Taksonomi website bisa disebut sebagai langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan konten yang sama menjadi satu kesatuan. Contoh taksonomi website dapat kamu lihat pada situs seperti e-commerce, berita digital, blog, dan lain-lain.
Website yang memiliki taksonomi biasanya lebih digemari oleh pengunjung karena mudah untuk dinavigasi dan dicari. Dalam penerapannya, taksonomi website bersifat gratis dan bisa dilakukan oleh semua pemilik website.
Apakah kamu tertarik dengan taksonomi website? Jika kamu tertarik, yuk baca artikel ini sampai akhir!
Baca juga: Apa itu Website? Ini Pengertian, Fungsi & Komponennya!
Apa itu Taksonomi Website?
Taksonomi website adalah teknik yang digunakan untuk mengklasifikasikan struktur konten berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Tujuan dari klasifikasi ini adalah untuk mempermudah pengunjung untuk dalam menavigasi website dan, sehingga membuat struktur website lebih nyaman untuk dipandang.
Website yang memiliki taksonomi yang terstruktur dapat mempermudah web crawler untuk merayapi isi dari website. Jika website kamu mudah dipahami oleh web crawler, ranking website pun akan meningkat dan berkemungkinan untuk muncul di halaman depan SERP.
Contoh Taksonomi Website
Saat kamu membuka website untuk mencari hal tertentu, pasti kamu ingin dapat langsung menemukan hal yang ingin kamu cari. Disitulah taksonomi website berperan.
Taksonomi website dapat membantu pengunjung untuk menavigasi website dan menemukan hal yang ingin mereka cari. Contoh dari taksonomi website adalah sebagai berikut:
Sebagai gambaran untuk kamu, di atas adalah contoh taksonomi website yang dimiliki Dewaweb.
Misalkan pengunjung ingin mencari SSL Sectigo di situs Dewaweb, maka yang harus pengunjung lakukan hanyalah mengklik ikon taksonomi SSL dan memilih SSL Sectigo.
Hal ini tentunya memudahkan pengunjung dalam menavigasi website dan memperjelas produk yang ditawarkan.
Manfaat Taksonomi Website
Setelah melihat contoh taksonomi di atas, kamu pastinya sudah bisa memikirkan manfaat dari penggunaan taksonomi pada website. Berikut adalah manfaat taksonomi website, yaitu:
1. Konten lebih terstruktur
Dengan menggunakan taksonomi, kamu lebih mudah untuk me-manage isi website secara keseluruhan. Taksonomi sendiri mengelompokkan isi website seperti video, foto, artikel, dan sebagainya ke formatnya masing-masing.
Dengan begitu, saat kamu ingin menambahkan konten ke dalam website kamu hanya perlu memasukkannya ke dalam format tersebut. Pengunjung website pun juga akan lebih mudah untuk mengakses konten yang diinginkan.
Disaat pengunjung ingin mencari konten video dalam website, yang harus dilakukan adalah mengakses format yang berisi kumpulan video di dalam website tersebut.
2. Arah komunikasi lebih baik
Taksonomi dapat membantu mempermudah komunikasi antara pelanggan dengan pemilik website. Pemilik website hanya perlu mencantumkan kontak atau customer service di ikon taksonomi website tersebut.
Dengan begitu pelanggan dapat menanyakan informasi soal produk dengan mudah. Jika pelanggan bisa mendapatkan kejelasan informasi dengan mudah, maka pelanggan juga tidak akan ragu untuk melakukan transaksi produk setelahnya.
3. Meningkatkan SEO
Taksonomi website yang baik dapat meningkatkan user experience. Meningkatnya user experience tentunya akan meningkatkan kualitas website pada search engine.
Terutama jika taksonomi website terstruktur yang dimana mempermudah crawler untuk menganalisis website secara keseluruhan. Hal ini akan meningkatkan ranking dan kredibilitas website sehingga dapat ditampilkan di halaman depan SERP.
4. Mempermudah pengunjung mengakses informasi
Penggunaan taksonomi website dapat membantu pengunjung untuk mencari informasi yang mereka butuhkan. Karena taksonomi website sudah mengumpulkan semua konten dalam website ke dalam kategorinya masing-masing.
Pengunjung hanya perlu memasukkan kata kunci yang diinginkan atau mengklik ikon taksonomi yang sesuai dengan hal yang ingin mereka cari. Pengunjung jadi bisa melihat konten lain yang memiliki kemiripan dengan keyword yang dicari.
5. Mudah terbaca oleh crawler
Website yang rapi dan terstruktur tentunya lebih diminati oleh search engine. Dikarenakan web crawler jadi mudah untuk memahami isi dari website dan kontennya.
Penggunaan taksonomi juga terbukti mampu membantu proses crawling website selama pemilik website memasukkan kata kunci di konten yang dibuat.
Tipe Site Taxonomy Website
Taksonomi sendiri juga memiliki beberapa tipe yang memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa tipe taksonomi yang paling banyak digunakan, yaitu:
1. Flat taxonomy
Flat taxonomy adalah sistem pengaturan konten website dimana semua kategori di dalam website berada di level yang sama. Tipe taksonomi ini cocok digunakan oleh website kecil yang tidak memiliki terlalu banyak kategori di dalamnya.
Contohnya sebuah website profil perusahaan hanya akan memiliki 4 kategori taksonomi seperti “About Us”, “Location”, “Contact Us”, dan “Services.”
2. Hierarchical taxonomy
Hierarchical taxonomy adalah tipe taksonomi yang mengurutkan kategori konten mulai dari yang paling umum sampai spesifik. Taksonomi tipe ini biasa digunakan oleh website besar seperti toko online, blog, atau portal berita, karena jumlah konten mereka yang beragam.
Semakin dalam struktur taksonomi, maka semakin spesifik juga konten dalam halaman tersebut. Contohnya adalah website Dewaweb memiliki taksonomi dengan kategori “SSL” yang kemudian dibagi menjadi sub kategori seperti “SSL Digicert”, “SSL Sectigo”, dan sebagainya.
3. Facet taxonomy
Facet taxonomy adalah tipe taksonomi yang digunakan website yang kontennya bisa dimasukkan ke berbagai kategori yang berbeda. Tipe taksonomi ini biasa digunakan website e-commerce karena produknya yang memiliki berbagai tipe atribut.
Tipe taksonomi ini digunakan untuk membantu pengunjung menyaring pencarian sesuai dengan kategori yang mereka inginkan seperti ukuran produk, merek, harga, spesifikasi, dan lainnya.
Tips Menerapkan Taksonomi Website
Ada beberapa tips yang bisa diikuti untuk menerapkan taksonomi di website kamu. Berikut beberapa trik dan penjelasannya, yaitu:
1. Melakukan riset keyword dan topik
Riset keyword dan topik adalah hal utama yang harus dilakukan dalam membuat taksonomi website. Tanpa melakukan riset, kamu tidak akan tahu apa preferensi dan informasi yang paling dicari oleh audiens.
Setelah melakukan riset, kamu bisa mulai membuat kategori konten mulai dari yang paling umum lalu membuat turunan sub-kategori yang spesifik. Dengan begitu setiap konten website akan saling berhubungan satu sama lain dan memiliki struktur yang jelas.
2. Buat kategori yang sederhana
Dalam pembuatan taksonomi, keyword yang akan dipasang tidak boleh terlalu panjang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah search engine dan pengunjung untuk memahami kategori konten website.
Agar taksonomi website tetap sederhana, jangan membuat kategori utama terlalu banyak. Usahakan kategori utama merupakan hal yang paling umum dari konten, lalu sisanya bisa dijadikan sub-konten agar tidak menumpuk.
3. Menyisakan ruang untuk kategori baru
Taksonomi website pastinya akan berubah atau mengalami penambahan seiring berkembangnya website. Ketika ada konten baru yang dibuat, kemungkinan kamu akan membutuhkan kategori baru untuk mengelompokkan konten tersebut.
Maka dari itu, sebisa mungkin sisakan tempat agar saat membuat konten baru kamu tidak perlu merombak taksonomi dari awal. Karena perubahan struktur taksonomi yang terlalu sering dapat mempengaruhi ranking website pada SERP.
4. Perjelas struktur URL
Struktur URL yang baik adalah struktur URL yang memiliki hubungan yang jelas satu sama lain. Struktur URL taksonomi tidak boleh terlalu rumit atau kompleks karena bisa mempersulit web crawler.
Struktur URL taksonomi harus memiliki relevansi antara satu konten dengan yang lainnya. Dikarenakan konten ini nantinya akan masuk ke dalam kategori yang sama.
Contoh URL yang baik untuk taksonomi adalah:
- https://dewaguru.com/digital-marketing/apa-itu-serp/
- https://dewahebat.com/seo-tools/cara-menggunakan-semrush/
5. Menggunakan content silo
Content silo adalah strategi membangun arsitektur website dengan mengelompokkan konten website berdasarkan keyword yang sama dengan menggunakan internal link.
Dalam penggunaannya, content silo akan membuat hirarki dengan topic authority seperti “Apa itu SEO?” dan nantinya anda dapat membuat konten untuk mengisi hirarki di bawahnya seperti “On-page SEO” dan “Off-page SEO.” Nantinya dari 2 topik ini kamu bisa membuat konten yang mirip atau disinggung sedikit di artikel itu untuk mengisi hirarki selanjutnya.
Cara ini dapat membantu search engine untuk memahami konten kamu dengan mudah karena memiliki konten memiliki hubungan hirarki yang jelas.
Sudah Tahu Apa Itu Taksonomi Website?
Taksonomi website adalah strategi mengelompokkan konten yang memiliki kesamaan dalam satu kategori. Strategi ini dilakukan untuk mempermudah navigasi dan membuat struktur website menjadi rapi secara keseluruhan.
Penerapan taksonomi website yang jelas dan sederhana juga membantu search engine untuk memahami konten website yang dimana membantu meningkatkan ranking website di SERP. Terdapat beberapa tipe taksonomi yang bisa digunakan sesuai kebutuhan dan jenis website yang dimiliki yaitu Flat, Hierarchical, dan Facet Taxonomy.
Setelah membaca artikel diatas apakah kamu sudah paham tentang apa itu taksonomi website? Jika sudah, maka kamu dapat mulai menerapkan taksonomi di website kamu agar rapi dan tentunya disukai search engine. Namun sebelum itu, pastikan untuk menggunakan layanan hosting yang tepat dan terjamin keamananya. Semoga sukses ya!