Ketahui 7 Jenis-Jenis Database Server, Fungsi, & Contohnya

Ketahui 7 Jenis-Jenis Database Server, Fungsi, & Contohnya

Ada berbagai jenis-jenis database server seperti Relational, NoSQL, hingga In-Memory yang menjadi bagian inti dari berbagai aplikasi modern. Kendati fungsinya sama-sama menyediakan layanan pengelolaan dan akses data untuk pengguna, tiap jenis tetap memiliki spesifikasinya masing-masing.

Memahami perbedaan dan kelebihan masing-masing berpengaruh pada pengambilan keputusan terkait infrastruktur data yang lebih tepat. Tentunya ini akan sangat bermanfaat untuk pengelolaan data perusahaanmu ke depannya.

Artikel ini akan memberikan pembahasan tentang jenis database server yang lebih mendalam komprehensif. Kamu akan menemukan ulasan mendalam mengenai setiap jenis database serta kegunaan dan contoh-contoh aplikasinya. Selamat membaca.

1. Relational Database Server

Relational Database Server menjadi pilihan klasik dan sering digunakan dalam banyak organisasi karena kemampuannya menangani data terstruktur. Server ini mengandalkan tabel sebagai unit dasar penyimpanan data, di mana setiap tabel merepresentasikan satu entitas data lengkap dengan kolom dan baris.

Fungsi utamanya bukan hanya menyimpan data, tetapi juga memastikan integritas, redundansi minimal, dan hubungan data yang efektif melalui foreign key dan join.

Contoh utamanya seperti MySQL yang populer karena open-source dan fleksibilitasnya, kemudian PostgreSQL yang terkenal karena kepatuhannya terhadap standar SQL dan fitur canggih.

Selain dua tadi, ada pula Oracle Database yang terkenal keandalan serta kemampuannya dalam menangani transaksi skala besar.

2. NoSQL Database Server

Jenis database server selanjutnya adalah NoSQL Database Server yang muncul untuk memenuhi kebutuhan akan fleksibilitas data yang lebih besar dibandingkan model relasional. Didesain untuk menangani data tidak terstruktur seperti dokumen, grafik, atau data biner, server ini unggul dalam hal skalabilitas horizontal yang luas.

NoSQL tidak mengandalkan tabel, melainkan struktur data yang lebih bebas dan dapat beragam antara dokumen (seperti MongoDB), kolom (seperti Cassandra), graf (seperti Neo4j), dan key-value (seperti Redis). Biasanya digunakan untuk aplikasi yang memerlukan pemrosesan data dalam jumlah besar tanpa perlu definisi skema tetap.

3. In-Memory Database Server

In-Memory Database Server berubah menjadi pilihan utama ketika kecepatan akses data menjadi sebuah prioritas. Database server ini dibangun untuk menyimpan seluruh data di RAM sehingga mampu memberikan latensi rendah dan throughput tinggi.

Teknologi ini ideal bagi aplikasi real-time karena dapat mengakses data dalam hitungan milidetik dibandingkan akses yang lebih lambat ke disk.

Sebagai contoh adalah Redis yang umum digunakan dalam cache data, pemrosesan real-time serta aplikasi yang menuntut user experience sangat responsif. SAP HANA juga sering digunakan dalam analitik data untuk akselerasi waktu pemrosesan.

4. NewSQL Database Server

NewSQL Database Server diinisiasi untuk menjembatani celah antara konsistensi transactional model SQL dan skalabilitas model NoSQL. Server ini mempertahankan model basis data relasional tetapi memperbaiki aspek skalabilitas dan performa pada cloud dan infrastruktur distribusi.

Solusi NewSQL seperti Google Spanner menawarkan skala yang luas secara otomatis dan kuat dalam manajemen data geografis. CockroachDB juga menawarkan kemampuan untuk menangani beban kerja tinggi dengan konsistensi transaksi yang terjamin.

5. Cloud Database Server

Jenis database server yang kelima adalah Cloud Database Server yang membawa kemudahan pengelolaan karena layanan basis datanya disediakan oleh penyedia cloud. Didesain untuk penerapan yang mudah dan skalabilitas elastis, server ini mendukung otomatisasi dalam administrasi database sehingga pengguna bisa lebih berfokus pada pengembangan aplikasi.

Contoh layanan ini antara lain Amazon RDS yang menawarkan beragam mesin basis data dalam satu platform, dan Google Cloud SQL yang menawarkan integrasi mudah dengan ekosistem Google dan analitik secara mendalam.

Solusi ini sangat ideal dan disarankan bagi perusahaan yang ingin menghindari beban pengelolaan infrastruktur fisik.

6. Time-Series Database Server

Time-Series Database Server khusus untuk mengelola data yang diurutkan berdasarkan waktu. Biasanya digunakan untuk data yang memerlukan analitik historis dan prediksi tren, server ini dioptimalkan untuk pemrosesan besar-besaran dari titik data berurutan.

InfluxDB dan TimescaleDB memungkinkan penanganan data time-series dengan efisiensi penyimpanan dan kueri yang cepat. Penggunaan umumnya ditemukan pada aplikasi monitoring, seperti perangkat IoT atau data log server, yang memerlukan pelacakan kondisi dan perubahan dalam waktu.

7. Object-Oriented Database Server

Object-Oriented Database Server memanfaatkan pemrograman berorientasi objek untuk mendefinisikan dan mengelola data sebagai objek yang menyatu dengan aplikasi yang menggunakan objek.

Integrasinya dengan bahasa pemrograman berorientasi objek memudahkan pengembangan sistem yang memerlukan relasi data kompleks. Contoh seperti db4o memungkinkan aplikasi Java atau .NET untuk menyimpan dan mengelola data dengan cara yang lebih efektif dan alami sesuai prinsip OOP.

Biasanya digunakan dalam sistem desain berorientasi objek di mana kompleksitas data dan hierarkinya lebih tinggi.

Sudah Tahu Semua Jenis Database Server?

Itulah ulasan jenis-jenis database server yang menawarkan kegunaan berbeda sesuai kebutuhan spesifik. Mulai dari relational database yang menawarkan konsistensi tinggi, hingga cloud database yang menawarkan elastisitas dan pengelolaan yang mudah. Setiap jenis memiliki tempat dan fungsi masing-masing.

Penting bagi kamu memahami kapan dan bagaimana memanfaatkan masing-masing jenis database server sehingga mampu memilih solusi yang tepat untuk datamu. Semoga artikel ini bermanfaat!