Berkenalan dengan Google Penalty, Sandboxing, dan Banned

Berkenalan dengan Google Penalty, Sandboxing, dan Banned

Bagi pemilik situs web dan pemilik bisnis online, tidak ada yang lebih mengerikan selain bangun pada suatu pagi dan menemukan trafik web turun hingga ke dasar garis.

Trafik memang bukan segalanya, bukan parameter utama untuk mengukur kesuksesan sebuah bisnis, tapi turunnya trafik secara mencolok hanya bisa berarti satu hal: situs web kita terkena penalti oleh Google. Dan terkena penalti merupakan mimpi buruk para online marketer.

Tapi, turunnya trafik bukan satu-satunya jenis hukuman yang diberikan Google untuk web-web “nakal”. Ada juga banned dan sandoboxing.

Jika berbicara tentang hukuman yang diberikan Google, sering kali kita menganggap bahwa itu hanya akan terjadi pada situs-situs penuh malware, yang memiliki konten ilegal (misalnya pornografi, judi, dan bajakan), atau situs penebar spam.

Sayangnya, hukuman pun bisa diberikan kepada “anak baik-baik”, kepada situs-situs yang sudah berusaha berada di jalur yang benar tapi tidak paham mengenai karakter algoritma sehingga yaaa … ikut tersapu bersih juga.

Apakah Google khilaf? Well, search engine tidak sepenuhnya hitam dan putih. Dalam hal ini, Google memperlakukan semua situs web yang ada tanpa pilih kasih, bahkan kepada produk mereka sendiri.

Contoh kasus yang sempat heboh tahun 2012 silam, Google memberikan penalti kepada Google Chrome karena memanipulasi PageRank.

Apa itu Google penalty? Apa saja jenisnya? Seberapa parah akibatnya? Dan bagaimana cara menghindarinya? Kami persilakan Anda untuk duduk manis, siapkan kopi atau camilan karena bahasan kita kali ini akan sedikit panjang.

Baca Juga: Pengertian dan Fungsi Google UTM untuk Menganalisis Traffic

Apa Itu Google Penalty?

Secara sederhana, Google penalty adalah “hukuman” yang diberikan oleh Google kepada web-web yang melanggar Google’s quality guidelines.

Penalti menyebabkan ranking sebuah situs menurun secara drastis. Situs Anda tidak akan mendapat trafik dari organic search. Dalam beberapa kasus, situs Anda bahkan tidak akan tampil di mesin pencari.

Memang apa sih pentingnya trafik dan ranking? Memangnya kenapa kalau situs web Anda terkena penalti? Well, it’s depend on.

Kalau Anda adalah pemilik blog yang hanya ingin curhat-curhat asyik, trafik dan ranking mungkin tidak akan berpengaruh banyak. Tapi kalau Anda adalah pemilik bisnis online atau blogger yang sedang semangat memonetisasi blog, trafik dan ranking adalah salah satu faktor yang memengaruhi kesuksesan bisnis.

Tapi, turunnya trafik dan peringkat tidak selalu berarti situs Anda terkena penalti. Bisa saja itu karena sebab lain. Jadi, sebelum Anda panik, berikut beberapa penyebab turunnya trafik selain penalti:

  • Masalah-masalah teknis seperti ada beberapa laman yang diblokir robots.txt, masalah dengan Google crawler, atau gangguan server.
  • Situs web Anda baru dan belum diindeks oleh Google. Untuk memberi tahu Google agar mengindeks situs baru Anda, Anda bisa submit di Google Submit URL.
  • Ganti domain. Misalnya, ketika Anda mengganti domain dari domain gratis ke TLD, biasanya akan berpengaruh terhadap trafik meski perubahannya tidak dramatis.
  • Ganti template. Perubahan struktur web biasanya juga memengaruhi trafik karena Google harus re-cached tampilan baru situs web kita.

Baca Juga: Berapa Lama Waktu Untuk Blog Berada Di Halaman Pertama Google

Macam-Macam Hukuman yang Diberikan Google

Dari yang sedikit parah sampai yang sangat parah. Dari mulai penalti yang bersifat temporari sampai penalti “tiada maaf bagimu”.

Meskipun Google bukan satu-satunya mesin pencari, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini Google-lah mesin pencari paling besar dan paling banyak digunakan.

Kita bisa saja bersaing dengan situs web lain dalam hal peringkat atau trafik, tapi melawan Google sangatlah tidak disarankan dan tidak layak untuk dicoba. Karena Google bisa melakukan 3 hal berikut kepada situs web kita:

1.Sandboxing

Sanboxing memang masih jadi perdebatan di dunia SEO. Beberapa mengatakan bahwa sanboxing ini benar-benar ada, beberapa berpendapat bahwa ini imajinasi belaka. Apa pun spekulasi yang terjadi, tapi kami kira penting bagi Anda untuk mengetahui ini supaya stay alert. 

Sandboxing bisa diartikan sebagai masa percobaan yang diterapkan Google kepada web-web baru dan web yang sedang dalam masa pemulihan dari penalti. Sanboxing mulai diberlakukan pada Maret 2004, jadi web yang dibuat setelah itu biasanya akan masuk ke masa percobaan sebelum bisa memulai kiprahnya di search engine.

Tanda-tanda Sanboxing

Bagaimana Anda tahu bahwa web Anda berada dalam masa sandboxing? Berikut tanda-tandanya:

  • Jika Anda tidak mendapatkan trafik yang memuaskan dari kata kunci utama situs web Anda meskipun PageRank Anda bagus, konten Anda berkualitas, atau meskipun memiliki jumlah backlink yang banyak. Misalnya, topik utama dan kata kunci yang Anda optimasi adalah tentang SEO. Tapi ketika seseorang melakukan pencarian dengan kata kunci tersebut, situs web Anda tidak tampil di mana pun.
  • Anda tetap mendapatkan trafi dari organic search, tapi bukan dari kata kunci utama. Contoh, selain SEO sesekali Anda juga membahas tentang cara membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Kok jauh banget ya dari SEO ke kerajinan tangan? Ya, ini kan misalnya. Nah, trafik yang Anda dapatkan justru dari konten kerajinan tangan itu.
  • Situs web Anda adalah situs baik-baik yang tidak pernah melanggar peraturan, selalu memakai rel=”no-follow” untuk sponsored post, memiliki tampilan yang user & mobile friendly, melakukan white hat SEO, rajin nge-share ke media sosial, tapi … trafiknya sangat rendah.

Penyebab Sandboxing

Berikut ini penyebab Anda terkena Sandboxing dari Google:

  • Situs web Anda baru tapi Anda berjibaku di keyword dengan tingkat kompetisi tinggi. Google memerlukan waktu untuk mempercayai situs web Anda sebelum menampilkannya di hasil pencarian.
  • Sedang dalam masa pemulihan dari penalti. Anda pernah khilaf dengan mempraktikkan teknik-teknik black SEO kemudian terkena penalti. Maka situs web Anda akan tetap dalam masa sanboxing a.k.a diawasi hingga mesin pencari mempercayai situs Anda kembali.
  • Memakai domain yang sudah pernah dipakai dan ternyata domain itu sudah pernah terkena penalti. Misalnya, Anda membeli domain dengan nama contohdomain.com. Domain itu tersedia tapi ternyata, nama domain yang sama pernah ada di masa lalu dan dipergunakan untuk menyebarkan malware sehingga di-banned oleh Google. Ya, memang kedengarannya tidak adil karena Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan nama domain Anda yang sebelumnya, bukan?
  • Situs web Anda sudah lama (berbulan-bulan atau bertahun-tahun) tidak aktif sehingga mesin pencari berpikir bahwa mungkin Anda sudah menyerah untuk membuat konten berkualitas.

Periode sanboxing: 1-6 bulan. Rata-rata 3 bulan.

Baca Juga: Panduan Google Tag Manager, Fungsi dan Cara Menggunakannya

Cara Keluar dari Sandboxing

Solusi yang akan kami berikan mungkin terdengar klise, tapi tetap layak untuk dilakukan jika memang Anda serius mengelola situs web. Ini juga berlaku bagi Anda yang sudah telanjur membeli nama domain bermasalah.

  • High quality content

Tetaplah membuat konten yang informatif dan bermanfaat sesuai dengan niche situs web Anda.

  • Jadi anak baik

Patuhi semua peraturan yang dikatakan oleh Google dan mesin pencari lain. Jika Anda melakukan mal-praktik SEO karena memang tidak tahu, bacalah berbagai referensi dan mulai lakukan perbaikan.

  • Saatnya bersih-bersih

Jika Anda sudah lebih teredukasi mengenai mal-praktik SEO, saatnya untuk bersih-bersih.

  • Hindari Blackhat SEO

Sudahlah, melakukan teknik black SEO sudah ketinggalan zaman. Hentikan keyword stuffing, unnatural link, cloaking, dan lain-lain.

  • Pemilihan domain

Sebelum memutuskan untuk membeli domain, carilah dulu nama domain yang sesuai dan “bersih”.

2. Penalized

Terkena penalized ibarat disuruh berdiri di depan kelas dengan satu kaki terangkat dan tangan memegang daun telinga. Situs web Anda akan diturunkan peringkatnya di hasil pencarian. Beberapa bahkan tidak tampil sama sekali. Ini jenis penalti yang sering terjadi dan memiliki dampak yang berbeda-beda.

Tipe penalti: manual dan algoritma.

Penalti manual adalah jenis penalti yang langsung diberikan Google kepada situs web yang melanggar Google’s quality guidlines sedangkan algoritma berlaku kepada semua situs web karena terjadi perubahan algoritma Google.

Tanda-Tanda Penalti

Ada beberapa tanda penalti yang harus Anda waspadai:

  • Trafik turun drastis di beberapa laman.
  • Trafik turun drastis untuk beberapa kata kunci.
  • Trafik turun secara keseluruhan.
  • Situs web tidak tampil di hasil pencarian untuk kata kunci tertentu.
  • Situs web tidak tampil di hasil pencarian untuk semua kata kunci.

Penyebab Google Penalty

Berikut penyebab Anda terkena Google Penalty:

  • Melanggar Google’s quality guidelines.
  • Terkena dampak algoritma seperti Google Panda, Penguin, atau Hummbingbird.
  • Mengandung konten bajakan.

Cara Mengatasinya

Untuk mengatasi penalti dari Google, Anda bisa melakukan ini:

  • Ketahui dengan pasti penyebab penalti.
  • Lakukan perbaikan.
  • Ajukan review ulang ke Google.

3. Banned/Deindexed

Nah, kalau yang ini, situs web Anda tidak lagi disuruh berdiri di depan kelas, tapi diusir keluar kelas. Dengan kata lain, situs web Anda sama sekali “dilengserkan” dari mesin pencari. Anda tidak akan bisa menemukannya di mana pun. Anda dan situs web Anda, menghilang dari dunia.

Cara mengecek apakah situs Anda di-banned atau tidak, ketikkan frasa berikut di Google Search ==> site:URL website

Jika di-banned, hasil pencarian akan tampak seperti ini:

GOOGLE-BANNED

Penyebab Web di-banned

Berikut penyebab website Anda di-banned:

  • Bertentangan dengan hukum, baik itu hukum internasional maupun hukum di negara Anda.
  • Situs web Anda diretas.
  • Situs web berisi malware dan spam (Google Penguin).
  • Melanggar Google’s quality guidlines.
  • Diblokir oleh Google atas permintaan pihak yang berwajib seperti negara atau kepolisian.
  • Melanggar copyright situs web atau produk tertentu.
  • Menggunakan domain yang pernah di-banned sebelumnya.

Cara mengatasinya

Untuk mengatasi web yang di-banned Google, Anda bisa melakukan:

  • Pastikan bahwa situs Anda benar-benar di-banned, bukan karena situs Anda masih baru.
  • Cari tahu penyebab pasti mengapa situs Anda di-banned.
  • Jika di-banned karena alasan-alasan hukum, kami tidak yakin mampu memberikan saran yang bermanfaat, tapi jika situs Anda di-banned karena melanggar quality guidelines, segera perbaiki terlebih dahulu.
  • Ajukan permintaan review ulang kepada Google atau reconsideration requests.

Selain langkah kuratif di atas, ada baiknya Anda juga melakukan langkah-langkah preventif. Pastikan situs web Anda dipercayakan kepada penyedia jasa web cloud hosting yang memiliki tingkat keamanan server paling tinggi.

Atau kalau Anda curiga situs web Anda terkena malware sehingga khawatir di-banned, Anda bisa memanfaatkan jasa pembersihan malware.

*

Setelah membaca post ini barangkali Anda mulai waspada dan mencari tahu apakah situs web Anda terkena penalti atau tidak. Barangkali juga Anda berusaha melakukan pengecekan dengan tools yang disediakan oleh pihak ketiga.

Ya, memang banyak yang menyediakan tools dari mulai yang gratis sampai yang berbayar. Tapi, cara paling baik adalah dengan memerhatikan data di Google Analytics dan Search Console Anda.

Demikian ngobrol-ngobrol tentang Google penalty, sandboxing, dan banned. Semoga bermanfaat. Oh iya, kami juga akan membahas tentang algoritma Google seperti Google Panda, Penguin, dan Hummingbird lebih jauh lagi di post lain. So, stay tuned.