Rekomendasi 9+ Framework PHP Terbaik dan Cara Memilihnya

Rekomendasi 9+ Framework PHP Terbaik dan Cara Memilihnya

Di era digital seperti sekarang, framework PHP menjadi salah satu aspek penting dalam pengembangan aplikasi. Masalahnya tersedia banyak pilihan framework sehingga developer sering kali kebingungan memilih kerangka kerja mana yang tepat untuk mengoptimalkan proyeknya.

Namun, munculnya berbagai jenis PHP framework membuat proses pengembangan menjadi lebih efektif dan efisien. Hal ini dibuktikan dengan data dari W3Tech yang menyebut bahwa 76,7% situs web di dunia menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman server-side.

Lalu, seberapa penting kerangka kerja PHP dan apa saja rekomendasi framework-nya? Yuk, temukan jawabannya di sini!

Baca Juga: Ketahui Apa Itu Framework, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Mengapa Menggunakan Framework PHP?

Framework PHP adalah kerangka kerja open-source yang digunakan untuk meningkatkan siklus pengembangan software. Framework ini menyediakan fitur-fitur bawaan yang mampu mempercepat pengembangan dengan cara mengurangi beban kerja developer.

Menggunakan PHP framework berarti meningkatkan jalur pengembangan software secara efektif dan efisien. Peningkatan ini mencakup semua hal, mulai dari sekuritas hingga produktivitas perangkat lunak.

Setiap kerangka kerja PHP memiliki fokus yang berbeda-beda. Beberapa framework mungkin menitikberatkan alur kerja pengembangan, sedangkan framework lainnya berfokus pada skalabilitas.

Jadi, selain peningkatan kinerja, salah satu keuntungan yang ditawarkan dari penggunaan framework PHP adalah built keamanan yang lebih baik. Ini sangat penting untuk proses software development, sebab keamanannya terus dijaga sejak awal.

Rekomendasi Framework PHP Terbaik

Setelah memahami pentingnya kerangka kerja PHP, sekarang saatnya untuk mengetahui rekomendasi framework PHP terbaik beserta kelebihan dan kekurangannya. Langsung saja, mari simak daftarnya di bawah ini.

1. Laravel

Laravel adalah salah satu PHP framework populer yang dirancang untuk memudahkan pengembangan aplikasi berbasis web. Dengan sintaks yang elegan dan fitur-fitur modern, framework ini menyediakan alat yang kuat untuk membangun aplikasi dengan cepat dan mudah.

Laravel juga membantu developer untuk membaca program yang dibuat oleh pengembang lain. Ini memungkinkan proses pengembangan tetap berjalan lancar meskipun tim developer bukan lagi orang yang sama atau digantikan.

Kelebihan Laravel:

  • Blade Template super ringan.
  • Tools lengkap yang cocok untuk tingkat advanced maupun pemula.
  • Dokumentasi lengkap dan forum aktif yang luas.
  • Terdapat fitur migrasi database otomatis.
  • Sistem keamanan PDO untuk mencegah SQL Injection.

Kekurangan Laravel:

  • Waktu eksekusi terkadang lebih lambat dibandingkan Codeigniter.
  • Untuk kategori framework, Laravel memiliki ukuran kode yang terbilang berat.

Baca Juga: Apa itu Laravel? Pengertian, Fitur dan Kelebihannya

2. Codeigniter

Codeigniter adalah kerangka kerja PHP yang populer berkat ukurannya yang ringan namun powerful. Kerangka ini menggunakan arsitektur MVC (Model View Controller) dengan komponen yang berbeda untuk menangani task secara spesifik dan dapat digunakan kembali sewaktu-waktu. Codeigniter sangat direkomendasikan bagi developer yang memerlukan toolkit sederhana untuk membuat aplikasi web berfitur lengkap.

Kelebihan Codeigniter:

  • Mudah dipelajari dan dikuasai, terutama jika sudah mengerti tentang PHP.
  • Framework ringan dan ukurannya sangat kecil, yakni sekitar 2MB-an.
  • Dibekali banyak library berisi bantuan dan petunjuk penggunaan.
  • Proses loading cepat, yakni kurang dari 50 milisekon.

Kekurangan Codeigniter:

  • Tidak ada editor khusus sehingga developer harus berpindah-pindah folder ketika ingin membuat project dan modul.

3. Symfony

Symfony adalah kerangka kerja yang mengikuti seluruh standar PHP dengan baik. Framework ini menyediakan fitur bundle dan komponen yang memungkinkan kamu menggunakan fungsi-fungsi PHP secara langsung dengan cara yang lebih sederhana. Karena dapat diintegrasikan dengan Drupal, Symfony sangat cocok untuk proyek tingkat perusahaan yang lebih besar.

Kelebihan Symfony:

  • Pemeliharaan dan pembaruan jangka panjang dari tim pengembang.
  • Manajemen cache yang sangat baik menggunakan MySQL.
  • Terdapat banyak plugin (disebut bundle) untuk meningkatkan fitur dan fungsionalitas framework.
  • Menggunakan arsitektur MVC sehingga komponen dapat digunakan kembali sewaktu-waktu.

Kekurangan Symfony:

  • Sulit dipelajari terutama bagi pemula karena harus mengerti tentang OOP (Object Oriented Programming), pola desain, dan pengetahuan teknis mendalam tentang framework lainnya.
  • Tidak mendukung PHP4.
  • Mengandalkan ORM yang kuat dan memakan banyak resources.

4. Zend/Laminas Project

Zend Framework adalah kerangka kerja PHP lama yang kini sudah bertransisi menjadi Laminas Project. Karena Zend tidak mendapatkan pembaruan lagi, sangat disarankan untuk segera migrasi ke Laminas Project.

Laminas sendiri merupakan kumpulan paket PHP profesional yang dibekali banyak fitur, baik fitur baru atau pun gabungan dari pendahulunya. Kerangka kerja ini sudah ada sejak lama dan masih banyak peminatnya. Oleh karena itu, Laminas Project masih terus diperbarui sampai sekarang.

Kelebihan Laminas:

  • Dapat diintegrasikan dengan berbagai library pihak ketiga, termasuk jQuery dan Google API.
  • Mekanisme caching bervariasi, seperti Redis, APC, dan Memcached.
  • Mendukung protokol keamanan standar industri, yakni OpenID Connect dan OAuth.
  • Mendukung berbagai jenis database, termasuk MySQL, PostgreSQL, dan Oracle.
  • Memiliki arsitektur modular sehingga komponen yang dipakai dapat diatur sesuai keperluan.

Kekurangan Laminas:

  • Cukup sulit dikuasai terutama bagi pemula karena menggunakan OOP.
  • Proses instalasinya terbilang sedikit rumit.

5. Yii

Yii adalah salah satu PHP framework berperforma tinggi yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi web dalam waktu relatif cepat. Framework yang merupakan akronim dari “Yes, It Is!” ini menawarkan dukungan luas dan dapat disesuaikan.

Karena berbasis komponen, Yii dirancang untuk mengembangkan segala jenis aplikasi web, termasuk eCommerce, CMS (Content Management System), hingga pembuatan SPA (Single Page Application).

Kelebihan Yii:

  • Menerapkan prinsip “boilerplate-free” untuk mempercepat proses coding.
  • Bisa dipakai untuk pengembangan front-end maupun back-end.
  • Menyediakan fitur kriptografi untuk meningkatkan keamanan.
  • Dukungan caching yang lengkap, cepat, dan mudah digunakan.
  • Terdapat ratusan template menarik untuk mengubah antarmuka aplikasi atau website.

Kekurangan Yii:

  • Jarang mendapatkan pembaruan dibandingkan framework lainnya.
  • Belum mendukung fitur Augmented Reality (AR).
  • Komunitasnya masih kecil, kamu mungkin akan kesulitan mencari solusi ketika menemui masalah.

6. CakePHP

CakePHP adalah framework yang dirancang untuk menyederhanakan tugas-tugas pengembangan web umum. Kerangka kerja ini berjalan pada PHP versi 8.1 dan menerapkan prinsip konvensi (minim konfigurasi) untuk mempercepat proses development.

Selain itu, ekstensibilitas CakePHP tergolong cukup luas, bahkan dapat memenuhi keperluan hampir semua proyek. Dalam hal ini termasuk sistem keamanan, otentikasi, hingga pembangunan cepat.

Kelebihan CakePHP:

  • Minim konfigurasi dan ramah pemula.
  • Mengadopsi konsep MVC sehingga direktori dan penulisan kodenya lebih bersih dan terstruktur.
  • Tersedia layanan scaffolding untuk mempercepat proses pengembangan aplikasi.
  • Dibekali fitur keamanan bawaan yang kuat, di antarana termasuk CRUD, CSRF Protection, hingga XSS dan SQL injection prevention.

Kekurangan CakePHP:

  • Hanya memiliki satu jalur routing.
  • Kamu mungkin akan kesulitan untuk mengatasi masalah tertentu karena dokumentasinya kurang lengkap.
  • Sulit untuk migrasi dari CakePHP versi 2 ke versi 3.

7. Slim

Sedikit berbeda dari kerangka sebelumnya, Slim merupakan micro-framework PHP yang memungkinkan kamu mengembangkan aplikasi web dan API dengan cara sederhana. Ini bisa terjadi karena Slim mampu menerima/mengembalikan panggilan HTTP yang disederhanakan agar penggunaannya lebih simpel. Selain itu, Slim juga tidak memiliki ketergantungan pihak ketiga sehingga cocok untuk membangun aplikasi kecil dan API.

Kelebihan Slim:

  • Slim tergolong cepat dan penggunaannya sangat ideal untuk aplikasi kecil hingga menengah.
  • Mudah dipelajari, pemula sekalipun pasti bisa menggunakannya.
  • Komunitas aktif yang besar untuk memberikan dukungan dan resources yang dibutuhkan.
  • Cocok untuk pembuatan RESTful API.

Kekurangan Slim:

  • Tidak memiliki ORM bawaan, pengembang harus meng-install-nya sendiri.
  • Sebagai framework mikro, fitur-fitur Slim lebih sedikit dan terbatas dibandingkan framework full-stack.
  • Belum terlalu populer sehingga dokumentasinya sedikit.

8. Phalcon

Phalcon adalah framework PHP full-stack yang source code-nya ditulis dengan bahasa C. “Framework PHP berekstensi C” mungkin terdengar aneh, namun pada praktiknya Phalcon mampu menghasilkan kecepatan yang lebih unggul daripada jenis lainnya.

Uniknya, Phalcon tidak memerlukan file apa pun untuk menjalankan fungsinya. Kerangka kerja ini bisa digunakan hanya dengan menambahkan modul dan library yang diperlukan sehingga proses development jadi lebih cepat dan terstruktur.

Kelebihan Phalcon:

  • Dikembangkan sebagai ekstensi C sehingga kinerjanya sangat cepat.
  • Keamanan lebih kuat dengan code encryption dan password hashing.
  • Terdapat pengelolaan library JavaScript dan CSS dalam aplikasi.
  • Memungkinkan pengembang menggabungkan banyak kemampuan framework sekaligus tanpa mengubah kode dasar.

Kekurangan Phalcon:

  • Kurang populer seperti kerangka kerja lainnya.
  • Tidak memiliki plugin bawaan. 
  • Proses instalasi agak rumit.

9. Fat-Free Framework

Fat-Free Framework atau lebih dikenal dengan sebutan “F3” adalah kerangka kerja yang mengusung minimalisme dalam komponen struktural, kinerja aplikasi, keseimbangan kode, dan produktivitas pengembang. Kendati demikian, framework mikro ini dibekali fitur-fitur mumpuni seperti CSS compression, unit testing, Open ID, image processing, dan lain sebagainya.

Kelebihan F3:

  • Ukuran file-nya sangat kecil, yakni kurang dari 100KB. Ini bahkan lebih ringan daripada Codeigniter.
  • Mendukung banyak fitur seperti routing, caching, image processing, ORM, dan banyak lagi.
  • Mudah dipelajari dan ramah pemula.

Kekurangan F3:

  • Kurang populer dan penggunanya tergolong sedikit dibandingkan kerangka kerja lain.
  • Komunitas kecil, dukungan dan sumber dayanya juga terbatas.

10. FuelPHP

Terakhir, ada FuelPHP yang merupakan kerangka kerja portabel yang sintaksisnya bersih dan dapat bekerja di hampir semua server. Kerangka web PHP 5 yang dikembangkan oleh komunitas ini menjadi salah satu solusi web end-to-end serta menawarkan standar dan metode keamanan tingkat tinggi.

Kelebihan FuelPHP:

  • Menggunakan arsitektur HMVC (Hierarchical Model View Controller).
  • Mendukung alat kriptografi dan hashing password yang kuat untuk meningkatkan keamanan.
  • Tersedia layanan scaffolding untuk mempercepat pengembangan dan pembuatan database.

Kekurangan FuelPHP:

  • Karena tergolong framework baru, FuelPHP memiliki kekurangan terutama pada infrastruktur pendukungnya.
  • FuelPHP hanya bisa digunakan pada PHP 5.3 dan belum menjadi standar web server pada umumnya.

Cara Memilih Framework PHP

Setelah mengetahui rekomendasi framework PHP, sekarang saatnya kamu mempelajari cara memilih kerangka kerja terbaik. Melansir Hubspot, berikut ini adalah beberapa tips cara memilih PHP framework:

  • Popularitas dan komunitas: Framework yang memiliki popularitas dan komunitas besar menjadi salah satu indikasi bahwa framework tersebut banyak diadopsi oleh para developer. Ini juga berarti bahwa kamu tidak akan kesulitan mencari solusi atas masalah yang dihadapi.
  • Keberlanjutan framework: Pilihlah framework yang memiliki keberlanjutan jangka panjang. Ini sangat penting karena menentukan eksistensi kerangka kerja tersebut dan skalabilitas proyek di masa yang akan datang.
  • Software dan dukungan teknologi: Pastikan bahwa framework menawarkan software dan dukungan teknologi yang memadai untuk menunjang seluruh kebutuhan proyek. Ini bertujuan agar proses pengembangan tidak berhenti di tengah jalan karena masalah yang sulit diatasi.

Mana Framework PHP yang Cocok Untukmu?

Itulah 9+ rekomendasi framework PHP terbaik yang dapat kami sampaikan. Setiap kerangka kerja memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, oleh karena itu pilihlah yang paling sesuai dengan kebutuhan atau proyekmu.

Jika hendak membangun aplikasi web berskala besar dalam kerangka sederhana dan ringan, maka Codeigniter mungkin menjadi opsi terbaik. Namun, jika menginginkan framework super cepat dan fleksibilitasnya tinggi, maka pilihlah Phalcon atau Laravel. Jadi, mana framework yang cocok untukmu? Pilihlah secara bijak dengan menerapkan tips-tips yang telah dijelaskan di atas, ya!