Pahami Apa Itu DDoS Attack, Dampak, & Cara Mengatasinya

Pahami Apa Itu DDoS Attack, Dampak, & Cara Mengatasinya

DDoS adalah salah satu jenis cyber crime dengan cara mengirimkan fake traffic ke server sehingga membuatnya down dan tidak bisa diakses. Kejahatan siber ini telah meningkat secara signifikan, yakni meningkat 67% pada kuartal keempat tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.

Dampak terburuk dari serangan DDoS bisa sangat merugikan, mulai dari gangguan layanan hingga kerugian finansial yang besar. Sebuah bisnis perusahaan dapat kehilangan ribuan dollar per menit saat server atau sistem tidak berfungsi akibat serangan ini. Pahamilah lebih lanjut tentang apa itu DDoS Attack, bagaimana cara kerjanya, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat kamu lakukan.

Apa Itu DDoS?

DDoS adalah singkatan dari Distributed Denial of Service, yang merupakan jenis serangan siber di mana penyerang membanjiri target (seperti website, server, atau jaringan) dengan lalu lintas palsu yang berlebihan. Tujuan utama serangan DDoS adalah untuk mengganggu atau melumpuhkan layanan target, sehingga pengguna yang sah tidak dapat mengakses atau menggunakan layanan tersebut.

Bayangkan DDoS seperti kemacetan lalu lintas besar-besaran yang sengaja diciptakan. Penyerang mengirim ribuan atau bahkan jutaan permintaan palsu ke target. Akibatnya, pengguna asli tidak bisa mencapai website atau server.

Adapun dampak buruk dari serangan DDoS sangatlah merugikan, di antaranya seperti:

  • Gangguan layanan: Website atau aplikasi menjadi sangat lambat atau bahkan tidak bisa diakses sama sekali.
  • Kerugian finansial: Perusahaan dapat kehilangan pendapatan selama waktu henti, terutama bagi bisnis yang bergantung pada ketersediaan online.
  • Kerusakan reputasi: Pelanggan mungkin kehilangan kepercayaan jika layanan sering tidak tersedia atau lambat.
  • Biaya pemulihan: Mengatasi dan memulihkan sistem dari serangan DDoS bisa sangat mahal.
  • Kebocoran data: Pada beberapa kasus, serangan DDoS bisa menjadi pengalihan untuk serangan lain yang bertujuan mencuri data.
  • Rentan terhadap pemerasan: Penyerang terkadang mengancam dengan serangan DDoS untuk memeras uang dari korban.

Baca Juga: 8 Penyebab Website Down dan Cara Mencegahnya

Cara Kerja DDoS

Cara kerja serangan DDoS dimulai dari menyebarkan ‘virus’ ke berbagai perangkat yang terhubung internet, bisa komputer atau ponsel. Perangkat yang terinfeksi ini kemudian menjadi ‘robot’ yang bisa dikendalikan dari jauh sehingga membentuk sebuah jaringan yang disebut ‘botnet‘.

Setelah memiliki cukup banyak ‘robot’, si penyerang kemudian mengirim perintah kepada mereka untuk menyerbu website/server target. Bayangkan seolah ribuan orang yang tiba-tiba masuk ke toko kecil secara bersamaan, toko itu tentu akan kewalahan dan tidak bisa melayani pembeli aslinya. Sama halnya dengan website atau server, ketika dibanjiri permintaan palsu maka permintaan asli akan sulit sampai ke server.

DDoS Attack

Jenis-Jenis DDoS Attack

Ada beberapa jenis DDoS attack yang dibedakan berdasarkan cara serangan tersebut dilakukan.

  • Application layer attacks: Menargetkan kerentanan aplikasi web. Jenis DDoS ini seperti banyak user yang terus-menerus masuk dan keluar website tanpa melakukan apapun. Contohnya adalah serangan HTTP flood yang membanjiri server dengan permintaan HTTP, atau serangan “low and slow” yang mengirim permintaan lambat namun terus-menerus.
  • Protocol attacks: Serangan ini menyerang kelemahan pada protokol komunikasi internet. Jenis ini bisa diibaratkan seperti mengirim ribuan surat kosong ke kantor pos dan membuat mereka kewalahan memproses surat-surat itu.
  • DNS amplification/reflection attacks: Penyerang mengirim permintaan ke server DNS terbuka menggunakan alamat IP target yang dipalsukan, menghasilkan respons besar yang membanjiri target. Cara kerjanya mirip seperti seseorang yang menggunakan nomor teleponmu untuk melakukan pemesanan online dan semua pesanan tersebut dikirim ke rumah kamu.
  • Volumetric attacks: Serangan DDoS ini yang paling sederhana namun efektif. Serangan ini membanjiri target dengan lalu lintas data yang sangat besar, melebihi kapasitas bandwidth yang tersedia.

Ciri-Ciri Website Terserang DDoS

Untuk mengetahui apakah website kamu terserang DDoS atau tidak, berikut beberapa ciri-ciri website yang terserang DDoS yang perlu kamu ketahui.

1. Pola traffic web tidak wajar

Ketika terserang DDoS, kamu mungkin melihat lonjakan trafik yang tidak wajar, terutama di waktu-waktu yang biasanya sepi pengunjung. Perhatikan juga asal trafik ini. Jika tiba-tiba banyak pengunjung dari negara yang tidak biasa mengakses website kamu, atau menggunakan browser versi lama yang jarang dipakai, ini bisa jadi tanda serangan DDoS.

Baca Juga: 9+ Tools Terbaik untuk Cek Traffic Website, Anti Ribet!

2. Banyak upaya login yang gagal

Serangan DDoS sering ditandai dengan banyaknya upaya login yang gagal. Hal ini bisa terjadi karena penyerang mencoba membanjiri halaman login dengan banyak percobaan sekaligus. Waspadalah jika kamu melihat lonjakan signifikan dalam jumlah login yang gagal dalam waktu singkat. Meskipun ini bisa juga disebabkan oleh masalah lain, seperti lupa password massal, jumlah yang sangat besar dalam waktu singkat patut dicurigai sebagai serangan DDoS.

3. Munculnya kode error 5xx

Kode error 5xx, terutama 500 dan 503, adalah peringatan yang perlu kamu waspadai. Kode error 500 menunjukkan server tidak bisa menangani permintaan, sementara 503 berarti server kelebihan beban. Meski kadang muncul saat proses maintenance website, kemunculan mendadak dalam jumlah besar bisa jadi tanda serangan DDoS.

Periksalah log file untuk melihat pola kemunculan kode-kode ini. Jika terjadi bersamaan dengan gejala lain yang disebutkan di sini, kemungkinan besar website sedang diserang DDoS.

Baca Juga: Mengenal Beragam HTTP Status Codes dan Artinya

4. Pengguna eksternal tidak bisa mengakses website

Jika tiba-tiba banyak pelanggan atau pengunjung mengeluh tidak bisa mengakses website, ini bisa jadi tanda serangan DDoS.  Perhatikan apakah keluhan ini datang dari berbagai lokasi geografis yang berbeda. Serangan DDoS sering bersifat tersebar, jadi jika keluhan datang dari berbagai negara atau wilayah, ini semakin memperkuat dugaan adanya serangan.

5. Software dan aplikasi internal melambat

Serangan DDoS tidak hanya berdampak pada pengunjung website, tapi juga pada operasional internal. Jika karyawan tiba-tiba kesulitan mengakses software atau aplikasi yang biasa mereka gunakan, ini bisa jadi tanda serangan DDoS.

6. Peningkatan penggunaan bandwidth yang drastis

Periksa laporan penggunaan bandwidth hosting. Jika kamu melihat peningkatan yang sangat signifikan tanpa ada perubahan pada konten atau promosi website, ini bisa jadi tanda serangan DDoS. Penyerang sering mencoba menghabiskan bandwidth untuk membuat website tidak bisa diakses.

7. Performa server yang menurun drastis

Serangan DDoS bisa membuat server bekerja sangat keras. Kamu mungkin melihat waktu loading halaman yang sangat lama, atau bahkan server yang crash secara berkala. Jika ini terjadi bersamaan dengan gejala lain yang telah disebutkan, kemungkinan besar sedang mengalami serangan DDoS.

8. Lalu lintas dari IP yang mencurigakan

Dalam serangan DDoS, penyerang sering menggunakan jaringan komputer yang terinfeksi (botnet) dari berbagai lokasi. Akibatnya, kamu mungkin melihat lalu lintas yang tidak wajar dari alamat IP atau lokasi geografis yang tidak biasa.

Periksa log server untuk lalu lintas yang berasal dari negara-negara yang tidak biasanya mengakses website, atau dari rentang IP yang biasanya terkait dengan aktivitas berbahaya. Juga, tidak ada salahnya jika kamu menggunakan whitelist IP untuk membatasi siapa saja yang bisa mengakses data server.

Cara Mengatasi Serangan DDoS

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mencegah serangan DDoS.

  • Gunakan firewall dan sistem deteksi intrusi – Firewall dan sistem deteksi intrusi dapat membantu mengidentifikasi dan memblokir lalu lintas yang mencurigakan sebelum mencapai server. Pastikan untuk mengonfigurasi alat-alat ini dengan benar dan selalu memperbarui aturan keamanannya.
  • Manfaatkan CDN – CDN dapat membantu mendistribusikan lalu lintas ke berbagai server di lokasi yang berbeda, sehingga mengurangi beban pada server utama. Hal ini juga membantu menyaring lalu lintas berbahaya sebelum mencapai infrastruktur kamu.
  • Terapkan pembatasan laju permintaan – Dengan membatasi jumlah permintaan yang dapat diterima dari satu IP address dalam periode waktu tertentu, kamu dapat mengurangi dampak serangan DDoS. Ini akan membantu mencegah server kewalahan oleh banjir permintaan.
  • Implementasikan sistem anti-DDoS – Terdapat banyak solusi anti-DDoS yang tersedia saat ini. Sistem ini dirancang khusus untuk mendeteksi dan memitigasi serangan DDoS secara real-time, melindungi kamu dari berbagai jenis serangan.
  • Gunakan blackholing atau null routing – Teknik ini melibatkan pengalihan lalu lintas yang mencurigakan ke rute nol, hal ini efektif menghentikannya sebelum mencapai tujuan. Namun, gunakan metode ini dengan hati-hati karena dapat memengaruhi lalu lintas yang sah jika tidak dikonfigurasi dengan benar.
  • Perbarui dan patch sistem secara teratur – Pastikan semua sistem dan perangkat lunak selalu diperbarui dapat membantu menutup celah keamanan yang mungkin dieksploitasi oleh penyerang.
  • Bangun kesadaran tentang DDoS – Edukasi tim tentang apa itu serangan DDoS, bagaimana cara kerjanya, dan apa dampaknya terhadap bisnis. Pelajari juga tanda-tanda awal serangan DDoS, seperti perlambatan kinerja website yang tidak biasa atau lonjakan lalu lintas yang tidak dapat dijelaskan.

Pahami Dampak DDoS dan Cara Mengatasinya!

DDoS adalah serangan yang dapat melumpuhkan website atau layanan online dalam hitungan menit. Cara kerja DDoS Attack adalah dengan membanjiri server target menggunakan traffic palsu sehingga kinerja website melambat atau bahkan tidak dapat diakses sama sekali. Dampak DDoS bisa sangat merugikan, mulai dari kerugian finansial hingga rusaknya reputasi bisnis.

Untuk melindungi website kamu, ingatlah langkah-langkah yang telah dibahas, seperti meningkatkan kapasitas server, menggunakan firewall, dan menerapkan sistem anti-DDoS. Melalui strategi pencegahan yang tepat, kamu dapat mengurangi risiko korban serangan DDoS. Untuk informasi lebih lanjut tentang cara melindungi website dari berbagai ancaman online, ikuti terus update artikel-artikel informatif lainnya di blog Dewaweb! Semoga membantu!