Mitos Seputar Dunia Marketing yang Terbantahkan

Mitos Seputar Dunia Marketing yang Terbantahkan

Membaca artikel berikut akan membuat Anda terkejut dengan banyaknya mitos dan konsepsi yang keliru seputar dunia marketing. Mempercayai mitos-mitos di bawah ini membuat Anda kehilangan kesempatan menjalankan marketing yang sukses.

Apa Saja Mitos Marketing yang Perlu Anda Ketahui?

Berikut ini kami tampilkan beberapa mitos marketing yang perlu diketahui:

Iklan sama dengan marketing

Bukan, iklan adalah proses membeli ruang atau waktu di media seperit surat kabar, billboard, televisi, radio, dan internet. Tujuan utamanya untuk menyampaikan pesan promosi.

Memang, iklan jadi satu dari sekian banyak aspek marketing, tapi marketing lebih jauh dari sekedar iklan. Relasi publik, perencanaan media, distribusi produk, strategi penjualan, dukungan pelanggan, riset pasar, dan keterlibatan komunitas menjadi bagian dari marketing yang komprehensif.

Iklan tidak selalu relevan untuk strategi bisnis marketing, ini akan bergantung pada masing-masing bisnis.

Orang akan selalu membeli dengan harga paling murah

Bila ini benar, hanya bisnis yang bisa memberi harga paling murah yang akan bertahan. Beberapa orang memang membeli ketika mendapat harga paling murah, tapi kebanyakan orang lebih tertarik mendapat nilai produk atau layanan yang lebih baik dibanding mendapat penawaran dengan harga di bawah rata-rata.

Baca Juga: Digital Marketing: Panduan Lengkap bagi Pemula

Menjalankan sedikit metode marketing lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa

Sayangnya kenyataan tidak berkata demikian. Marketing membutuhkan biaya. Tapi  marketing bisa diperoleh dengan cuma-cuma bila Anda tahu persis apa yang Anda lakukan dan menjalankan trik marketing yang cerdas dan tertarget.

Anda tak perlu menghabiskan biaya yang tinggi dan ada banyak saluran di luar sana yang bisa membantu Anda memulainya. Momentum dan konsistensi menjadi kunci marketing yang sukses.

Menawarkan banyak pilihan ke pelanggan akan meningkatkan penjualan Anda

Benarkah demikian? Penelitian telah menunjukkan kalau menyajikan banyak pilihan ke pelanggan biasanya justru akan menurunkan penjualan. Ini karena ketika dihadapkan dengan banyak pilihan, kebanyakan pelanggan mengalami kesulitan membuat keputusan yang jelas. Mereka akhirnya tidak membuat keputusan apapun.

Ketika ini terjadi, Anda kehilangan penjualan yang seharusnya Anda dapat.

Produk atau layanan besar memiliki nilai jual sendiri

Produk atau layanan yang besar memang sangat penting, tapi marketing untuk produk dan layanan yang bagus jauh lebih penting. Anda harus secara konstan meningkatkan kualitas, dan yang lebih penting, Anda harus bisa menyisipkan nilai proposisi sederhana yang dapat menciptakan reaksi membeli.

Cara tepat untuk memulainya adalah dengan memiliki website yang menunjukkan kalau Anda “membuka bisnis” dan menyertakan testimoni yang mendukung penjualan serta sering berkomunikasi dengan audiens.

Anda bisa menggunakan web hosting dari Dewaweb dengan domain dan hosting murah yang dilengkapi backup data dan sertifikat SSL. Anda juga bisa memanfaatkan program afiliasi dan hosting gratis yang pastinya bermanfaat dan berkualitas.

Dengan produk yang sangat bagus, marketing dalam bentuk apapun tidak dibutuhkan

Sayangnya tidak demikian. Meski internet menawarkan platform yang bagus dan murah untuk mempromosikan bisnis Anda ke audiens potensial, Anda berkompetisi dengan jutaan perusahaan dan website lain.

Setelah orang mendatangi website Anda, berapa banyak yang kemungkinan akan membeli pada kunjungan pertama? Dengan rata-rata tingkat konversi 1 sampai 3 persen, ini ibarat berharap menikah pada kencan pertama.

Marketing belum berakhir ketika pengunjung datang ke situs Anda. Anda harus terus-menerus menjalin kedekatan dengan pelanggan dan menekankan nilai unik Anda untuk membuat mereka masuk ke penjualan dengan pembelian sebenarnya. Kenali apa saja yang boleh dan tidak boleh dalam internet marketing.

Marketing bisa menciptakan brand

Tidak juga. Konsep ini menyatakan aktivitas marketing, seperti iklan dan menulis konten, bisa meyakinkan pelanggan potensial untuk melihat produk dengan cara tertentu.

Ini kadang berhasil ketika produk diluncurkan, khususnya bila Anda ingin menghabiskan banyak uang dan pelanggan bisa dengan mudah diyakinkan. Tapi sering kali, pengalaman pelanggan terhadap produk, yang selalu menciptakan brand.

Meski bertolak-belakang dengan kepercayaan populer, brand Anda bukan sekedar logo dan moto. Brand Anda terdiri dari emosi yang pelanggan rasakan ketika berpikir tentang produk atau layanana Anda. Dan meski emosi itu kadang bisa dipicu oleh logo dan moto, asalnya ada pada pengalaman terhadap produk atau layanan.

Baca Juga: 12 Tips dan Strategi Marketing Instagram untuk Bisnis Anda

Bagaimana dengan Marketing Konten?

Marketing konten atau content marketing merupakan transformasi marketing dan bukan lagi strategi yang baru untuk diterapkan. Tapi ini tidak berarti marketing konten tidak akan berdampak pada kesuksesan atau kegagalan organisasi atau industri Anda.

Mitos dalam marketing konten sangat sulit dihilangkan. Mana yang berhasil, mana yang tidak? Apa yang paling efektif? Mana strategi yang bagus dan mana yang percuma diterapkan?

Anda yang baru di marketing konten maupun sudah berpengalaman, bisa dengan mudah tergelincir oleh mitos-mitos ini. Baca tips kami tentang cara menciptakan konten yang menarik.

Berikut ini mitos seputar marketing konten, dan beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menepisnya.

“Video terlalu mahal untuk diterapkan di strategi konten saya”

Banyak orang yang bergelut di bidang pemasaran merasa produksi konten video membutuhkan biaya terlalu mahal. Ada dua hal sederhana yang membuat mitos ini tidak benar.

Pertama, video menyediakan organisasi dengan nilai yang bagus melebihi pilihan konten lain.

Kedua, beberapa orang berasumsi keliru bahwa semua video harus dipoles sempurna, tapi bukan ini yang jadi persoalan. Ketika bicara tentang video untuk strategi marketing, kuncinya adalah saluran Anda dan cerita yang Anda beritakan harus lebih penting dibanding nilai produksinya.

Cerita yang kuat yang diproduksi menjadi video dengan menggunakan handphone dan diterbitkan di media sosial sangat bisa diterima dan tidak akan menghancurkan anggaran marketing Anda. Lagi pula, di lingkungan yang didominasi oleh media sosial, video manapun akan lebih baik dibanding tidak ada video sama sekali.

Jadi pendekatan apa yang paling baik untuk menjaga harga tetap rendah tapi masih memberi keuntungan? Daripada memproduksi video yang mahal dan berharap yang terbaik, berpikirlah kreatif dengan marketing gerilya.

Anda bisa menjalankan taktik ini dan membuat pendukung brand Anda membantu menceritakan cerita Anda melalui video. Selain itu, kamera telepon pintar yang memadai cukup untuk membuat video sendiri dan membagikannya melalui media sosial.

Baca Juga: Strategi Emotional Marketing untuk Sukseskan Bisnis

Mengajak orang sebanyak mungkin ke website Anda

Ada perbedaan besar antara mendapat traffic dan menerima traffic yang benar, terutama bila Anda tidak mengalokasikan waktu dan uang untuk mendapatkannya.

Mana yang lebih baik; mendapat 100 pengunjung yang telah ditargetkan yang 15 diantaranya menjadi leads atau 1000 pengunjung tapi hanya 5 yang menjadi leads?

Kenapa memfokuskan semua usaha Anda pada panjang-pendek artikel di publikasi media massa? Industri situs bisa memberi Anda banyak prospek yang bagus, dan jauh lebih mudah untuk dijangkau.

Ketika penjualan berkurang, “lebih banyak klik pada website,” bukan jadi solusi.

Anda bisa mendapat ratusan dari ribuan pengunjung di website Anda dan tidak menghasilkan penjualan satupun. Apapun yang Anda jual, kecuali Anda memiliki orang yang tepat, audiens target yang datang ke website Anda tidak akan berdampak baik apapun pada bisnis Anda.

Media sosial hanya saluran dan tidak dianggap marketing konten

Meski benar kalau media sosial menjadi saluran tambahan untuk distribusi konten, jangan diasumsikan saluran tersebut bisa diabaikan sebagai kesempatan marketing yang unik.

Daripada menggunakan media sosial murni untuk mempromosikan konten Anda, perlakukan saluran media sosial sebagai platform penerbitan yang sebenarnya. Semakin konten Anda sesuai dengan saluran media, lebih baik konten akan diterima dan semakin baik pula konten tersebut merepresentasikan Anda.

Kenali jenis konten yang bisa memikat pembaca.

Semua konten yang Anda produksi harus sejalan dengan saluran Anda, bukan orang lain

Memang benar, fokuslah pada saluran yang Anda miliki, seperti website atau blog, yang menjadi investasi lebih aman untuk jangka panjang. Tapi ini tidak menjadi investasi Anda satu-satunya.

Daripada hanya memusatkan konten di saluran sendiri, lakukan pengembangan untuk kemitraan konten dengan penerbit yang memiliki misi sama, atau cari cara untuk memproduksi dan menerbitkan konten (video atau guest blog) di saluran lain.

Satu tujuan paling penting dari kampanye marketing konten adalah terus membangun audiens Anda sendiri. Melakukan kerjasama kemitraan dengan pihak lain jadi cara yang bagus.

Meski bila Anda sudah memiliki audiens yang baik, meningkatkannya dan tetap menjalin kedekatan bisa jadi aktivitas yang sangat memberi manfaat. Dan bagi banyak brand, kemitraan ini bukan tren yang baru.

“Kita hanya butuh postingan blog yang banyak lalu kita bisa berhenti memproduksi konten”

Memang benar kalau Anda bisa mulai melihat efek dari artikel blog yang banyak tapi ini hanya berarti Anda baru saja memulai.

Daripada menciptakan beberapa konten dan lalu berhenti, lebih baik konsisten dengan irama yang teratur. Produksi konten Anda mungkin sedikit pasang-surut ketika Anda lebih mengenal perilaku audiens, tapi pastikan Anda memahami kalau menerbitkan konten membutuhkan strategi jangka panjang.

Pastikan Anda membuat postingan teratur dan tunjukkan ke pelanggan kalau Anda berkomitmen menyediakan informasi yang penting untuk mereka.

“Search engine optimization dan traffic organik terlalu kompetitif untuk saya kejar”

Asumsinya adalah semakin banyak konten yang diterbitkan dan dibagikan, semakin sulit untuk mencapai traffic yang signifikan dari pencarian organik manapun. Ini tidak selalu benar. Pertama, Google sendiri masih mendaftarkan setidaknya 2 milyar pertanyaan setiap tahun. Selain itu, ada juga jutaan topik dan niche di luar sana yang bisa Anda manfaatkan.

Daripada menyerah dengan SEO, seharusnya Anda perkuat tim marketing konten Anda. Menulis untuk SEO murni sudah tidak berlaku lagi, terutama dengan Google yang sekarang memprioritaskan kualitas melebihi kata kunci. Anda masih bisa mengeksekusi praktek seputar SEO dan mencapai keberhasilan organik.

“Saya harus membuat konten yang sangat panjang”

Anda mungkin membaca banyak kasus yang menunjukkan kalau konten yang lebih panjang lebih unggul dibanding konten yang pendek. Sebagai  akibatnya, banyak brand mulai beralih dari model artikel tradisional dengan 500 kata untuk meningkatkan peringkat dan kedekatan dengan audiens.

Meski ini bisa diterapkan di beberapa kondisi, ada situasi lain dimana efeknya bisa kontraproduktif. Ada argumen untuk kedua sisi yang perlu Anda pertimbangkan.

Sebaliknya, ada indikator jelas kalau konten yang panjang memiliki peringkat lebih baik dan lebih menarik. Di sebuah penelitian, konten dengan 1800 sampai 3000 kata menerima backlink dan masuk peringkat lebih baik di mesin pencari.

Pembaca memberi perhatian lebih pada koten yang membutuhkan waktu sekitar 7 menit untuk dibaca, yang setara dengan konten berisi sekitar 1600 kata.

Tapi menciptakan konten bentuk panjang tidak selalu perlu dan bisa kontraproduktif. Pertama, meski konten panjang cenderung masuk peringkat lebih tinggi di Google, konten pendek masih tetap masuk peringkat.

Bahkan muncul anekdot menarik yang membuktikan kepercayaan baru kalau hanya konten panjang saja yang masuk peringkat Google. Sebuah website bisa masuk peringkat 2 di halaman  Google untuk kata kunci yang kompetitif, padahal postingannya cukup pendek.

Bahkan ada faktor yang lebih penting yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan untuk fokus menulis postingan sepanjang 2000 kata lebih, yakni pelanggan Anda. Meski penelitian menunjukkan kalau postingan panjang cenderung lebih menarik, Anda perlu berhati-hati dengan bagaimana mengaplikasikannya pada kampanye Anda.

Tiap pelanggan memiliki kecenderungan berbeda dan bisa saja pelanggan Anda lebih suka postingan yang pendek dan singkat.

Bicara tentang konversi, Anda perlu ketahui kalau konten yang panjang tidak selalu lebih baik dari yang pendek. Halaman yang lebih panjang mungkin berhasil ketika Anda menjual tiket besar tapi konten panjang juga bisa membuat pembaca malas dan pergi dari website Anda.

Daripada berasumsi konten panjang selalu lebih baik, Anda perlu mengujinya dengan gaya berbeda untuk mengoptimasi konversi Anda.

“Siapa saja bisa membuat konten untuk saya”

Konten dengan kualitas rendah tidak pernah memiliki nilai bahkan dipandang sebelah mata. Kebanyakan perusahaan mengadopsi konsep ini tapi kemudian terbentur masalah karena mereka tidak mengalokasikan sumber yang dibutuhkan untuk menciptakan konten yang sebenarnya membantu membangun brand mereka.

Kesalahan paling besar mereka adalah berasumsi kalau siapa saja bisa membuat konten berharga untuk membangun relasi dan mendapat konversi.

Menciptakan konten yang bagus merupakan skill yang sangat spesifik. Anda akan mendapat apa yang Anda bayar, jadi pastikan Anda berinvestasi pada penulis yang berkualitas bila Anda ingin membangun konten yang menarik dan menciptakan konversi.

Bila dana Anda terbatas dan Anda tidak bisa memproduksi konten sendiri, akan jauh lebih baik berinvestasi pada satu konten yang menarik daripada membeli 10 konten dengan kualitas rendah dengan harga yang sama.

Media sosial membuat email tidak lagi dibutuhkan

Tak ada yang bisa menyangkal kalau media sosial telah dengan drastis mengubah cara orang berinteraksi di web. Tapi, beberapa orang keliru dengan meyakini kalau marketing email telah punah.

Email tetap jadi cara paling efektif untuk mempromosikan konten, menjalin kedektan dengan pelanggan dan mengubah mereka menjadi pembeli. Bahkan data menunjukan kalau email lebih efektif untuk mengubah follower dibanding media sosial.

Menjalin kedekatan dengan pelanggan melalui media sosial memang penting untuk membangun relasi dan menumbuhkan brand. Tapi semua bukti objektif menunjukkan kalau email jauh lebih efektif sebagai cara untuk mendapat konversi pelanggan, sehingga Anda tetap perlu mempertimbangkan aspek ini untuk kampanye marketing konten Anda.

Marketing konten memang penuh liku, tapi layak jadi sesuatu yang Anda usahakan untuk jangka panjang. Bila Anda serius untuk menjadi sukses, Anda perlu memiliki visi jelas dan strategi yang rinci sebelum melancarkan kampanye Anda.

Bila Anda menyadari mitos dan miskonsepsi yang disampaikan di sini dan Anda mengambil langkah yang dibutuhkan untuk memperbaikinya, Anda punya kesempatan lebih baik untuk mengembangkan marketing menjadi konversi yang lebih tinggi.