Mengenal Apa Itu API: Interface Penting Penghubung Aplikasi

Mengenal Apa Itu API: Interface Penting Penghubung Aplikasi

Application Programming Interface (API) adalah salah satu komponen penting dalam pengembangan aplikasi. Masalahnya, proses pembagian informasi ke pihak lain, yang dalam konteks ini adalah pembagian data antar aplikasi, tidak bisa dilakukan secara manual oleh manusia.

Coba bayangkan skenario di mana data internal perusahaan harus dibagikan ke pihak lain secara manual. Kamu pasti tahu betul bahwa potensi kesalahan manusia itu tak terhindarkan. Skenario terburuknya, data penting perusahaan mungkin saja bocor karena human error dan membuka pintu untuk berbagai risiko keamanan.

Faktanya, 95% dari seluruh pelanggaran data (data breach) terjadi akibat kesalahan manusia (human error). Kesalahan yang dilakukan bisa seperti mengklik tautan berbahaya, hingga terjerumus ke dalam email phishing.

Nah, solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut adalah memanfaatkan API. Dengan API, developer dapat mengatur seluas dan sejauh mana informasi perusahaan bisa diakses oleh pihak lain. Mulai penasaran apa yang dimaksud API? Yuk, cari tahu informasi selengkapnya di artikel ini.

API Itu Apa?

API adalah serangkaian aturan dan protokol yang menghubungkan satu aplikasi dengan aplikasi lain. Adanya API memungkinkan dua aplikasi atau lebih bisa saling bertukar data informasi tanpa takut bocor ke pihak lain.

API diibaratkan seperti kurir khusus untuk ‘mengantar’ informasi dari aplikasi A ke aplikasi B. Namun, yang mengetahui keberadaannya hanyalah kedua aplikasi tersebut. Status kurir ini dirahasiakan untuk mencegah pihak lain mengetahui ‘barang’ apa yang sedang diantar. Alhasil, pertukaran data pun menjadi lebih aman.

Keamanan ini dijamin oleh penggunaan API Key. API Key adalah kunci berisi serangkaian kode untuk mendapatkan akses ke API dan sebagai otentikasi pengguna yang mengaksesnya. Jadi, hanya orang-orang yang memiliki API Key yang bisa mengakses API tersebut. Kunci API ini harus dijaga dengan baik. Jika diketahui pihak lain, maka harus segera membuat yang baru.

Di sinilah developer berperan penting, yakni membuat dan memantau API serta mengatur batasan-batasan informasi yang boleh diakses oleh API. Dengan begitu, data-data penting perusahaan tidak akan bocor ke pihak lain.

Namun, sebenarnya untuk apa, sih, suatu aplikasi harus bertukar data dengan aplikasi lain? Jawabannya untuk memudahkan user. Misalnya, saat kamu ingin memesan tiket pesawat. Ketimbang kamu harus cek satu-satu harga tiket pada masing-masing website maskapai, pasti akan lebih mudah jika semuanya terkumpul di dalam satu aplikasi, sebut saja Traveloka.

Inilah peran API, sebagai penghubung antar aplikasi sehingga semua data informasi bisa diintegrasikan menjadi satu. Jadi, pengguna aplikasi, seperti kamu, dapat mengakses informasi langsung dari satu aplikasi tanpa perlu mencarinya dari aplikasi lain yang mungkin menjadi sumbernya.

Bagaimana API Bekerja?

Cara kerja API pada dasarnya memiliki serangkaian aturan, protokol, dan metode komunikasi tertentu. Dalam prosesnya, API tidak berinteraksi dengan pengguna, tetapi memproses data yang diterima dari satu modul program kemudian mengirimkan hasilnya kembali ke modul lain.

cara kerja api adalah

Supaya lebih paham, silakan simak cara kerja API berikut ini:

  1. Aplikasi mengakses API – Interface ini akan mulai bekerja ketika user menjalankan aplikasi. Misalnya, ketika kamu booking hotel di daerah tertentu, aplikasi akan mengakses API hotel yang sudah diintegrasikan.
  2. Request – Setelah mendapatkan alamat API, selanjutnya permintaan akan diteruskan ke server hotel. Di sini, API akan memberikan informasi bahwa aplikasi memerlukan data untuk tanggal booking yang diminta.
  3. Response – Server akan menghubungi API kembali setelah menemukan data berupa informasi hotel beserta struktur tertentu.
  4. Menampilkan respons – Aplikasi akan menampilkan daftar hotel dan rincian informasinya, seperti nama hotel, harga, foto, ulasan, dan sebagainya kepada pengguna.

Jenis-Jenis API

Berdasarkan hak aksesnya, API secara umum terbagi menjadi empat jenis yang berbeda, di antaranya yaitu public, private, partner, dan composite API. Berikut penjelasan masing-masing jenisnya:

1. Public API

Public API adalah jenis antarmuka pemrograman aplikasi yang tersedia secara publik dan dapat digunakan oleh siapa saja. API ini merupakan jenis yang paling mudah digunakan untuk mengintegrasikan fungsionalitas suatu platform ke dalam aplikasi.

Ada banyak contoh aplikasi terkenal yang menggunakan public API, di antaranya termasuk API peta seperti Google Maps dan API pembayaran seperti PayPal.

Jika ditelusuri lebih detail, Public API ini terbagi kembali menjadi dua jenis, yakni:

  • Open Public API – memiliki semua fitur yang bersifat publik dan bisa digunakan secara bebas untuk membuat dan menguji aplikasi tanpa batasan apa pun.
  • Commercial API – pengguna API ini dikenakan biaya langganan tertentu untuk keperluan komersial. Biasanya, pembayaran API ini menggunakan sistem pay as you go.

2. Private API

Berbeda dengan public API yang tersedia bagi khalayak umum, Private API adalah jenis yang dibuat secara internal, baik untuk keperluan pribadi, organisasi, ataupun perusahaan.

Private API menawarkan kontrol ketat serta akses yang terbatas. Penggunaannya hanya diperuntukkan bagi anggota internal saja sehingga tidak sembarang orang bisa mengaksesnya. Contohnya yaitu API backend yang dipakai untuk mengakses frontend aplikasi.

3. Partner API

Partner API merupakan jenis yang dirancang khusus untuk mitra atau pihak ketiga yang sudah diberikan izin akses. API ini berfungsi untuk memberikan akses yang lebih terkontrol ke fungsionalitas data yang spesifik.

Partner API memungkinkan perusahaan untuk berbagi data atau layanan dengan mitra bisnis. Contohnya seperti API Google Maps yang digunakan oleh banyak aplikasi untuk menampilkan peta.

4. Composite API

Composite API merupakan jenis yang menyatukan beberapa server menjadi satu antarmuka terpadu. Fungsi API jenis ini memungkinkan pengguna untuk mengambil sejumlah data hanya dengan satu kali akses saja, sehingga pekerjaan dapat dilakukan lebih efisien.

Ada banyak aplikasi yang memanfaatkan composite API, di antaranya seperti API Netflix, Microsoft Graph, AWS Step Function, dan Google Cloud Apigee.

Manfaat API

Setelah memahami pengertian API, cara kerja, dan jenis-jenisnya, kamu juga perlu mengetahui manfaat penggunaan antarmuka pemrograman aplikasi ini. Berikut ini adalah beberapa manfaat API:

1. Memudahkan pembuatan aplikasi

API memudahkan developer dalam membuat aplikasi yang fungsional. Interface ini memungkinkan pengembang untuk menerapkan fitur atau fungsionalitas aplikasi tujuan tanpa harus membangun ulang dari awal.

Contohnya bisa kamu temui pada aplikasi ojek online seperti Grab atau Gojek, di mana aplikasi tersebut memerlukan fungsionalitas peta. Di sini, mereka tidak perlu membuat aplikasi peta sendiri, mereka cukup mengintegrasikan aplikasinya dengan API Google Maps.

2. Membantu pengembangan aplikasi

API memungkinkan pengembangan aplikasi dilakukan lebih efisien karena developer tidak perlu melakukan komunikasi secara langsung dengan aplikasi yang ingin diintegrasikan.

Hal ini berguna jika pengembang ingin membuat aplikasi lintas platform yang dibekali berbagai fitur atau layanan, seperti aplikasi pemesanan kamar hotel, tiket, travel, dan layanan lainnya.

Mereka cukup mengintegrasikan aplikasi dengan masing-masing layanan, misalnya booking hotel. Jadi, pengembang tidak harus menanyakan harga dan ketersediaan kamarnya ke pihak hotel secara langsung.

3. Meringankan beban server

API memiliki pengolahan server terpusat di mana sebagian besar prosesnya dilakukan di server utama. Artinya, kamu sama sekali tidak membutuhkan server sendiri untuk menyimpan keseluruhan data.

Jika ingin memperoleh data terbaru, cukup minta API untuk mengambilnya dari server aplikasi yang terhubung. Hal ini tentu akan meringankan beban server sehingga aplikasi atau website terhindar down-time.

4. Memudahkan pengguna mendapatkan informasi

Selain dari sisi developer, ada juga manfaat dari sudut pandang pengguna, yakni memungkinkan mereka untuk mendapatkan informasi dengan mudah dari berbagai sumber tanpa harus beralih aplikasi.

Sebagai contoh, misalkan kamu ingin booking hotel melalui aplikasi online. Tanpa API, aplikasi tersebut harus memiliki database hotel lengkap dan terus di-update secara manual. Namun, dengan memanfaatkan API dari penyedia layanan pemesanan hotel, aplikasi dapat mengakses berbagai informasi terkini tentang hotel terdekat, ketersediaan kamar, harga, pemesanan, pembayaran, dan lain-lain.

Sudah Lebih Paham Tentang API?

API adalah singkatan dari Application Programming Interface, yakni antarmuka pemrograman yang berisi serangkaian aturan dan protokol untuk menghubungkan satu aplikasi dengan aplikasi lain. API mengumpulkan data dan mengintegrasikannya dengan aplikasi lain, sehingga memungkinkan pengguna mengakses data langsung dari satu aplikasi saja.

Bagi developer, API bermanfaat dalam memudahkan pengembangan aplikasi dan meringankan beban server. Sedangkan di sisi pengguna, API ini dapat memudahkan mereka untuk mendapatkan informasi atau data lebih lengkap tanpa harus beralih aplikasi.

Sampai sini, kamu tentu sudah paham apa itu API beserta cara kerja, jenis, dan manfaatnya. Setelah memahaminya, pasti kamu semakin penasaran dan tertarik untuk membuat API! Nah, salah satu hal penting yang kamu butuhkan dalam membuat API adalah layanan hosting.

Mengapa demikian?

API harus di-hosting pada server yang dapat diakses oleh aplikasi klien yang berencana untuk mengintegrasikannya. Oleh karena itu, pemilihan hosting memerlukan pertimbangan matang karena akan berdampak pada performa API secara keseluruhan.

Untungnya, Dewaweb menyediakan layanan hosting murah berkualitas yang bisa kamu andalkan. Dengan harga mulai dari Rp30 ribuan, kamu sudah bisa menikmati layanan cloud hosting dengan bandwidth unlimited, lho! Yuk segera beli hosting Dewaweb dan bergabung dengan lebih dari 80 ribu pelanggan lainnya!