Memanfaatkan Server CBT untuk Belajar Mengajar

Memanfaatkan Server CBT untuk Belajar Mengajar

Sejak memasuki tahun ajaran baru 2020, pengelola instansi pendidikan sudah mulai memikirkan cara untuk menentukan kebijakan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Meski begitu, tak jarang yang akhirnya kehabisan ide.

Padahal, sebenarnya ada cara untuk mempermudah proses kegiatan belajar mengajar, yaitu menggunakan metode e-learning. Metode e-learning ini dapat terealisasi menggunakan server CBT yang sering digunakan untuk ujian berbasis online. Apa itu server CBT dan bagaimana cara membangun server CBT? Mari simak penjelasan berikut.

Apa itu CBT?

Sejak dijalankannya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), pelaksanaan tes atau ujian sudah mulai beralih dari PBT (Paper-Based Test) menjadi CBT. Computer-Based Test (CBT) adalah tes yang berlangsung secara virtual dan sudah terkomputasi secara otomatis sehingga peserta mendapat soal dengan paket yang berbeda-beda.

Selain kemudahan penggunaannya, CBT juga mempunyai keunggulan lain, yaitu keramahannya terhadap lingkungan. Bagaimana tidak, dengan menggunakan tes berbasis komputer, instansi pendidikan bisa mengurangi penggunaan kertas dan alat tulis yang nantinya juga berpengaruh pada keramahan lingkungan.

Saat ini, masih banyak sekolah yang bimbang ketika memutuskan untuk menggunakan server CBT. Pasalnya, biaya yang lumayan menguras kantong dan repotnya pemeliharaan mesin server seringkali menjadi kendala utama.

Meski sebenarnya, ada banyak kelebihan server CBT, selain dua hal di atas, waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk mengoreksi jawaban pun bisa lebih efisien, karena hasil jawaban yang dikirim server CBT dapat dicek secara otomatis dari mesin server.

Demi menghapus keraguan di mata para pengelola institusi, Kemendikbud telah menyajikan informasi terkait aturan komputer yang dapat menjalankan server CBT, yakni sebagai berikut:

  • Harus menggunakan komputer desktop, bukan laptop atau notebook.
  • CPU minimal 4 CORE dengan 1,6 Ghz.
  • RAM berkapasitas minimal 8 GB, DDR 3.
  • Kapasitas penyimpanan setidaknya 250 GB.
  • OS Windows Server/10/8/7 atau Linux Ubuntu 14.04 (64 bit).
  • Menggunakan software VM Virtual Box, browser (Mozilla, Chrome, dll), dan eXamBrowser Admin.
  • LAN Card (NIC) sebanyak 2 unit.
  • UPS dengan daya tahan hingga 15 menit (optional).
  • Server cadangan (optional).

Jika menggunakan traditional dedicated server, mungkin kamu akan memerlukan beberapa server untuk menampung banyaknya murid yang melakukan login di waktu yang bersamaan sehingga risiko terjadinya down time pun semakin tinggi. Namun, jika menggunakan Virtual Private Server (VPS), kejadian ini bisa diminimalisasi dengan memindahkan request login ke server lain secara otomatis.

Di sisi lain, ada pula beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta didik yang ingin ikut serta dalam kegiatan e-learning, yakni sebagai berikut:

  • Memiliki PC/laptop dengan monitor minimal 11 inch dan RAM minimal 512 MB.
  • Processor minimal single core.
  • Menggunakan OS Windows XP/7/8, Linux, macOS, atau Chrome OS.
  • Web browser-nya Exambro versi terbaru (untuk CBT).
  • Hardisk minimal tersedia 10 GB (free space).
  • Memiliki LAN Card.
  • Headset/headphone (untuk menjalani tes listening).

Jenis-jenis Learning Management System (LMS)

Ada beberapa management system yang bisa digunakan untuk menjalankan program e-learning yang disebut dengan Learning Management System (LMS). Berikut ini adalah beberapa LMS yang direkomendasikan karena sering digunakan oleh instansi pendidikan di Indonesia.

  • Moodle

LMS yang satu ini adalah yang paling direkomendasikan, karena keamanan data yang ditawarkan serta fitur otomatis backup jika mengalami masalah. Kelebihan Moodle lainnya adalah kemudahan penggunaan dan fleksibilitasnya karena dapat digunakan di OS Windows, Linux, Cloud, Android, bahkan iOS. LMS cocok digunakan oleh lembaga akademi, organisasi non profit, serta perusahaan. Ditambah lagi, cara instalasinya bisa langsung dipelajari dari artikel “Cara Install Moodle di VPS CentOS 7”.

  • Canvas

Mempunyai kualitas bersaing, Canvas seringkali dibandingkan dengan Moodle. Meski begitu, Canvas mampu mengintegrasikan konten pembelajaran seperti materi, tugas, atau soal kepada pengguna lain dengan lebih mudah. Selain itu, LMS yang satu ini juga dapat menerima hingga 3000 login peserta didik sekaligus.

  • Candy CBT

Aplikasi website untuk melaksanakan ujian berbasis online yang satu ini cocok digunakan untuk melangsungkan ujian bagi siswa SMP dan SMA/SMK sederajat. Uniknya, tampilan Candy CBT dapat dikostumisasi sesuai kebutuhan untuk melaksanakan ujian online.

  • Edubox

Software CBT besutan anak negeri ini juga bisa diandalkan untuk melakukan penilaian terhadap ulangan harian, PTS, PAS, ujian sekolah hingga try out. Selain itu, Edubox juga bisa kamu gunakan untuk menyiapkan hasil rekapan nilai peserta ujian.

  • Quizroom

Sejak tahun 2014, Quizroom memang telah diciptakan untuk mempermudah kegiatan ujian online di instansi pendidikan, baik formal maupun informal. Aplikasi website yang ditulis dalam bahasa pemrograman PHP MySQL ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan ujian baik secara online maupun offline.

  • WordPress LMS

WordPress terkenal dengan sistem open source yang dimilikinya. Artinya, CMS WordPress dapat dimodifikasi menjadi apa pun (termasuk LMS) dan hasil modifikasinya juga bisa digunakan oleh siapa pun. Oleh karena itu, tak heran jika kamu menemukan lebih dari satu LMS berbasis WordPress, seperti LearnPress atau WP Courseware.

  • BeeSmart

BeeSmart seringkali digunakan untuk ujian CBT, terutama ujian dengan sejumlah besar peserta. Beberapa keunggulan BeeSmart sebagai CBT adalah paket soal yang tidak terbatas, koreksi otomatis, dan tentunya keramahan lingkungan karena tidak menggunakan kertas sama sekali.

Selain 7 jenis LMS di atas, masih ada beberapa LMS lain yang sering digunakan oleh instansi pendidikan di Indonesia, seperti Sakai, Drupal LMS, Joomla LMS, dan sebagainya yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Panduan Belajar Search Engine Optimization (SEO) untuk Pemula

Membangun Server CBT untuk e-Learning menggunakan VPS

Virtual Private Server (VPS) adalah server berbasis cloud yang memungkinkan pengguna mengakses root server tanpa perlu menampung mesin server sehingga biayanya lebih terjangkau. Beberapa keuntungan lain yang dapat kamu peroleh dari VPS adalah kendali penuh atas server dan kemudahan mengelola server karena kamu akan dibantu oleh tenaga ahli dari penyedia layanan server.

Selain itu VPS juga dapat menjamin keamanan dan kestabilan koneksi karena kamu mempunyai akses langsung ke root server. Jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai VPS Server hingga cara setup mandiri, klik di artikel “Quick Setup VPS Self Managed Dewaweb”.

Berikut ini adalah langkah membangun server CBT untuk e-learning menggunakan VPS Indonesia:

1. Tentukan jumlah peserta

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk membangun server CBT adalah menentukan seberapa banyak peserta didik yang akan mengikuti kegiatan e-learning melalui server CBT. Sebaiknya, perhitungkan berapa banyak peserta didik yang akan mengakses server CBT saat ujian berlangsung, mengingat sebuah ujian berlangsung dalam waktu terbatas, server CBT juga harus kuat menampung seluruh jumlah siswa di waktu yang hampir bersamaan.

2. Tentukan spesifikasi server CBT yang diperlukan

VPS yang bisa digunakan sebagai server CBT terbagi menjadi beberapa jenis, tergantung kapasitas memori, jumlah processor pada CPU, sistem operasi (OS) hingga jumlah alamat IP. Oleh karena itu, jika ingin memilih VPS, kamu bisa melakukan konsultasi terlebih dulu melalui WhatsApp atau dengan mengklik gambar di bawah ini.

server cbt banner

3. Instal aplikasi/software untuk server CBT

Usai melakukan konsultasi hingga membeli layanan VPS untuk server CBT sesuai kebutuhan, sekarang kamu dapat melakukan instalasi aplikasi/software untuk membuat kelas e-learning. Mengingat Moodle adalah LMS yang paling direkomendasikan, di sini kami menyajikan Cara Install Moodle di VPS CentOS 7.

Masih ada beberapa faktor lain yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memilih server CBT. Jika menggunakan dedicated server, kamu harus dapat menyiapkan ruangan khusus untuk menyimpan mesin server dan siap mengeluarkan biaya untuk perawatan mesin sekaligus membayar tenaga ahli untuk mengurusnya. Namun, jika menggunakan VPS, kamu tak perlu mengkhawatirkan penempatan mesin server, karena semua mesin server CBT yang menggunakan VPS berada di datacenter.

 

Simpulan

Berdasarkan data dari eLearningIndustry.com, setidaknya 72% organisasi global menganggap LMS sebagai keunggulan yang cukup kompetitif, terlebih di tahun 2020. Di artikel ini, kamu telah mengetahui mulai dari definisi server CBT, jenis-jenisnya, serta cara membangun server CBT menggunakan VPS.

Keputusan apa pun yang kamu pilih untuk mengelola server CBT milikmu, pastikan kamu tetap menggunakan perangkat dengan kualitas terbaik untuk menjamin performa saat melangsungkan kegiatan e-learning maupun CBT. Kamu bisa memilih beberapa paket VPS untuk server CBT sesuai kebutuhanmu. Selamat mencoba!