web server ini masih bersifat open-source sehingga siapapun bisa menggunakannya tanpa mengeluarkan biaya.
Terlepas dari itu, kamu juga dapat mengandalkan hosting dan domain dari Dewaweb. Selain menawarkan performa dan kecepatan tinggi, Dewaweb juga dilengkapi proteksi anti DDoS terbaik dari Cloudflare Magic Transit & Firewall berkapasitas 120+ Tbps. Sudah siap membangun website impianmu? Yuk, coba Dewaweb sekarang.