Cara Memilih LMS dan 5 Rekomendasi LMS Open Source Terbaik

Cara Memilih LMS dan 5 Rekomendasi LMS Open Source Terbaik

Saat ini sudah banyak sekali platform atau aplikasi LMS (Learning Management System) untuk kegiatan e-learning yang bersifat open source. Namun tak sedikit yang belum dapat berfungsi optimal sesuai kebutuhan pengguna. Di artikel ini, kamu akan mengetahui cara memilih LMS yang tepat serta 5 rekomendasi LMS open source terbaik yang bisa kamu pilih untuk menjalankan e-learning.

Apa Itu e-Learning?

e-Learning adalah suatu teknik pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dalam prosesnya. Konsep ini diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran tanpa terhalang oleh jarak. Namun, tentu saja daerah yang ingin menerapkan teknik e-learning harus memiliki koneksi internet dan perangkat yang memadai.

Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Open Source Software

Learning Management System (LMS)

Learning Management System atau LMS adalah aplikasi website yang seringkali digunakan untuk kegiatan pembelajaran daring. LMS semakin banyak digunakan sejak institusi pendidikan, terutama sejak sekolah mewajibkan siswa untuk belajar dari rumah secara daring.

Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan melalui LMS yaitu mendistribusikan materi pembelajaran atau kelas daring, membuat kuis, forum, bahkan assignment (tugas) untuk siswa. Sejumlah LMS memiliki fitur seperti dashboard khusus untuk pengajar dan murid, fitur untuk membuat sertifikat, ruang atau forum diskusi, bahkan video interaktif.

Sebuah platform bisa dikatakan LMS jika memiliki fitur sebagai berikut:

  • Self-service & self-guided.
  • Mendukung portabilitas dan standar.
  • Mampu menyampaikan dan mengumpulkan konten untuk pembelajaran dengan cepat dan tepat.

Baca Juga: 5 Plugin Moodle Penting untuk e-Learning

Cara Memilih LMS

Institusi pendidikan, terutama sekolah, yang belum pernah menerapkan sistem e-learning atau pembelajaran daring mungkin perlu melakukan adaptasi terlebih dulu ketika menggunakan LMS. Tak sedikit yang mengandalkan Google Classroom untuk menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ) meski fiturnya tidak selengkap LMS.

Mulai dari kesesuaiannya dengan kebutuhan hingga update terbaru, berikut ini adalah beberapa rekomendasi cara memilih LMS yang bisa dipelajari agar kamu bisa memutuskan LMS apa yang cocok untuk organisasi atau institusi pendidikan yang kamu kelola.

  • Perhatikan segi keamanan

Tak berbeda jauh dengan pengelolaan website, kamu juga perlu memerhatikan tingkat keamanan website LMS yang kamu kelola. Kamu harus memerhatikan faktor keamanan pada sistem LMS, karena ada beberapa aplikasi LMS open source yang hanya menawarkan sistem namun kurang aman dari serangan siber.

Oleh karena itu, ketika memilih aplikasi website, pastikan LMS open source yang kamu gunakan berasal dari pengelola yang terpercaya, setidaknya sudah cukup populer dan memiliki banyak pengguna. Tak ada salahnya pula untuk mencari ulasan mengenai keamanan sistem LMS yang akan kamu gunakan.

  • Pastikan masih ada pembaruan sistem

Pembaruan sistem menjadi hal penting ketika memilih LMS. Bagaimana tidak, program yang kamu gunakan setidaknya harus memiliki bantuan dukungan dari pengembang aplikasi. Selain itu, pembaruan aplikasi juga berguna untuk melindungi aplikasi dari serangan virus atau ancaman peretas, kembali lagi pada keamanan LMS.

  • Sesuaikan dengan kebutuhan

Selain keamanan dan pembaruan sistem, kamu juga perlu menyesuaikan dengan kebutuhan dan budget yang akan dikeluarkan. Tak hanya itu, kamu juga perlu memastikan fitur yang dimiliki suatu LMS dapat memenuhi kebutuhan organisasi atau instansi pendidikan yang kamu kelola. Perhatikan juga jumlah guru yang akan memiliki akses pengajar dan jumlah maksimal murid yang akan mengakses bersamaan.

Baca Juga: Cara Memilih Hosting Terbaik

Rekomendasi 5 LMS Open Source Terbaik

Beberapa LMS seperti Moodle dan Dokeos memungkinkanmu untuk membuat sertifikat yang disesuaikan dengan subjek dan nama penerima. Di sisi lain, ada pula ATutor yang dikembangkan khusus untuk kursus online. Kamu bisa memilih salah satu dari 5 rekomendasi LMS berikut ini, jangan lupa untuk menyesuaikan dengan kebutuhanmu juga.

1. Moodle

memilih lms rekomendasi moodle

Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment atau Moodle adalah LMS open source yang dapat digunakan secara bebas dan dapat dimodifikasi secara bebas karena berada di bawah lisensi GNU General Public License (GPL). Jika memiliki banyak guru/dosen, murid dan mata pelajaran, Moodle adalah pilihan tepat untuk dijadikan LMS andalan. Kamu bisa menemukan Moodle dari cPanel hosting.

Selain itu, pengajar atau administrator dapat membuat kelas dengan enroll code khusus untuk siswa dalam sebuah kelas sehingga mereka dapat mengajar di kelas yang lebih spesifik seperti mengajar di kelas biasanya. Moodle juga sudah memiliki komunitas dan berbagai dokumentasi penggunaan LMS. Kamu bisa bertanya kapan pun ke komunitas bila mengalami masalah di Moodle.

Baca Juga: Cara Install Moodle di VPS CentOS 7

2. Claroline

memilih rekomendasi tampilan caroline trunk lms

Rekomendasi LMS selanjutnya adalah Claroline, yaitu LMS berbasis PHP dan MySQL yang pada awalnya dikembangkan oleh Universitas Katolik Lovain (UCL) di Belgia. Claroline juga sudah mengantongi lisensi GPL dan sudah cukup sering digunakan di Indonesia.

LMS yang satu ini masuk dalam rekomendasi LMS open source terbaik karena sama seperti Moodle, yakni menawarkan kemudahan instalasi dan modifikasi sesuai kebutuhan sehingga kamu tak perlu repot merekrut developer untuk membangun sistem e-learning. Alhasil, pengeluaranmu juga bisa terpangkas.

3. Dokeos

contoh sertifikat dokeos

Berikutnya ada Dokeos, salah satu platform pembelajaran daring gratis yang bersifat open source. Dokeos juga berbasis PHP dan menggunakan database MySQL. Kamu tak perlu takut kesulitan menggunakannya, karena ada beberapa video tutorial yang tersedia di platform dan bisa kamu pelajari.

Dokeos mendukung penggunaan LMS dalam tiga bahasa, yaitu Inggris, Prancis, dan Jerman. Sama seperti Moodle dan Claroline, Dokeos juga berada di bawah lisensi GNU GPL. LMS yang satu ini memungkinkanmu untuk membuat sertifikat bagi para siswa.

4. Sakai

logo sakai lms

Kamu bisa memilih Sakai sebagai rekomendasi LMS open source. Di sini, pengajar bisa melakukan kolaborasi dalam sebuah proyek. Namun, Sakai menggunakan basis bahasa pemrograman Java, yang berarti resource yang dibutuhkan server jauh lebih besar daripada aplikasi yang berbasis PHP. Selain itu, tak ada plugin dan add-on LMS, tidak seperti Moodle.

5. ATutor

rekomendasi lms tampilan demo atutor lms

ATutor adalah salah satu LMS berbasis web yang juga bersifat open source. LMS ini secara khusus dikembangkan untuk kursus online. Administrator yang mengelola ATutor bisa dengan mudah melakukan kustomisasi tema sehingga tampilan ATutor terlihat lebih menarik.

Baca Juga: 5 Plugin E-Learning WordPress Terbaik

Simpulan

Pemilihan LMS adalah hal penting yang harus kamu perhatikan baik-baik, sebab nantinya LMS ini akan bertanggung jawab dalam kelangsungan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang akan dilakukan. Pastikan kamu memilih LMS yang tepat berdasarkan rekomendasi di atas. Sebab, tak hanya kenyamanan penggunaan, tapi keamanan data juga menjadi taruhannya.

Selain itu, kamu juga bisa memilih salah satu dari beberapa rekomendasi LMS yang telah diulas. Masih ada pula beberapa rekomendasi LMS lain yang bisa kamu simak dari artikel “Memanfaatkan Server CBT untuk Belajar Mengajar“. Namun, semuanya kembali lagi pada keputusanmu, LMS manakah yang terbaik untuk organisasi atau instansi pendidikanmu untuk e-learning?

Setelah memutuskan, kamu bisa menghubungi Dewaweb dan informasikan berapa jumlah siswa yang akan login sekaligus agar bisa mendapatkan harga khusus untuk paket cloud hosting atau VPS (cloud server). Jika menggunakan Dewaweb, kamu sudah tak perlu mencemaskan konfigurasi dan keamanan server karena akan dikelola oleh tim Dewaweb sehingga kamu bisa fokus pada penggunaan LMS saja.

Ditambah lagi, akun cloud hosting atau VPS kamu nantinya akan ditempatkan di data center terbaik di Indonesia (Equinix DCI) dengan kapasitas unlimited bandwidth dan konfigurasi cloud server yang sudah dioptimalkan sehingga website e-learning bisa menangani ribuan siswa yang login sekaligus.

Demikian beberapa faktor untuk memilih LMS hingga 5 rekomendasi LMS yang bisa kamu gunakan sebagai bahan pertimbangan. Jangan sungkan untuk meninggalkan ide-ide topik yang ingin kamu baca di blog Dewaweb. Semoga artikel ini membantu, salam sukses online!