Apa Itu Downtime? Ketahui Ciri-Ciri, Penyebab, & Tips Mencegahnya!

Apa Itu Downtime? Ketahui Ciri-Ciri, Penyebab, & Tips Mencegahnya!

Downtime adalah periode ketika sebuah website atau server tidak dapat diakses atau tidak berfungsi sama sekali. Dampak utama dari keadaan ini sangat signifikan, terutama bagi bisnis yang bergantung pada kehadiran online.

Ketika website mengalami downtime, banyak hal buruk yang dapat terjadi. Kehilangan aksesibilitas ini dapat mengakibatkan kerugian finansial sekaligus kerusakan reputasi yang parah.

Pelajari lebih dalam tentang apa itu downtime dalam artikel ini. Pahami penyebab utama serta berbagai strategi yang dapat digunakan untuk mencegahnya. Selamat membaca!

Apa Itu Downtime?

Downtime adalah suatu keadaan di mana layanan satu situs web atau server berhenti berfungsi atau tidak dapat diakses sebagaimana mestinya. Dampaknya dapat sangat mengganggu aktivitas bisnis, terutama yang sangat bergantung pada operasional online.

Saat website down, pengunjung web tidak dapat mengakses layanan atau informasi yang mereka butuhkan pada saat kritis. Hal ini berdampak langsung pada penghasilan dan kepercayaan pelanggan. Pengguna mungkin beralih ke pesaing yang menawarkan stabilitas lebih baik.

Masuk ke jenisnya, downtime dapat dibedakan menjadi dua kategori utama, yakni terencana dan tidak terencana. Downtime terencana adalah waktu pemeliharaan yang telah diatur sebelumnya bagi pembaruan dan perbaikan sistem.

Sementara downtime tidak terencana terjadi secara spontan karena kegagalan sistem atau insiden tak terduga lainnya. Terlepas terencana atau tidak, downtime tetap menimbulkan kerugian.

Downtime membawa berbagai dampak buruk pada website, seperti:

  • Pengurangan trafik yang mengakibatkan penurunan pendapatan.
  • Kerugian reputasi yang memengaruhi persepsi pengguna terhadap layananmu.
  • Kehilangan data atau proses transaksi yang terjadi karena gangguan.
  • Penurunan ranking SEO akibat waktu akses yang tidak konsisten.

Ciri-Ciri Downtime

Berikut ini adalah beberapa ciri umum ketika website mengalami downtime:

  • Website atau aplikasi tidak dapat dimuat sama sekali.
  • Halaman menampilkan pesan http error seperti “503 Service Unavailable.”
  • Pengguna mengalami waktu loading yang sangat lama.
  • Alat monitoring menunjukkan status website sebagai “offline.”
  • Pengurangan besar pada trafik website dalam waktu singkat.

Jika website kamu mengalami hal serupa seperti di atas, maka segera cari tahu penyebab dan tips mencegahnya yang juga dibahas dalam artikel ini.

Penyebab Downtime

Berikut ini beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan downtime pada website, antara lain:

1. Human error

Kesalahan manusia sering kali menjadi pemicu downtime yang signifikan. Contohnya, konfigurasi keliru pada server atau sistem mengakibatkan gangguan fungsi.

Kesalahan administrasi seperti penghapusan data penting atau penempatan file pada lokasi yang salah juga berpotensi menyebabkan downtime.

2. Masalah pada server atau hosting

Masalah pada server atau layanan hosting mencakup beberapa faktor seperti overload sistem, di mana server tidak mampu menangani jumlah lalu lintas yang tinggi.

Selain itu, perbaikan dan pemeliharaan perangkat keras yang tidak terjadwal seringkali dapat menyebabkan ketidakstabilan akses situs.

3. Kesalahan kode atau bug

Kode perangkat lunak yang tidak teruji dengan baik bisa mengandung bug atau kesalahan yang tidak terduga.

Pembaruan perangkat lunak yang tidak kompatibel atau penerapan fitur baru tanpa pengujian yang memadai dapat membuat aplikasi berhenti berfungsi.

4. Serangan siber

Serangan siber merupakan ancaman serius bagi ketersediaan situs web. DDoS (Distributed Denial of Service) serangan membuat server kewalahan dengan tingginya jumlah permintaan.

Selain itu, malware juga berpotensi menginfeksi dan merusak sistem, sementara aktivitas hacker dapat mengubah atau merusak data penting.

5. Kegagalan SSL

Sertifikat SSL yang gagal dapat menghambat akses pengguna ke situs. Kegagalan ini bisa terjadi ketika sertifikat expired atau tidak diperbarui tepat waktu.

Hal ini membuat situs ditandai sebagai tidak aman oleh browser, membatasi akses pengguna.

6. Masalah penyedia CDN

Masalah pada penyedia Content Delivery Network (CDN) seperti kegagalan server CDN dapat memengaruhi pengiriman konten situs.

Kerusakan ini dapat membuat situs sulit diakses dari berbagai area geografis karena konten tidak dapat dimuat sebagaimana mestinya.

Cara Menghitung Downtime Rate

Perlu kamu tahu bahwa downtime juga dapat dihitung besarannya, hal ini bermanfaat karena dapat digunakan untuk memonitor kualitas server. Cara menghitung downtime adalah menggunakan rumus berikut.

Pertama, apabila kamu ingin mengetahui downtime rate gunakan rumus berikut. 

Persentase downtime rate= periode downtime (dalam jam) / total jam setahun x 100%

 

Contohnya, apabila dalam setahun terakhir kamu mengalami downtime selama 30 jam, maka persentasenya adalah.

Persentase downtime= 30 / 8760 x 100% = 0,34%.

Baca Juga: Hitung Ukuran Bandwidth yang Sesuai dengan Kebutuhan Website

Kedua, apabila persentase sudah diketahui tapi kamu ingin mencari periodenya, maka rumusnya.

Periode downtime= persentase downtime / 100% x total jam dalam setahun

 

Contoh, apabila persentasenya 0,2%, maka periodenya adalah.

Periode downtime= 0,2% / 100% x 8760 = 17,52 jam.

Ketiga, apabila yang diketahui adalah uptime-nya lalu bagaimana cara menghitung downtime? Rumusnya adalah mengurangi uptime. 

Contohnya, uptime server kamu yaitu 98,95% maka downtime-nya adalah 100% – 99,85% = 0,15%.

Jadi, persentase downtime servernya yaitu 0,15%

Sampai sini kamu sudah tahu beberapa rumus untuk menghitung downtime. Sekarang giliran kamu untuk mencari downtime servermu sendiri.

Baca Juga: 10 Cara Mempercepat Loading Website supaya Gak Lemot Lagi

Tips Mencegah Downtime

Agar downtime tidak terjadi pada server kamu, maka sebaiknya terapkan beberapa tips berikut yang akan kita bahas.

1. Memakai data center terbaik

Tips mencegah downtime adalah memakai data center terbaik. Ketika memilih server, pastikan kamu mengetahui di mana data center mereka. Lokasi data center yang baik yaitu rawan dari bencana seperti banjir maupun longsor, kemudian aman dari gangguan listrik serta dari tindakan kriminal.

Apabila server terletak di data center yang aman, maka kemungkinan besar tidak akan sering mengalami downtime.

2. Memilih layanan hosting yang tepat

Setelah memastikan server terdapat pada data center yang terbaik, selanjutnya adalah pilih layanan hosting yang tepat. Pastikan hosting yang kamu pilih aman dan jarang terjadi downtime.

Terutama untuk kamu para pemilik situs, pemilihan layanan hosting akan berpengaruh pada traffic website nantinya. Salah satu hosting yang bisa kamu pilih yaitu Dewaweb.

Dewaweb memiliki lokasi data center di tier-4 terbaik di kelasnya yaitu Equinix DCI, yang mana data center ini juga digunakan oleh Google dan Alibaba Cloud. Kemudian untuk dari sisi keamanan tentu sudah tidak perlu diragukan, Dewaweb sudah memiliki sertifikasi ISO 27001.

3. Menerapkan backup sistem yang kuat

Backup sistem yang kuat dan teratur memastikan bahwa data dan pengaturan sistem dapat dipulihkan dengan cepat jika terjadi kegagalan sistem.

Menggunakan solusi backup offsite atau cloud juga meningkatkan keamanan dan memastikan data tetap aman meskipun terjadi kerusakan perangkat keras.

4. Mengoptimalkan pengujian dan pemeliharaan rutin

Pengujian dan pemeliharaan rutin pada server dan aplikasi membantu mengidentifikasi dan memperbaiki masalah teknis sebelum menjadi masalah besar.

Hal ini mencakup pembaruan perangkat keras dan perangkat lunak secara berkala, serta pengecekan kompatibilitas sistem secara keseluruhan untuk memastikan fungsi optimal.

Sudah Paham Apa Itu Downtime?

Downtime adalah ancaman serius bagi situs web dan bisnis online, sering kali disebabkan oleh kesalahan manusia atau gangguan teknis. Dampak terburuknya mencakup kerugian finansial, penurunan loyalitas pelanggan, serta rusaknya nama baik perusahaan.

Mengetahui pentingnya downtime memungkinkan pengembangan strategi preventif yang efektif. Pemahaman ini menjadi kunci agar layanan online tetap stabil dan terpercaya oleh pelanggan.

Sampai di sini tentunya kamu sudah lebih paham apa itu downtime, bukan? Demikian artikel ini, kamu bisa menemukan artikel informatif lainnya di blog Dewaweb. Salam sukses online!