Cara membuat konten berkualitas sudah sering kita bahas, Anda juga tentu sudah familiar dengan ini. Lalu bagaimana dengan konten yang tidak berkualitas dari sisi SEO? Apakah hanya kebalikannya? Well, tunggu dulu. Sebetulnya, ada beberapa poin lain yang membuat konten berpengaruh buruk terhadap SEO blog. Konten seperti apakah itu? Mari kita bahas satu per satu.
Jenis Konten yang Tidak Ramah SEO Blog
Berikut ini sepuluh jenis konten yang buruk secara SEO. Mari disimak.
1. Ejaan dan Typo
Google sendiri menyatakan bahwa kualitas sebuah konten bukan hanya dilihat dari keunikan dan seberapa informatif konten itu bagi pembaca, tapi juga dari sisi teknis kepenulisan seperti ejaan dan minimalisasi typo.
Dari sisi pembaca, konten berisi banyak salah eja dan typo akan mengurangi kepercayaan atau kredibilitas situs web itu sendiri. Meskipun tidak semua pembaca paham atau peduli tentang teknis penulisan, namun kita juga tidak bisa mengabaikan bahwa para pembaca hari ini adalah orang-orang yang sudah lebih kritis.
Logikanya, bagaimana orang akan percaya tentang informasi yang kita sampaikan jika teknis penulisan dasar saja kita masih keteteran?
Dari sisi Google sebagai search engine, konten dengan banyak salah eja akan menyulitkan ketepatan algoritma pencarian.
Misalnya: ketika pembaca mengetikkan frasa “di mana beli paket hosting murah”. Berdasarkan optimasi SEO yang Anda lakukan, seharusnya situs web Anda berada di page one, tapi karena judul konten Anda salah eja menjadi “Jual paket hotsing murah” misalnya, maka Google memutuskan untuk “melempar” konten Anda ke halaman kedua puluh sekian.
Baca Juga: Teknik On-Page SEO: Anatomi Web Page yang Optimal
Tip: Jika Anda tidak paham teknik penulisan dasar, gunakan buku Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online sebagai panduan.
2. Mengecoh Pembaca
Anda membuat konten dengan judul yang memuat kata kunci yang Anda targetkan, tetapi kontennya sama sekali tidak relevan dengan itu, atau kalaupun relevan yang dibahas hanya sekilas sementara sisa konten Anda membahas hal lain. Ini dinamakan mengecoh pembaca.
Cloaking juga termasuk mengecoh pembaca dan membuat situs web Anda berisiko tinggi terkena penalti oleh Google. Yang dimaksud dengan cloaking adalah menunjukkan konten yang berbeda kepada pembaca dan Googlebot.
Tip: Sesuaikan judul dengan konten sebab judul yang bombastis tapi konten sebaliknya, akan memberikan impresi buruk.
3. Jual Beli Link
Beberapa tahun terakhir ini, Google sudah mewanti-wanti tentang jual beli link. Yang dimaksud dengan jual beli link adalah menukar link dengan uang, produk, atau jasa. Lebih mudahnya, sponsored post dengan backlink rel=”do-follow”.
Konten yang memiliki terlalu banyak memiliki jenis link seperti ini jelas-jelas menyalahi Google quality guidelines. Konsekuensinya, konten atau bahkan keseluruhan blog Anda akan diturunkan dari search engine.
Sayangnya kami belum menemukan literatur yang cukup valid tentang berapa banyak jumlah paid links atau link berbayar yang diperbolehkan dan yang tidak.
Tip: Gunakan atribut rel=”nofollow” untuk paid links.
4. Konten Sponsored Post Berkualitas Rendah
Jika di poin sebelumnya yang dibahas adalah keberadaan backlink, maka di poin ini adalah tentang kualitas konten itu sendiri. Ketika membuat sponsored post berupa review tentang sebuah produk baik itu barang maupun jasa, seorang blogger kerap kali memberikan deskripsi tentang produk tersebut. Tidak ada yang salah dengan itu, yang salah adalah jika deksripsi tersebut hanya berupa hasil copas dari situs web penyedia produk.
Memang, tidak semua review adalah sponsored post, review sering juga dilakukan secara sukarela karena si blogger ingin memberi informasi kepada pembacanya. Tapi, jika konten yang Anda buat betul-betul konten berbayar, berikut beberapa hal yang bisa Anda pertimbangkan sebelum membuat konten:
Buatlah konten berisi review yang jujur, berikan rating. Kalau perlu, sertakan pula kelebihan dan kekurangan produk berdasarkan pengalaman Anda.
Jika sponsored post yang Anda terima berupa content placement, edit dengan baik sebelum di-publish. Perbaiki jika terdapat kesalahan teknis, sesuaikan dengan gaya bahasa Anda, dan cek terlebih dahulu apakah konten tersebut merupakan duplikasi dari konten lain atau tidak.
Sepadat apa pun jadwal sponsored post Anda, publish secara bijaksana. Misalnya, hari ini sponsored post, maka konten selanjutnya adalah konten Anda sendiri. Dua hari kemudian barus sponsored post lagi, begitu seterusnya. Karena walau bagaimanapun, tidak ada pembaca yang senang “dicekoki” iklan setiap hari.
Ketika membuat konten dan ingin memberikan deskripsi tentang sebuah produk, gunakan bahasa Anda sendiri. Logikanya begini, kalau hanya copas, untuk apa pembaca repot-repot datang ke blog Anda? Apa tidak lebih baik langsung datang ke situs web penyedia produk?
Pilihlah produk yang memiliki korelasi dengan blog Anda. Misalnya, niche blog Anda adalah tentang teknologi Internet. Maka produk-produk seperti penyedia jasa cloud web hosting dan domain, template blog, atau tools tentu akan lebih relevan daripada kuliner, misalnya.
Tip: Selain sponsored post, ada beberapa cara lain untuk mendapatkan uang dari blog.
5. Arisan Link
Saling tukar link dalam rangka niat baik untuk menambah trafik kerap dilakukan oleh para blogger. Tapi, mungkin Anda belum tahu kalau ini adalah salah satu teknik yang menyalahi kebijakan kualitas Google. Arisan link termasuk link schemes atau link yang direkayasa dan akan menyebabkan situs atau blog Anda (lagi-lagi) diturunkan dari search engine.
Baca Juga: 10+ SEO Tools Gratis untuk Optimasi Website Kamu
Tip: Gunakan atribut rel=”nofollow” untuk arisan link.
6. Konten Tambal-Sulam
Yang terus-menerus diperingatkan oleh Google tentang konten berkualitas adalah konten yang informatif dan komprehensif dalam arti konten yang membahas topik secara detail dan tuntas, bukan hanya konten yang satu paragraf diambil dari situs A dan paragraf lain diambil dari situs B.
Mungkin Anda juga sering menemukan situs-situs berisi konten seperti ini. Dari judulnya sih megah sekali seakan-akan menjanjikan pengetahuan yang memang Anda perlukan, tapi ketika dibaca ternyata isinya hanya duplikasi dari konten-konten di situs lain.
Tip: Tulis sesuatu yang Anda tahu dan pahami betul.
7. Keyword yang Tidak Relevan
Meskipun Google adalah sebuah mesin, tapi mereka memiliki kemampuan untuk mengenali struktur kalimat yang benar. Mereka akan tahu konten itu berisi topik apa dan keyword mana saja yang sedang berusaha kita optimasi.
Kalimat yang terkesan “maksa” dan tidak natural hanya untuk memasukkan keyword tertentu akan berpengaruh buruk terhadap konten secara keseluruhan. Itu sebabnya mengapa seorang content creator seyogyanya memiliki kelihaian untuk membangun kalimat yang utuh dan natural.
Bedakan dua kalimat berikut ini:
Bagi pengguna kaos satuan yang berkecimpung di dunia desain kaos, tentu membutuhkan software yang mumpuni untuk mendesain kaos.
Bagi Anda yang senang menggunakan desain kaos satuan untuk penampilan yang tidak tipikal, tentu Anda membutuhkan software desain untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Anda, mana yang lebih enak dibaca?
Tip: Perhatikan koherensi (hubungan logis) antarkata dan antarkalimat.
8. Keyword Stuffing
Semakin banyak keyword dalam satu paragraf maka semakin bagus. Mitos ini sering kali diembuskan oleh mereka yang entah belum paham betul tentang SEO entah memang sengaja memberikan trik tidak baik.
Mengulang-ulang keyword dalam satu paragraf, apalagi jika semua itu adalah anchor text yang diberi link ke situs lain, dinamakan keyword stuffing yang tentu saja tidak baik untuk peringkat situs web Anda.
Contoh keyword stuffing:
Kami menjual sepatu boots custom. Sepatu boots custom kami terbuat dari kulit asli. Anda bisa memesan sepatu boots custom kami di [email protected].
Tip: Gunakan keyword seperlunya.
9. Tampilan Web
Huruf yang terlalu kecil, terlalu besar, warna latar gelap dengan huruf terang, huruf berpendar-pendar seperti lampu disko atau berwarna-warni seperti pelangi, dan lain-lain. Intinya, tampilan situs web yang tidak ramah di mata pembaca dapat mengurangi poin user experience.
Lebih jelasnya begini, Google dan mesin pencari lain betul-betul mempertimbangkan tampilan sebuah situs web karena ketika menampilkan sebuah situs di mesin pencari, yang mereka harapkan adalah bahwa pengguna akan mendapatkan informasi yang mereka cari.
Ketika misalnya informasi itu didapatkan tapi tampilan situs webnya berantakan, si pengguna akan serta-merta berpindah haluan ke situs web lain yang lebih read-able. Ketika si pengguna hanya berada di situs web selama -katakanlah- dua detik lalu langsung menutup web, Google akan menganggap bahwa hasil pencarian yang mereka beri tidak berguna.
Dengan begitu, Google akan mempertimbangkan untuk tidak menyertakan situs web tersebut di hasil pencarian berikutnya.
Tip: Alih-alih memilih tampilan web yang memiliki banyak hiasan dengan niat agar eye cathing, lebih baik pergunakan template sederhana tapi memiliki konten yang memikat pembaca.
10. Video yang Tidak Relevan
Untuk membuat pembaca stay lebih lama di sebuah situs web, penulis kerap kali memasukkan video ke dalam konten. Ini trik yang bagus karena selain menurunkan bounch rate, video juga memiliki beberapa fungsi lain:
Tidak semua pembaca mudah memahami informasi berbentuk visual seperti tulisan, ada pembaca yang lebih paham jika informasi disampaikan dalam bentuk audio atau audio visual. Keberadaan video mengakomodasi variasi jenis pembaca tersebut.
Video berfungsi untuk melengkapi konten. Misalnya, ada informasi yang tidak disampaikan di dalam konten, tapi disampaikan melalui video.
Itu sebabnya mengapa sebelum memasukkan sebuah video, perlu dipertimbangkan apakah video tersebut memang relevan dengan konten atau tidak. Video yang tidak relevan akan memberikan impresi buruk kepada pembaca juga kepada search engine.
*
Pada prinsipnya, konten yang berkualitas adalah konten yang dibuat untuk pembaca, bukan hanya untuk search engine. Optimasi SEO blog hanyalah satu dari sekian langkah agar informasi di dalam situs web kita dapat dikomunikasikan kepada lebih banyak pembaca. Itu sebabnya mengapa kualitas sebuah konten menjadi pilar utama dari sebuah situs web.
Semoga pembahasan kita kali ini bisa membuat konten blog Anda semakin berkualitas. Selamat praktik.