Ingin Bangun Startup? Ini Cara Membentuk Tim Startup yang Produktif!

Ingin Bangun Startup? Ini Cara Membentuk Tim Startup yang Produktif!

Saat ini, semakin banyak orang yang tertarik untuk membangun perusahaan startup mereka sendiri. Sama seperti bisnis pada umumnya, untuk membangun perusahaan startup yang baik, kamu harus memulai dengan membangun team yang kuat. Untuk itu, kamu harus tahu cara membentuk tim startup yang baik untuk membangun bisnismu.

Pembentukan tim start-up yang kuat, mendukung, dan efektif yang dapat bekerja sama, melaksanakan ide, dan fleksibel bila diperlukan sangat mendasar untuk memulai dan mempertahankan keberhasilan suatu bisnis startup.

CB Insights menganalisa lebih dari 100 startup untuk mempelajari mengapa begitu banyak startup gagal untuk tetap bertahan. Di bawah ini adalah hasil yang mereka temukan:

Kenapa-Banyak-Startup-Yang-Gagal-dewaweb

Meskipun tidak terlalu mengejutkan untuk melihat bahwa lebih dari 2/3 dari start-up gagal karena tidak ada permintaan untuk produk mereka atau mereka akhirnya kehabisan pembiayaan, tetapi fakta yang mungkin mengejutkan adalah temuan bahwa hampir 25% dari semua kegagalan start-up dapat dikaitkan dengan kurangnya tim yang kuat.

Data ini mendukung gagasan bahwa tim start-up yang tidak efektif dapat dan sering menggagalkan sebuah start-up. Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, mengungkapkan sentimen yang sama dan mengakui bahwa dalam membangun sebuah bisnis, hal yang paling penting adalah membangun tim yang benar-benar kuat.

Jadi, dengan siapa Anda bekerja sama sangat penting bagi keberhasilan startup Anda. Tapi bagaimana, tepatnya, bisakah Anda memulai pembentukan dan mempertahankan tim start-up yang kuat dan produktif? Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan.

Baca Juga: Startup Bubble Burst: Penjelasan, Penyebab dan Dampaknya

Cara Membangun Tim Startup yang Kuat 

Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum mulai mencari orang untuk bergabung dengan startup, berikut di antaranya:

Tentukan posisi apa saja yang dibutuhkan

Sebelum memulai, Anda harus menentukan dulu posisi apa yang startup Anda butuhkan. Anda bisa memulai dengan melihat hal-hal apa saja yang Anda perlukan dalam memulai bisnis Anda, terutama dalam menghadapi masalah dalam bisnis online yang mungkin muncul.

Jika Anda membutuhkan strategi marketing untuk bisa menonjol di antara kompetisi Anda, maka tentu Anda memerlukan marketing officer. Jika Anda butuh orang untuk membantu Anda dengan pertanyaan konsumen dan seputar bisnis Anda, tentu Anda membutuhkan seorang customer service assistant.

Langkah ini merupakan langkah yang penting. Jangan sampai Anda memilih orang tanpa tahu apa yang Anda butuhkan. Dengan mengetahui apa dan siapa yang Anda butuhkan, Anda akan dapat mencari orang yang tepat untuk bergabung dengan perusahaan Anda.

Baca Juga: 11+ Cara Membuat Bisnis Startup untuk Pemula, Wajib Ditiru!

Tentukan budaya organisasi tim startup 

Langkah ini juga sebaiknya dilakukan sebelum Anda memulai proses interview. Dalam menentukan budaya organisasi Anda, ada tiga hal yang sebaiknya Anda coba figure out ; values, goals, and practices. Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan yang bisa Anda gunakan untuk menentukan ketiga hal di atas:

  • Bagaimana setiap orang di perusahaan Anda bisa menjelaskan mengapa Anda memulai perusahaan ini, apa tujuan dari perusahaan ini, dan bagaimana perusahaan ini akan mencapai tujuan tersebut?

Perusahaan dan organisasi yang sukses memiliki karyawan yang berkomitmen untuk mencapai misi perusahaan dan memiiki visi yang sama mengenai masa depan dari perusahaannya. Facebook adalah contoh bagus dari hal ini: Semua karyawan diterima berdasarkan pemikiran bahwa organisasi tersebut bertujuan untuk membuat dunia lebih terbuka dan terhubung, yang berfungsi untuk memotivasi karyawan-karyawan mereka.

  • Skill dan informasi apa yang dibutuhkan oleh karyawan di perusahaan Anda agar mereka bisa bekerja dengan sukses? Struktur perusahaan seperti apa yang bisa membantu memajukan perusahaan Anda?

Baca Juga: Apa Itu ERP? Jenis-Jenis, dan Manfaatnya bagi Perusahaan

Organisasi yang sukses memiliki karyawan yang memiliki rasa kepemilikan atas pekerjaannya, memberi masukan mengenai keputusan organisasi dan diberdayakan untuk maju di perusahaan. Google adalah salah satu perusahaan yang sering disebut sebagai tempat terbaik untuk bekerja karena alasan ini. Mayoritas karyawan Google merasa bahwa mereka memiliki banyak tanggung jawab di organisasi tersebut dan otonomi untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut. Google juga memiliki beberapa pelatihan karyawan dan fasilitas pendidikan yang paling mengesankan. Faktanya, 94 persen karyawan Google merasa bahwa mereka menerima pelatihan dan dukungan yang diperlukan untuk maju dalam karir mereka.

  • Sejauh mana struktur organisasi memungkinkan keputusan dibuat secara efisien dan agar orang-orang beroperasi sesuai dengan nilai dan norma organisasi yang lain?

Organisasi terbaik jelas tentang apa yang mereka perjuangkan, topic atau hal apa yang mereka katakan “ya” dan “tidak” , dan seberapa baik mereka bisa mencapai konsensus di antara mereka sendiri. Zappos adalah contoh bagus dari ini. Semua karyawan – dan sebagian besar dunia, dalam hal ini – mengetahui nilai –nilai perusahaan. Nilai-nilai ini secara efektif telah mengarahkan perilaku karyawan sejak awal perusahaan, walaupun tidak dijadikan sebuah kode ethic sampai bertahun-tahun kemudian.

  • Sejauh mana perusahaan fokus pada kebutuhan shareholder eksternal dan internal, dan apakah organisasi tersebut mampu beradaptasi dengan cepat untuk menanggapi kebutuhan dan tuntutan yang selalu berubah?

Organisasi berkinerja tinggi mampu bereaksi secara efektif terhadap pasar dan memahami apa yang paling diinginkan oleh konsumen. Apple terkenal dengan kemampuannya yang luar biasa untuk mengantisipasi kebutuhan konsumen, lalu membangun produk yang melebihi ekspektasi tertinggi mereka. Untuk bertahan, organisasi Anda harus bisa mengantisipasi, memahami, dan merespons perubahan kondisi pasar. Tingkat di mana karyawan Anda selaras dalam tanggapan mereka terhadap pertanyaan di atas akan membantu Anda mengukur keadaan budaya organisasi Anda. Jawaban mereka juga akan memberikan petunjuk yang bagus untuk membantu Anda bisa memperbaiki diri.

Pertanyaan – pertanyaan ini dapat membantu Anda untuk menentukan budaya organisasi Anda yang nantinya akan berpengaruh besar dalam mencari orang-orang yang tepat untuk bergabung dengan perusahaan Anda.

Pilih orang yang tepat dalam tim startup

Lynn LeBlanc, CEO dan founder dari HotLink, sebuah tech startup yang membantu perusahaan untuk memudahkan hybrid cloud dan IT management, mengatakan bahwa kesalahan pertama yang sering orang lakukan dalam memulai bisnisnya adalah dengan lebih memfokuskan perhatian mereka kepada produk dan strategi bisnis mereka tanpa memperhatikan sumber daya manusia (SDM) yang bergabung dengan teamnya.

Salah satu advice yang sering diberikan untuk orang-orang yang akan membuka startup miliknya adalah untuk memilih orang yang tepat. Tetapi, siapakah orang yang tepat?

Anda bisa memulai dengan bekerja sama dengan orang-orang yang sudah Anda kenal. Kepercayaan adalah suatu elemen penting dalam sebuah bisnis. Jika Anda memulai langsung dengan orang-orang yang sama sekali tidak Anda kenal, akan sulit untuk bergerak maju dengan rencana Anda karena Anda belum mempercayai orang-orang ini. Memang memasukkan orang-orang baru dengan skills dan keahlian yang Anda butuhkan bisa membantu bisnis Anda tetapi membangun kepercayaan membutuhkan waktu. Anda bisa melewati langkah ini dengan bekerja dengan orang-orang yang Anda sudah kenal.

Baca Juga: Business Model dan Value Proposition Canvas untuk Startup

Tentu saja dalam mempekerjakan orang, Anda juga harus memastikan bahwa kenalan Anda memiliki skill dan keahlian yang Anda butuhkan untuk startup Anda. Jangan sekedar mempekerjakan seseorang karena Anda sudah berteman sejak kecil dan orang tersebut sedang membutuhkan pekerjaan.

Jika orang-orang yang Anda kenal tidak memiliki skill atau keahlian yang Anda butuhkan, coba dapatkan referensi dari orang-orang yang Anda kenal. Tidak ada salahnya Anda bertanya kepada orang-orang di network Anda apakah mereka mengetahui seseorang yang memiliki skill atau keahlian yang startup Anda butuhkan.

LeBlanc juga mengatakan bahwa dalam memilih orang yang tepat untuk bergabung, Anda harus memastikan bahwa area functional di bisnis Anda dikerjakan oleh orang-orang yang Anda percaya. Ini penting agar Anda bisa menyusun strategi yang sesuai dan bisa memulai aktivitas bisnis Anda dengan efisien.

Lakukan proses interview yang interaktif

Kebanyakan startup memilih untuk mencari langkah aman dan melakukan proses interview tradisional. Padahal, dengan melakukan proses interview yang lebih interaktif, Anda bisa belajar lebih banyak tentang para kandidat interview.

Dalam melakukan proses interview yang interaktif, Anda bisa membahas tentang apa saja usaha dan strategi yang bisnis Anda sudah atau sedang lakukan. Lihat bagaimana respon dari kandidat interview.

User interview merupakan proses interview yang sudah dilakukan sejak dulu. User interview selama ini dimaksudkan untuk melihat apakah kandidat interview bisa cocok bekerja dengan karyawan perusahaan. Nah, Anda bisa membuat user interview menjadi lebih interaktif lagi dengan mengajak kandidat interview untuk berbicara langsung dengan beberapa karyawan dan melakukan diskusi dengan mereka.

Baca Juga: Mengenal AARRR, Metric yang Banyak Digunakan Startup

Melalui sesi diskusi ini, Anda bisa melihat apakah kandidat memiliki ide-ide yang bisa membantu startup Anda untuk berkembang dan melihat kualitas-kualitas kandidat yang mungkin tidak akan terlihat jika Anda hanya menanyakan pertanyaan interview tradisional. Selain itu, dengan membiarkan kandidat berinteraksi langsung dengan karyawan startup. Anda bisa melihat apakah mereka cocok dengan budaya organisasi Anda.

Menjual cerita dan visi perusahaan

Dalam melakukan proses interview, Anda sebaiknya memastikan bahwa proses interview ini bersifat two-way communications. Tidak hanya kandidat yang harus mempromosikan diri kepada startup Anda, tetapi juga Anda selaku pemilik startup tersebut.

Kalau Anda sudah yakin dengan kualitas kandidat, promosikan perusahaan Anda kepada kandidat. Sampaikan kepada kandidat bagaimana awal perusahaan Anda didirikan dan apa visi dan misi perusahaan Anda. Hal ini akan membantu dalam meyakinkan kandidat untuk bergabung dengan perusahaan Anda.

Ketika kandidat menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan, dengarkan dan jawab dengan jelas dan jujur. Sebagai contoh, jika seorang kandidat bertanya mengenai pertumbuhan perusahaan, Anda bisa menjelaskan langkah-langkah yang sudah Anda ambil dan bagaimana rencana Anda selanjutnya untuk menjamin pertumbuhan perusahaan.

Terapkan sistem otonomi

Sampai saat ini masih banyak perusahaan yang menggunakan cara tradisional dimana upper level employees terus memperhatikan dan memberi instruksi kepada lower-level employees dan memastikan bahwa lower-level employees mengerjakan semua tugasnya. Cara ini dikenal dengan sebutan micro-management.

Micro-management memang selama ini dikenal sebagai strategi yang meningkatkan efisiensi, mencegah penurunan produktivitas, dan membuat para pekerja menjadi lebih bertanggung jawab. Tetapi, micro-management dianggap tidak cocok untuk perusahaan-perusahaan startup.

Baca Juga: Startup Metrics: North Star Metric Membuat Bisnis Anda Tertata

Perusahaan-perusahaan startup sebaiknya menggunakan sistem yang membuat para pekerjanya termotivasi untuk bekerja dengan baik. Salah satu sistem yang bisa digunakan adalah sistem otonomi .

Menurut Joan Cheverie melalui studinya , otonomi adalah antithesis dari micromanagement. Anda sebaiknya tidak memfokuskan perhatian Anda kepada detail-detail kecil, tetapi fokus pada tujuan dan objektif Anda untuk setiap pekerja di perusahaan Anda. Biarkan mereka mengurus sendiri detail-detail kecil untuk mencapai objektif atau tujuan. Jika Anda bisa menggunakan sistem ini, Anda akan melihat bahwa detail-detail ini akan diurus oleh para karyawan Anda tanpa Anda harus memusingkannya.

Agar performa dan kepuasan para karyawan Anda terus meningkat, Anda bisa memberikan otonomi dalam 4 hal di bawah ini:

  • TIME – Waktu mereka bekerja

Biarkan karyawan Anda memilih sendiri waktu kerja mereka. Setiap orang memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Ada orang yang lebih produktif di pagi hari dan ada orang yang lebih produktif di malam hari. Membiarkan karyawan memilih sendiri waktu kerja mereka dapat membuat mereka menjadi lebih produktif dan tentunya akan berpengaruh baik pada hasil kerja mereka. Tentu saja akan ada waktu dimana para pekerja harus siap untuk mengikuti meeting, conferences, dan datang ke kantor. Tetapi jika Anda tidak memberikan sedikit flexibility dalam hal ini, tentu performa kerja mereka tidak akan maksimal.

Anda juga bisa memberi izin kepada pekerja Anda untuk boleh bekerja dari rumah, atau yang dikenal dengan bekerja secara remote, pada hari tertentu. Salah satu studi dari Stanford University menemukan bahwa karyawan yang bekerja dari rumah biasanya jarang mengambil waktu istirahat dan bekerja dengan lebih efisien. Membiarkan pekerja bekerja dari rumah juga dapat membantu meringankan beban biaya operasi perusahaan.

Buffer, sebuah perusahaan yang bergerak dalam aplikasi software untuk membantu mengatur akun social media, adalah salah satu perusahaan dimana seluruh teamnya bekerja secara remote dan berhasil menjadi perusahaan yang sukses. Dalam mengimplementasi sistem kerja ini, Buffer menggunakan beberapa tools yang membantu teamnya untuk tetap terhubung satu sama lain.

  • TECHNIQUE – Cara mereka bekerja

Tentu saja menentukan goals dan deadlines bagi karyawan Anda sangatlah penting, tetapi jangan paksa mereka untuk bekerja dengan mengikuti cara Anda.

Anda tentu boleh terbuka dengan karyawan Anda mengenai limitasi dalam waktu, uang, atau tenaga. Tetapi coba sebisa mungkin untuk tidak membatasi cara mereka bekerja. Sebagai contoh, Anda boleh memberikan team Anda budget dan waktu, tetapi biarkan mereka pilih sendiri bahan-bahan yang akan mereka gunakan untuk menyelesaikan tugasnya.

Jika Anda terlalu membatasi cara kerja mereka, motivasi para pekerja akan menjadi rendah dan mereka tidak akan bisa bekerja secara maksimal. Kebanyakan orang-orang yang memiliki keahlian tidak ingin diberikan daftar kerja secara step-by-step . Mereka ingin bisa menggunakan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas mereka.

  • TEAM – Siapa yang ingin mereka ajak untuk berkolaborasi

Jika memungkinkan, berikan karyawan Anda keleluasaan dalam memilih siapa yang ingin mereka ajak untuk bekerja bersama. Harus diakui bahwa langkah ini cukup sulit untuk dilakukan, apalagi jika perusahaan startup Anda baru saja dimulai.

  • TASK – Apa yang mereka lakukan

Anda bisa memberikan waktu bagi pekerja di kantor Anda untuk mengerjakan projek mereka sendiri. Salah satu cerita sukses adalah Google dengan program Google’s 20% Policy dimana setiap karyawan Google diberi kebebasan untuk menggunakan 20% dari waktu kerja setiap minggunya untuk mengerjakan projek mereka sendiri selain tugas resmi mereka. Beberapa program milik Google seperti Gmail dan AdSense pertama kali mulai dibuat melalui inisiatif ini.

Aplikasikan mantra ‘hire slow, fire fast’

Salah satu “peraturan” yang sering disarankan adalah untuk mengaplikasikan mantra ‘hire slow, fire fast’. Apa maksudnya?

Anda disarankan untuk meluangkan waktu dalam proses penerimaan pegawai. Jangan terburu-buru dalam memilih pekerja untuk bergabung dengan team Anda. Pastikan bahwa orang-orang yang Anda pilih tidak hanya memiliki skill dan keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan Anda tetapi juga cocok dengan budaya organisasi dan visi perusahaan Anda. Tentunya para pekerja ini diharapkan dapat bergabung dengan perusahaan Anda untuk waktu yang lama. Sangat penting untuk bisa menerima pekerja yang bisa Anda percaya dan tentunya bisa bekerja sama dengan baik dengan Anda dan pekerja lainnya.

Jika ada di antara orang yang sudah Anda terima, ada yang menunjukkan bahwa mereka tidak cocok dengan budaya organisasi Anda, jangan buang waktu Anda dengan membiarkannya. Tentu tidak ada gunanya Anda memaksakan diri untuk menahan pekerja tersebut jika dia memang tidak cocok dengan situasi dan lingkungan kerja di kantor Anda.

Kemungkinan besar, mereka tidak akan melakukan pekerjaan mereka dengan maksimal dan mereka akan terus melakukan kesalahan. Jika ini terjadi, Anda akan membuang waktu dan tenaga Anda untuk memperbaiki kesalahan yang mereka lakukan. Jadi, jangan takut untuk melepaskan orang-orang yang Anda lihat tidak cocok untuk melanjutkan karirnya di kantor Anda.

Baca Juga: Panduan Bisnis Online: Metode Lean Startup

Jadilah contoh untuk karyawan

Sebagai seorang CEO dari startup, Anda akan meminta orang-orang untuk percaya kepada Anda dan membantu Anda mencapai tujuan Anda. Tentu Anda tidak bisa mengharapkan team member Anda untuk mempercayai dan mengikut Anda jika Anda tidak menunjukkan karakter yang ingin Anda lihat pada pekerja di kantor Anda. Pasukan Napoleon Bonaparte sangat loyal kepadanya karena dia sangat aktif dan turun tangan bergabung dengan pasukannya di setiap perang. Ini adalah sebuah contoh bahwa memimpin dengan contoh adalah salah satu kualitas yang harus dimiliki seorang CEO.

Attitude Anda sebagai pendiri perusahaan akan mempengaruhi attitude karyawan Anda. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk selalu ingat bahwa Anda harus berhati-hati dalam berpikir, bekerja, dan berbicara di lingkungan kerja Anda karena ini akan sangat mempengaruhi enthusiasm, dedikasi, dan kepercayaan diri mereka di lingkungan kerja.

Baca Juga: Pendanaan Startup dan Modal Usaha Peer-to-Peer Lending di Indonesia

Adakan aktivitas team building 

Aktivitas team building sudah sangat jarang dilakukan oleh banyak perusahaan. Sebuah analisa menemukan bahwa dari 103 studi yang dilakukan dari tahun 1950 sampai 2007 , ada bukti kuat bahwa team building bisa memberikan efek yang positif dalam performa kerja team tersebut, terutama dalam hal kepercayaan, koordinasi, dan komunikasi.

Salah satu hal yang penting dalam menyusun rencana aktivitas team building yang efektif adalah menghindari situasi yang tidak natural dan terdengar terlalu direncanakan. Sebaiknya Anda mengadakan team building di lingkungan yang normal dan familiar. Aktivitas seperti makan bersama atau volunteer work adalah dua contoh aktivitas team building yang bisa membantu para pekerja Anda untuk berinteraksi dan membangun hubungan yang lebih dekat.

Bangun Tim Startup yang Produktif!

Demikian informasi mengenai cara membangun tim startup yang produktif. Supaya bisnis kamu semakin lancar, tim yang solid adalah salah satu kuncinya. Ikuti langkah-langkah di atas sebagai panduan ya! Semoga sukses!