Apakah Anda sudah sering mendengar istilah Design Sprint sebelumnya? Jika ya, kemungkinan besar, Anda adalah orang yang bekerja untuk sebuah perusahaan khususnya startup yang bergerak di bidang e-commerce atau Anda sendiri adalah CEO dari startup yang baru saja Anda kembangkan bersama teamwork Anda.
Mungkin, Anda mendengar istilah ini dipakai di mana-mana, di banyak startup yang sudah sukses. Memang istilah yang dipakai untuk menamai sebuah metode bisnis ini bisa mengarahkan Anda pada kesuksesan bisnis Anda. Bagaimana caranya? Apa Design Sprint itu sebenarnya? Baca artikel kami satu ini!
Definisi Design Sprint
Design Sprint adalah lima langkah kerja yang bisa membantu perusahaan untuk membuat produk berdasarkan pemahaman akan design thinking. Design Sprint ini dibuat oleh Jake Knapp dari Google Venture pada tahun 2010 dan kini banyak sekali dipakai oleh berbagai perusahaan di seluruh dunia.
Kerangka kerja Design Sprint diberlakukan dalam proses lima hari. Dalam waktu 5 hari tersebut, setiap anggota dalam tim akan berdiskusi satu sama lain sehingga dapat menghasilkan gagasan masing-masing yang kemudian akan digunakan untuk eksekusi proyek bisnisnya.
Metode ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis dari sebuah business plan dengan membuat desain, menciptakan prototype (bentukan awal, atau reka bentuk produk mula-mula), dan juga menguji ide bisnis tersebut kepada user atau customer.
Baca Juga: Panduan Lengkap Google Search Console untuk SEO
Pertanyaan yang kerap kali muncul soal Design Sprint adalah, kapan sebenarnya Design Sprint perlu digunakan? Sebenarnya, jawabannya adalah setiap saat ketika Anda atau perusahaan Anda sedang dalam proses mendesain seperti berikut:
- Di awal proyek bisnis. Penerapan Design Sprint dilakukan untuk menentukan apa yang ingin ditawarkan lewat produk Anda atau saat Anda ingin menciptakan suatu visi bersama
- Bila Anda atau perusahaan Anda sedang mengalami kebuntuan atau hambatan bisnis
- Bila teamwork Anda sedang butuh suntikan saat memproses pembangunan sesuatu agar cepat selesai sesuai target deadline
Pada bagian penjelasan selanjutnya, kami akan menuntun Anda untuk memahami langkah demi langkah setiap harinya yang perlu dikerjakan jika Anda ingin menerapkan Design Sprint dari Google ini.
Cara Kerja Design Sprint
Sebelum Anda mengikuti langkah-langkah Design Sprint yang akan kami paparkan berikut, Anda memerlukan beberapa pernak-pernik kelengkapan saat melakukan meeting bersama teamwork Anda. Apa saja logistik yang perlu Anda persiapkan?
- Sticky Notes (Kertas berbagai warna yang bisa ditempelkan di papan)
- Voting Dot Stickers (Kumpulan sticker warna-warni yang bisa jadi penanda pilihan voting)
- Alat Tulis dan Buku Catatan (Berwarna-warni lebih bagus, agar teks lebih menarik disimak)
- Papan Tulis (semacam White Board, beserta Marker baik Spidol maupun Penghapusnya)
Barang-barang ini nantinya akan digunakan seperti pada gambar yang kami ambil dari Sprint Stories tim UN World Food Programme berikut ini:
Selain menyediakan benda-benda di daftar tersebut, Anda tentunya juga harus memikirkan di mana lokasi yang tepat untuk melakukan rapat atau diskusi Anda bersama teamwork. Pilihlah lokasi yang kondusif, jangan tempat umum yang ramai orang sehingga para peserta rapat dapat dengan mudah terdistraksi atau terpecah konsentrasinya.
Anda juga mungkin ingin menyediakan snack dan the agar diskusi Anda tetap santai walau serius, sehingga ide-ide yang kreatif dan efektif bisa bermunculan dari anggota teamwork Anda.
Selanjutnya, Anda perlu tahu aturan dari pelaksanaan Design Sprint ini. Berikut adalah aturannya:
- Team Leader dalam sebuah business project-nya disebut sebagai Sprint Master . Dalam menggunakan Metode Sprint Design, Sprint Master ini wajib hadir pada setiap proses diskusi yang berlangsung.
- Sprint Master tidak harus CEO atau pimpinan perusahaan atau manager asal dia memiliki kemampuan dalam memimpin sebuah tim. Kemampuan tersebut seperti tanggung jawab, sikap adil, memahami masalah yang dibahas, mudah dalam mengambil keputusan, dan hal-hal leadership lainnya.
- Setidaknya harus ada 3 orang atau lebih dalam proses diskusi Design Sprint . Hal ini karena tujuan Design Sprint adalah pertukaran ide atau gagasan.
- Seorang Sprint Master akan menentukan dan mengambil keputusan terhadap gagasan yang diberikan oleh setiap individu dalam tim.
Baca Juga: Google Bisnisku: Panduan Lengkap, Cara Daftar dan Verifikasi
Baik, semuanya telah siap. Sekarang, Anda dapat beralih ke eksekusi Design Sprint. Lakukan 5 langkah penting yang kami paparkan berikut ini!
Hari Pertama: Pahami (Understanding)
Pada hari pertama, tahap yang Anda harus lakukan adalah memahami setiap komponen masalah yang ada di proyek Anda. Seluruh komponen tersebut termasuk business goals, siapa stakeholder Anda, bagaimana kebutuhan pengguna Anda, dan sampai batas apa kapasitas Anda (bagi yang bergerak di bidang IT yaitu kapasitas teknologi yang ada).
Memang suatu strategi bisnis bagi suatu proyek bisnis memerlukan adanya pemahaman yang menyeluruh dan mendalam. Setiap anggota Design Sprint yang terlibat perlu mengerti apa yang sedang dikerjakan dan perlu juga mendapat impact berguna. Hal yang sama juga berlaku pada klien atau user, impact harus mereka dapat.
Mengenai stakeholder, seluruh anggota Design Sprint harus mengenali siapa stakeholder mereka. Selain stakeholder, pemeran ketiga lainnya seperti customer atau user juga perlu dikenali dan diperhatikan dengan baik.
Misalnya, produk yang akan dibuat adalah mobile app, maka pertanyaan utamanya adalah apakah mobile app ini akan berguna bagi semua mayoritas pengguna mobile device yang ada.
Jadi, wawasan psikologi-sosial manusia juga diperlukan untuk lebih memahami kebutuhan dan keinginan baik stakeholder maupun user yang ada.
Ada beberapa teknik spesifik yang biasa dilakukan dalam tahap pertama Design Sprint ini. Berikut adalah teknik-teknik itu:
- Wawancara terhadap user/ customer baik di kantor perusahaan Anda, di luar kantor atau di tempat kerja mereka. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami konteks dan permasalahan mereka secara terperinci
- Membuat focus group dengan user/ customer di mana Anda mencoba memahami kebutuhan dan masalah mereka dalam setiap user’s journey yang dialami selama ini
- Membuat focus group dengan customer service dari perusahaan Anda. Mereka sebenarnya merupakan orang-orang yang paling mengetahui atau mengenal user/ customer soal permasalahan platform yang terjadi
- Mengadakan survey untuk memahami konteks teknologinya, kebutuhan dan masalah dari orang-orang
- Analisis masalah yang ada dari semua online tools/ metric untuk memahami masalahnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif
Hari Ke-2: Kembangkan (Diverge)
Pada tahap “Kembangkan” di hari ke-2 ini, Anda dan tim harus mendefinisikan atau mencarikan solusi dari permasalahan (yang sudah sempat dibahas di tahap sebelumnya “Pahami”). Pada tahap ini pula harus ditemukan kunci strategi dari masalahnya agar fungsi problem solving terlaksana.
Hal lain yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah, usahakan Anda membatasi luas masalahnya, jangan melebar ke mana-mana. Coba untuk fokus pada masalah yang semula sudah dirumuskan bersama-sama. Jika ada masalah-masalah lain yang timbul, coba ukur tingkat keperluannya atau urgency-nya, bila tak terlalu berdampak coba abaikan saja.
Hari ke-3: Putuskan (Decide)
Pada tahap “Putuskan” di hari ke-3 ini, seluruh anggota tim akan berdiskusi untuk menentukan ide-ide yang terbaik. Ide-ide tersebut nantinya akan diimplementasikan ke dalam proyek bisnis Anda. Hampir setiap orang harus menyampaikan gagasan yang unik atau berbeda pada tahap satu ini. Kemudian, semua ide atau gagasan itu akan diputuskan berdasarkan sistem voting.
Jika Anda menggunakan dot stickers, setiap orang menempelkan satu dot sticker ke kertas sticky notes berisi gagasan yang mereka anggap terbaik. Setelah itu, hitung mana suara terbanyak dan itulah ide yang akan dieksekusi di tahap-tahap berikutnya hingga proyek berhasil. Terakhir, buat gambaran atau sketsa dari proyek tersebut yang akan dieksekusi lebih lanjut nantinya.
Hari ke-4: Buat Prototype (Create Prototype)
Pada tahap “Prototype” di hari ke-4, Anda dan tim akan memproses penciptaan produk mula-mula sebagai tester. Developer akan berkumpul untuk mendiskusikan lalu membuat rancangan nyata dari suatu produk sehingga nantinya bisa diadakan demo pada user dalam tahap berikutnya.
Tahap ini memang yang tersulit, apalagi Anda harus menekan biaya karena produk yang dibuat bukan hasil akhir, hanya gambaran atau percobaan namun tetap harus teliti sehingga tanggapan user di tahap terakhir nanti bisa positif (tidak ditolak secara mentah-mentah).
Hari ke-5: Validasi (Validate)
Pada tahap “Validasi”di hari terakhir ini, prototype produk yang sudah Anda dan tim buat akan diuji dan dinilai oleh para user. Inilah yang dimaksud dengan validasi. Anda memerlukan validasi dari end user tersebut. Pengujian ini sangat penting untuk dilakukan oleh user yang tepat.
Maksud dari user yang tepat adalah seseorang yang memiliki wawasan atau keahlian cukup di bidang terkait produk yang akan dirilis. Bisa jadi, mereka adalah pengamat IT bagi Anda yang ingin meluncurkan teknologi terkini.
Pengujian tidak boleh dilakukan oleh developer dari perusahaan Anda sendiri karena hasil penilaiannya pasti akan bersifat subjektif dan kurang jelas (sebab Developer hanya bisa mengira-ngira kekurangan apa yang ada pada produk). Penguji yang baik dapat mewakili perasaan atau kebutuhan dan keinginan semua user lainnya.
Baca Juga: Apa Itu Server? Pengertian, Fungsi, & Jenis Aplikasi Server
Manfaat Design Sprint
Sebenarnya ada banyak manfaat yang bisa Anda raih bagi bisnis Anda jika Anda melaksanakan Design Sprint ini. Berikut kami memaparkan lima di antaranya:
-
Solusi Simple untuk Tantangan Bisnis yang Kompleks
Sejak awal, Anda bisa membagikan gagasan dengan bebas bersama para stakeholders Anda dalam menciptakan dan membuat visi bersama, khususnya membicarakan potensi kegagalan maupun kesuksesan Design Sprint Anda dengan bebas.
Inilah alasan utama mengadakan Design Sprint, untuk menemukan sebanyak mungkin poin-poin kelemahan dari business project Anda dan menemukan bersama-sama bagaimana solusi terbaiknya. Bila diiringi dengan komunikasi yang efektif,
Design Sprint ini juga bisa memperkirakan kendala apa yang akan ada pada produk bisnis ini dan melakukan validasi ke klien. Tingkat kemudahan dalam melakukan Design Sprint juga bergantung pada bidang yang digeluti dan lingkungan yang terbentuk.
-
Hasil Cepat dan Efektif
Kelebihan lainnya yang didapat dari pelaksanaan Design Sprint adalah hasilnya yang cepat dan efektif. Di era serba cepat dan digital ini, semua hal butuh solusi cepat. Semua perusahaan berlomba-lomba mengatasi masalah atau menangani tantangan bisnisnya secepat mungkin dan seefisien mungkin.
Beberapa perusahaan besar bahkan menyewa pakar atau ahli dari luar instansinya untuk mencarikan solusi bagi perusahaannya. Hal ini dikarenakan semakin besar suatu perusahaan, akan semakin sulit birokrasi yang ada, birokrasi ini bisa menghambat. Penyelesaian masalah yang ada jadi lambat, tidak seperti perusahaan-perusahaan rintisan semacam startup.
Contohnya pada Spotify. Perusahaan yang menyediakan jutaan lagu digital yang bisa diakses streaming baik secara gratis atau membayar akun premium ini mampu melakukan business maintaining dengan team kecil yang fokus.
Mereka juga melaksanakan Design Sprint dengan baik untuk menghasilkan produk mereka yang kini telah dipakai oleh 75 juta pengguna di seluruh belahan dunia.
-
Resiko yang Lebih Kecil
Apa yang dimaksud dengan resiko yang lebih kecil pada Design Sprint? Intinya, dengan melaksanakan Design Sprint ini, Anda memotong budget dan mempersingkat waktu dalam mengeksekusi ide bisnis Anda.
Bayangkan, Anda bisa mempersingkat waktu pengembangan yang tadinya harus berbulan-bulan dan melakukan pengujian atau user testing hanya dalam beberapa hari saja.
Design Sprint memang merupakan metode yang luar biasa bagus. Semakin cepat Anda membuat prototype Anda, semakin cepat pula Anda bisa melakukan validasi ke para investor, klien, atau stakeholder Anda.
-
Kolaborasi yang Efisien dan Demokratis
Design Sprint ini bisa mendorong terbentuknya kolaborasi dari berbagai macam kelompok orang yang memiliki kemampuan di bidang yang berbeda-beda pula. Design Sprint yang seperti itu mampu menciptakan pengalaman kerja yang memuaskan.
Hal ini dikarenakan Anda dapat memacu kreativitas, memacu orang-orang untuk berpikir di luar kebiasaan mereka atau “out of the box” dan membandingkan semua perspektif unik yang ada. Semacam sesi brainstorming yang lebih efektif dibandingkan dengan yang dilakukan secara terpisah sendiri-sendiri (setiap lembaga atau departemen masing-masing).
Di samping itu, Design Sprint dapat menghindarkan Anda dari kejenuhan rutinitas karena ide-ide yang muncul kerap kali mengejutkan atau “fresh”. Terakhir, ini adalah cara yang demokratis dalam proses pembangunan bisnis Anda karena semua orang dapat turut bersuara.
-
Menunjukkan Penghargaan Pada User/Customer
Sekarang, ada banyak perusahaan atau pebisnis yang merendahkan nilai dari klien atau customer. Mereka mengabaikan pentingnya user-centered.
Maksud dari user-centered adalah mengutamakan kebutuhan dan keinginan klien atau pengguna dari jasa maupun produk Anda. Mereka menganggap keluhan atau kendala dari satu atau dua pelanggan tidak berarti atau diabaikan begitu saja karena customer lainnya tidak mengeluhkan hal tersebut. Kejadian-kejadian seperti ini bila berlangsung terus-menerus akan tanpa disadari mengancam bisnis Anda.
Dengan adanya Design Sprint ini, Anda melatih diri Anda untuk melihat dari kaca mata klien atau user . Bagaimanapun juga, customer adalah penentu kesuksesan bisnis Anda. Ulasan produk yang negatif bisa saja Anda hapus atau tidak tampilkan di product page, namun mereka bisa saja kesal dan menyebarkan beerita betapa buruknya bagaimana perusahaan Anda memperlakukan mereka dan penjualan Anda jadi menurun karenanya.
Baca Juga: 10 Google Apps yang Wajib Anda Download dari Play Store
Simpulan
Melalui artikel ini, Anda telah mendapatkan informasi yang cukup lengkap mengenai Design Sprint. Kami tidak hanya mendefinisikan apa itu Design Sprint, tetapi kami juga memaparkan apa saja keuntungannya dan bagaimana cara kerjanya bagi Anda yang ingin mengembangkan usaha Anda. Jika Anda ingin mengerjakannya dengan sebuah modul resmi Google, Anda dapat mengunjungi halaman website Design Sprint Kit Google .
Anda juga dapat melihat-lihat bagaimana berbagai perusahaan atau organisasi ternama melaksanakan Design Sprint mereka hingga berhasil, pada website Sprint Story . Anda akan menemukan inspirasi dan motivasi yang bisa memacu kesuksesan Design Sprint Anda sendiri.
Metode ini memang sangat cocok dilakukan oleh para pebisnis yang baru saja memulai dan mengembangkan perusahaannya, semacam startup. Hal tersebut dikarenakan jumlah SDM yang cenderung sedikit dan cara berpikir atau mindset yang cenderung terbuka pada perusahaan rintisan. Metode ini bisa jadi strategi bisnis yang sangat berguna bagi startup.
Jangan lewatkan artikel kami lainnya yang dapat membantu startup Anda sukses, kami sempat membuat artikel mengenai cara membentuk teamwork yang produktif bagi startup dan menjelaskan alasan mengapa banyak startup yang gagal . Semoga membantu!