Belajar jQuery: Pengertian dan Cara Menggunakan jQuery

Demi membuat website yang sesuai dengan tujuan dan tentunya tepat sasaran, dibutuhkan web development yang optimal. Namun, perlu diketahui bahwa web development tidak hanya sekadar pemilihan desain web. Lebih dari itu, sebetulnya web development justru cenderung merujuk pada aspek nondesain, yaitu coding.

Dalam dunia coding, JavaScript menjadi bahasa pemrograman yang paling banyak digunakan. Namun, perlu diketahui bahwa JavaScript tidak berdiri sendiri. Ia terdiri dari berbagai jenis libraries, tools, dan frameworks. Salah satu yang paling sering digunakan adalah jQuery, library JavaScript yang dirancang untuk menyederhanakan scripting HTML. Kalau dilansir dari situs jQuery sendiri, jQuery disebut memiliki karakteristik yang kecil, cepat, dan punya banyak fitur.

Sebetulnya bagaimana penerapan jQuery pada aktivitas coding dan apa saja fungsinya? Yuk, agar tidak bertanya-tanya lagi, mari sama-sama belajar jQuery melalui ulasan di bawah ini!

Apa yang dimaksud dengan jQuery?

Bahasa pemrograman jQuery ditemukan oleh seorang pria bernama John Resig pada 2006. Pada tahun itulah jQuery ditetapkan sebagai library JavaScript yang bersifat lintas platform. Maksudnya apa? Saat itu, kerap terjadi inkonsistensi antara impelementasi JavaScript di perangkat Firefox, Internet Explorer, dan Google Chrome (yang dirilis pada 2008).

Dulu, ketika teknologi belum berkembang terlalu pesat seperti sekarang, kondisi tersebut mungkin masih dimaklumi. Apalagi menulis coding bukanlah pekerjaan yang mudah. Belum lagi jika ada begitu banyak string code yang harus ditambahkan.

Di sinilah belajar jQuery bisa sangat membantu kamu. jQuery bertugas mengompres berbagai baris kode menjadi sebuah fungsi tunggal. Artinya, kamu pun tidak perlu lagi menulis ulang berbaris-baris kode hanya untuk menyelesaikan satu task.

Tidak mengherankan jika hingga sekarang jQuery adalah salah satu library JavaScript yang paling populer atau paling banyak digunakan oleh seluruh web developer di seluruh dunia.

Baca Juga: Mengenal “Hello, World!” yang Sering Digunakan di Bahasa Pemrograman

Keunggulan jQuery dalam penulisan kode JavaScript

Beberapa dari kamu mungkin bertanya-tanya, kenapa dari sekian banyak libraries JavaScript yang tersedia, kamu harus belajar jQuery dan menggunakannya untuk kepentingan web development. Bahkan perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Microsoft, dan Netflix pun menggunakan jQuery sebagai bagian dari proses pengembangan web dan aplikasi mereka.

Salah satu alasannya adalah fleksibilitas. Jika dibandingkan dengan libraries JavaScript lain, jQuery bisa dikatakan cenderung lebih fleksibel karena kamu bisa dengan mudah menambahkan plugin. Ya, dengan kata lain, jQuery memang bisa mendukung berbagai macam plugin. Tidak hanya itu, jQuery juga bisa berinteraksi secara baik jika dikombinasikan dengan berbagai bahasa pemrograman lainnya. Berikut beberapa keunggulan lain dari jQuery:

  • Memudahkan untuk mengakses elemen-elemen HTML
  • Penanganan event HTML
  • Manipulasi elemen HTML
  • Manipulasi CSS
  • Memudahkan penerapan efek-efek animasi dan JavaScript.

Berbagai fitur jQuery yang penting diketahui

Belajar jQuery artinya kamu juga harus belajar lebih jauh tentang fitur-fitur yang dimiliki. Bahkan fitur-fitur inilah yang berhasil membuat jQuery bisa mempunyai berbagai keunggulan terkait proses pengembangan web.

Salah satu yang cukup populer adalah fitur manipulasi Document Object Model (DOM). DOM memiliki beberapa metode yang yang bisa kamu pilih untuk menuliskan kode. Berkat adanya fitur manipulasi DOM, kamu bisa dengan mudah menambahkan atau menghapus elemen DOM yang ada pada halaman HTML. Fitur ini juga memungkinkan kamu untuk merapikan baris.

Ada pula fitur lain bernama cross-platform yang memberikan kemampuan pada jQuery untuk bisa melakukan lintas platform. Jadi, jQuery tetap akan memiliki fungsi yang sama sekaligus memperbaiki error yang terjadi ketika dijalankan di berbagai jenis browser. Misalnya seperti Safari, Google Chrome, Firefox, Android, dan iOS.

Tidak ketinggalan sebuah fitur bernama AJAX. Fitur ini memungkinkan data untuk ditransfer antara browser dan server tanpa harus melakukan reload pada halaman web.

Contohnya begini, jika kamu menggunakan email berbasis web, biasanya kamu akan secara manual me-reload kotak masuk untuk mengecek adanya pesan baru. Saat kamu melakukan reload kotak masuk, server harus merekonstruksi ulang seluruh halaman web dan mengirim kembali seluruh CSS, HTML, dan JavaScript.

Hal tersebut tentu sangat tidak efisien dan bisa mengakibatkan load yang lama. Padahal, yang seharusnya dilakukan server adalah hanya mengirim pesan email baru kamu, bukannya reload halaman secara keseluruhan. Nah, kabar baiknya, sejak 2003 lalu, seluruh browser telah mengatasi isu ini dengan menggunakan XMLHttpRequest (XHR), yang merupakan bagian dari fitur AJAX.

Baca Juga: Apa itu Javascript? Pengertian, Fungsi dan Contohnya

Cara menggunakan jQuery

Seperti yang disebutkan sebelumnya, jQuery berfungsi untuk menyederhanakan scripting HTML. Itulah kenapa “less is better” harus diterapkan sebagai cara menggunakan jQuery. Sebagai contoh, katakanlah Anda hendak membuat task berbentuk tulisan “Welcome to our website!”. Coba bandingkan penerapannya pada bahasa pemrograman JavaScript biasa dan jQuery:

JavaScript

Document.getElementById(“demo”).innerHTML = “Welcome to Our Website!”;

jQuery

$(“#demo”).html(“Welcome to Our Website!”);

Dari contoh tersebut, dapat diketahui bahwa dengan belajar jQuery, kamu bisa menghasilkan output yang sama menggunakan baris kode yang lebih sederhana. Hal ini tentu sangat menguntungkan dari segi waktu dan tenaga. Sebagai informasi, task menggunakan jQuery biasanya ditulis dalam sintaks: $ (selector) .action()

Tanda dolar ($) digunakan untuk menunjukkan penggunaan library jQuery. Sintaks (selector) menandakan elemen yang kamu pilih atau akan dituju. Sedangkan, .action() menunjukkan action atau task yang akan kamu lakukan terhadap elemen yang telah dipilih. Jadi, jika merujuk pada contoh di atas, (“#demo) merupakan selector, sedangkan tulisan (“Welcome to Our Website!”) merupakan action.

Baca Juga: 10 Bahasa Pemrograman Paling Populer di Dunia

Apakah jQuery memiliki kekurangan?

Walaupun jQuery menjadi salah satu library JavaScript yang cukup populer, bukan berarti tidak ada kekurangan atau keterbatasan yang dimiliki. Beberapa dari kamu mungkin sudah tahu kalau beban kerja jQuery diklaim cenderung lebih ringan untuk browser sehingga membuat kerja CPU dan RAM tidak terlalu berat. Hal ini cukup benar karena idealnya, core dari jQuery hanya berukuran sekitar 19kb dalam keadaan terkompres.

Namun, banyak pihak yang merasa bahwa tetap saja lebih ringan kerja website yang tidak menggunakan jQuery atau hanya menggunakan HTML murni. Tidak hanya itu, demi menangani permintaan terhadap jQuery, sering kali CPU dan RAM komputer harus mengalokasikan sebanyak mungkin resource yang mereka punya.

Nah, coba bayangkan apabila ada begitu banyak request, tentunya hal ini akan membebani server. Namun, jangan khawatir, bukan berarti kamu tidak bisa menggunakan jQuery untuk pengembangan web. Sebagai solusi, kamu bisa mencoba host jQuery pada situs lain. Contohnya seperti Google yang menyediakan request jQuery dari server mereka.

Bagi yang berencana melakukan pengembangan web menggunakan JavaScript, library jQuery bisa mempermudah prosesnya. Jika dibandingkan dengan JavaScript, sintaksnya relatif lebih singkat, sederhana, dan lebih mudah dipahami. Namun, walaupun terlihat sederhana, fiturnya cukup lengkap sehingga halaman web yang kamu kembangkan pun bisa maksimal.

Semoga dengan belajar jQuery melalui ulasan di atas, kamu jadi lebih paham tentang library JavaScript satu ini dan tertarik untuk menggunakannya. Selain menggunakan jQuery untuk keberlangsungan website kamu, gunakan juga web hosting terbaik dari Dewaweb, ya!