Dalam website development, JSON adalah turunan bahasa pemrograman JavaScript yang biasanya digunakan untuk proses penyimpanan dan transfer data. Format data ini banyak dipilih pengembang karena cenderung lebih ringan, mudah dipahami, serta menampilkan data yang terstruktur dengan baik.
Lantas, apa itu JSON data dan bagaimana cara menggunakannya? Melalui artikel ini, Dewaweb akan jelaskan informasi tentang JSON secara lengkap termasuk fungsi dan kelebihannya. Simak terus sampai akhir, ya!
Apa Itu JSON?
Pada bahasa pemrograman JavaScript, JSON adalah format file yang digunakan untuk menyimpan, membaca, dan melakukan transfer data antar web server. Informasi yang disimpan pada format file ini umumnya lebih terstruktur dan sederhana. Hal inilah yang menyebabkan JSON kerap dijadikan alternatif untuk menggantikan Extensive Markup Language (XML).
Secara garis besar, JSON file terdiri dari dua struktur agar fungsinya dapat berjalan dengan benar. Struktur pertama adalah kumpulan value yang saling berpasangan seperti ‘object’, sedangkan struktur kedua adalah daftar value yang berurutan seperti ‘array’. Selain itu, JSON juga mendukung bahasa pemrograman lain termasuk Python, PHP, C++, Ruby, dan Perl.
Baca Juga: 10 Bahasa Pemrograman Paling Populer di Dunia
Terlepas dari itu, sebagian orang kerap menyamakan JSON dengan XML padahal keduanya berbeda. JSON hanya memerlukan satu baris kode untuk mengkonversi teks menjadi JavaScript. Sementara XML membutuhkan lebih banyak baris kode berdasarkan elemen yang ingin diuraikan sehingga lebih sulit dikonversi menjadi JavaScript.
Fungsi JSON
Fungsi JSON pada dasarnya hampir mirip dengan XML, yakni untuk penyimpanan dan perpindahan data. Format ini memungkinkan pengembang dapat membuat sebuah halaman yang isi informasinya dapat diperbarui tanpa harus me-reload halaman tersebut. Oleh sebab itu, JSON cocok diterapkan pada website yang memerlukan kecepatan tinggi seperti aplikasi berbasis web.
JSON lebih sering digunakan karena dinilai menawarkan lebih banyak keunggulan daripada XML, di antaranya:
- Kode lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pengguna;
- Struktur kode lebih simpel; dan
- Ukuran file yang lebih ramah.
Baca juga: Cara Membuat XML Sitemap untuk Website WordPress
Perbedaan JSON dan XML
Meskipun memiliki fungsi hampir sama, JSON dan XML merupakan dua hal yang berbeda. Terutama jika dilihat dari segi elemen, ekstensi, dan penerapannya.
- Elemen: JSON menyimpan elemen secara efisien namun terlihat kurang rapi, sedangkan XML menyimpan elemen yang mudah dibaca tetapi kurang efisien.
- Ekstensi: Ekstensi file JSON adalah .json, sedangkan XML adalah .xml.
- Penerapan: JSON digunakan untuk mengirimkan data melalui jaringan internet, sementara XML menyimpan data terstruktur yang umumnya digunakan untuk menambahkan catatan.
Untuk memudahkan pemahamanmu, Dewaweb akan berikan contoh sebagai perbandingan antara JSON dan XML. Pertama, perhatikan contoh kode JSON di bawah ini:
{"users": [ {"username":"Anita", "domisili":"Garut"}, {"username":"Ayla", "domisili":"Bandung"}, {"username":"Rista", "domisili":"Jakarta"}, {"username":"Rahayu", "domisili":"Bogor"} ] }
Selanjutnya, perhatikan contoh kode XML berikut:
<users> <user> <username>Anita</username> <domisili>Garut</domisili> </user> <user> <username>Ayla</username> <domisili>Bandung</domisili> </user> <user> <username>Rista</username> <domisili>Jakarta</domisili> </user> <user> <username>Rahayu</username> <domisili>Bogor</domisili> </user> </users>
Berdasarkan contoh di atas, dapat kamu lihat bahwa kode JSON jauh lebih ringkas, sederhana, dan mudah dipahami oleh manusia . Selain itu, hasilnya pun lebih memuaskan karena proses loading data berlangsung lebih ringan dan cepat.
Baca juga: Apa Itu MariaDB? Ini Fungsi dan Perbedaannya dengan MySQL
Kelebihan dan Kekurangan JSON
Setelah memahami apa itu JSON dan fungsinya, kamu juga perlu mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Tanpa berlama-lama, simak ulasannya di bawah ini.
Kelebihan JSON
Berikut ini adalah kelebihan JSON:
- Proses parsing data di server-side berlangsung lebih cepat.
- Data dapat disimpan dalam bentuk array sehingga memudahkan proses transfer data.
- Support bahasa pemrograman lain seperti Python, PHP, C++, Ruby, dan Perl.
- Sintaks lebih sederhana dengan size yang ramah ruang penyimpanan.
Kekurangan JSON
Berikut ini adalah kekurangan JSON:
- Meskipun menawarkan banyak kemudahan, namun JSON lebih rentan diretas.
- Format penulisan kode sedikit sulit dipahami, terutama bagi pemula.
Baca juga: Mengenal Bahasa Pemrograman Python untuk Pemula
Cara Menggunakan JSON
Ada dua hal penting yang perlu kamu perhatikan jika ingin menggunakan JSON, yaitu Syntax dan Value. Kedua hal ini berperan penting guna file JSON bisa dijalankan sesuai tujuan pembuatannya. Bagi yang belum paham, Dewaweb akan jelaskan informasinya menggunakan kalimat yang mudah dimengerti.
Syntax
JSON selalu diawali dan diakhiri dengan kurung kurawal atau tanda { }. Nah, sintaksnya sendiri terbagi menjadi dua elemen, yakni key dan value yang keduanya dipisahkan simbol titik dua (:). Perhatikan contoh sintaks JSON sederhana di bawah ini:
{"nama":"Nurul Huda", "status":"Lajang"}
Berdasarkan sintaks di atas, contoh key adalah “nama”, sedangkan “Nurul Huda” adalah value. Keduanya selalu diawali dengan tanda kutip ganda tanpa tanda spasi. Namun, jika terdapat lebih dari satu pasang key dan value, kamu dapat memisahkannya dengan tanda koma (,) yang diikuti spasi.
Jenis-Jenis Value
Dalam JSON, ada enam jenis tipe nilai atau value yang harus kamu ketahui, di antaranya yaitu string, object, array, boolean, number, dan null. Supaya lebih paham, simak penjelasan masing-masing value JSON berikut ini.
1. String
String adalah nilai yang terdiri dari rangkaian karakter unicode yang terurut dan diapit oleh tanda kutip ganda. Misalnya seperti “Fajar Sadboy” pada contoh di bawah ini:
"nama":"Fajar Sadboy"
2. Object
Object selalu dibuka dan diakhiri dengan tanda kurung kurawal yang berisi key dan value. Sama seperti contoh sebelumnya, jika object terdapat lebih dari satu pasang, maka harus dipisahkan dengan tanda koma yang diikuti spasi. Contohnya sebagai berikut:
“talent”: {“nama”:”Fajar Sadboy”, “lokasi”:”Gorontalo”}
3. Array
Array adalah kumpulan value yang disusun dalam urutan. Jenis value ini selalu dibuka dan ditutup dengan tanda [ ] atau kurung siku. Berikut contoh kodenya:
"talent":[ {"nama":"Fajar Sadboy", "lokasi":"Gorontalo"}, {"nama":"Ayu Ting Ting", "lokasi":"Depok"}, {"nama":"Sule Prikitiw", "lokasi":"Bandung"} ]
4. Boolean
Boolean adalah jenis value yang berisi pernyataan true (benar) atau false (salah). Berikut contoh kodenya:
“menikah”:”true”
5. Number
Dalam JSON, number adalah jenis nilai berupa angka yang harus integer atau angka bulat. Dengan kata lain, kamu tidak dapat menjadikan angka 12,7 sebagai value. Contohnya seperti berikut:
“umur”:”19”
6. Null
Null adalah jenis value atau nilai kosong yang menginformasikan bahwa tidak ada informasi apapun. Di bawah ini contoh kodenya:
“golonganDarah”:”null”
Baca juga: Apa itu Moodle? Penjelasan Fitur, Fungsi dan Kelebihannya
Kesimpulan
Sampai di sini kamu tentu sudah tahu apa itu JSON mulai dari pengertian, fungsi, kelebihan, hingga cara menggunakannya. JSON adalah format file yang digunakan untuk menyimpan, membaca, dan melakukan transfer data antar web server secara lebih terstruktur. Selain JavaScript, JSON juga mendukung bahasa pemrograman populer lain seperti Python, PHP, C++, Perl, dan lain sebagainya.
Kendati penggunaan JSON mampu memudahkan website development, kamu juga perlu memperhatikan kecepatan dan keamanan website. Nah, untuk mendapatkan performa dan keamanan tingkat tinggi, sebaiknya gunakan layanan hosting dan domain terpercaya dari Dewaweb. Layanan cloud hosting Dewaweb sudah tersertifikasi ISO 27001 dan dilengkapi proteksi anti DDoS terbaik berkapasitas 120+ Tbps. Yuk, coba Dewaweb sekarang!