Open Source: Kode Pengembangan Gratis untuk Perangkat Lunak

Open Source: Kode Pengembangan Gratis untuk Perangkat Lunak

Dalam software development, open source adalah istilah yang mengacu pada kode sumber suatu program. Kode pengembangan ini bisa dilihat dan diakses oleh siapapun untuk menambah, memodifikasi, hingga mendistribusikan perangkat lunak.

Namun, sebenarnya apa itu open source? Di artikel ini, Dewaweb akan mengulas informasi tentang kode sumber tersebut beserta contoh software-nya. Simak pembahasannya sampai akhir, ya!

Apa Itu Open Source?

Supaya lebih mudah memahami materi, kamu harus kenali dua jenis software terlebih dahulu, yakni open source software dan closed source software. Perbedaan kedua jenis perangkat lunak ini terletak pada ketersediaan kode dan izin aksesnya.

Sesuai namanya, OSS atau open source software adalah perangkat lunak yang kode sumbernya terbuka bagi publik. Siapapun dapat melihat, mengakses, memperbaiki, dan menerapkan sejumlah perubahan untuk membuat versi baru.

Di sisi lain, closed source software merupakan kebalikan dari open source. Software ini dibuat untuk menghasilkan pendapatan sehingga kode sumbernya benar-benar dirahasiakan. Contoh perangkat lunak tertutup ini adalah Microsoft Windows dan Mac OS.

Baca Juga: Ingin Jadi Software Developer? Kuasai Skill Berikut Ini

Sistem berbagi kode program terbuka pertama kali dikembangkan pada tahun 1983 oleh Richard Stallman. Ia meyakini bahwa software seharusnya bisa diakses oleh banyak programmer sehingga mereka dapat memahami dan memodifikasi kode programnya.

Pada tahun 1989, Stallman mulai merilis kode terbuka di bawah GNU Public License (GPL) yang merupakan lisensi miliknya sendiri.

Satu dekade setelahnya, pendekatan software development ini akhirnya menghasilkan open source initiative (OSI) sebagai pusat pengembangan kode program terbuka antar programmer.

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa open source adalah kode sumber program yang didistribusikan secara terbuka. Kode tersebut bisa dipakai atau dimodifikasi untuk keperluan pribadi, hobi, hingga komersial tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.

Baca Juga: Mengenal Software: Pengertian, Fungsi dan Contohnya

Jenis Software Open Source Code

Berdasarkan jenis lisensinya, software open source code terbagi menjadi dua jenis, yakni commercial dan free software. Apa saja perbedaan keduanya? Simak penjelasan berikut ini.

1. Commercial Software

Commercial software adalah jenis perangkat lunak yang tersedia secara komersial sehingga kode sumbernya tidak dapat diakses oleh sembarang pengguna. Sebab, software komersil ini memiliki hak cipta dari developer atau pengembangnya.

Jika ingin mengakses kode sumber, user harus membayar lisensi atas hak kekayaan intelektual kepada developer. Setelah memberikan sejumlah insentif, pengguna berhak mengetahui source code dan bebas untuk mengakses aplikasi.

Contoh perangkat lunak komersial yang terkenal adalah CorelDraw, Adobe Photoshop, Wondershare Filmora, Microsoft Windows, MYOB Accounting, dan lain sebagainya.

2. Free Software

Banyak orang berpikir bahwa free software adalah ‘perangkat lunak gratis’ karena aksesnya tidak memerlukan biaya. Sayangnya pernyataan tersebut kurang tepat, mengapa demikian?

Perbedaan free software dan commercial software terletak pada lisensinya. Istilah ‘gratis’ secara umum mengacu pada harga, bukan kebebasan pengembangan. Oleh sebab itu, free software lebih dimaknai sebagai ‘perangkat lunak bebas’.

Kebebasan yang dimaksud meliputi kebebasan akses kode, mempelajari mekanisme kerja, memodifikasi, hingga menyebarluaskan program. Selain itu, free software yang disebarluaskan wajib di bawah lisensi GPL (General Public License).

Baca Juga: Mengenal Apache sebagai Web Server Open Source Gratis

Kelebihan Open Source

Banyak pengembang lebih menyukai kode program terbuka daripada closed source. Hal ini tidak terlepas dari sejumlah kelebihan yang ditawarkan untuk keperluan development. Berikut beberapa kelebihannya:

1. Gratis untuk digunakan

Kelebihan terbesar open source adalah tidak memerlukan biaya sedikitpun alias gratis. Berbeda dengan proprietary atau closed software yang membutuhkan biaya lebih besar mulai dari tahap awal pengembangan, lisensi, hingga perilisannya.

2. Dapat ditingkatkan secara konsisten

Selain gratis, open source software juga dapat ditingkatkan secara konsisten. Semua programmer boleh mengotak-atik kode sumber tanpa harus mencari izin resmi. Siapapun bisa memodifikasi, bug fixing, dan menambahkan fitur untuk meningkatkan kinerja aplikasi.

3. Dapat digunakan sesuka kamu

Kelebihan selanjutnya adalah dapat digunakan sesuka hati. Pengguna benar-benar bebas menggunakan aplikasi karena tidak ada hak cipta untuk kode sumbernya. Mereka bahkan diperbolehkan untuk memodifikasi program sesuai keinginan.

4. Tahan terhadap serangan virus

Kode program terbuka memiliki fleksibilitas tinggi dan mudah digunakan. Hal ini membuatnya cocok untuk penggunaan spesifik seperti pengembangan software antivirus. Selain lebih aman, aplikasi ini juga mampu mengatasi berbagai jenis virus komputer.

5. Menawarkan banyak pilihan

Kelebihan yang terakhir adalah menawarkan cukup banyak pilihan. Open source software adalah perangkat lunak yang kode programnya bisa digandakan. Pengguna memiliki banyak opsi untuk menyesuaikan dan mengembangkan aplikasi.

Baca Juga: Source Code: Pengertian, Macam-Macam & Jenis Berkasnya

Kekurangan Open Source

Kendati dibekali sejumlah kelebihan, open source juga memiliki kekurangan terutama dalam hal kompatibilitasnya terhadap hardware. Berikut beberapa kekurangannya:

1. Butuh waktu untuk mempelajari produk

Mempelajari produk open source biasanya membutuhkan waktu lebih lama, apalagi jika pemahaman tentang pengembangan software-nya masih samar.

Misalnya Apache OpenOffice yang merupakan versi open source dari Microsoft Word. Opsi kedua software ini memiliki produktivitas yang sama, yakni untuk mengolah dokumen. Namun, jika keduanya dibandingkan lebih teliti, ada banyak bagian kode yang berbeda karena sulit dipelajari.

2. Sulit digunakan oleh pengguna

Kekurangan selanjutnya adalah sulit digunakan oleh pengguna. Kelemahan ini bisa diketahui hanya dengan melihat perbedaan Linux dan Windows, terutama dalam segi instalasi paket.

Instalasi operating system (OS) terbuka seperti Linux lebih sulit dilakukan daripada Windows. Pasalnya, untuk memasang program baru, pengguna harus menginstal paketnya melalui Command Line Interface (CLI).

3. Masalah kompatibilitas perangkat keras

Kekurangan terbesar open source software adalah kompatibilitasnya dengan hardware. Ada banyak perangkat keras keluaran terbaru dengan kelebihan dan fitur mumpuni. Sayangnya, sebagian besar hardware tersebut tidak kompatibel OS open source seperti Linux.

Pengguna Linux sangat bergantung kepada third-party setiap kali membeli perangkat keras dari vendor. Selain itu, mereka juga harus memastikan dukungan hardware-nya tersedia untuk OS Linux.

Baca Juga: 7 Jenis Sistem Operasi Komputer selain Windows, Mac, dan Linux

Contoh Software Open Source

Seperti yang telah Dewaweb singgung, software dan sistem operasi open source adalah perangkat lunak yang kode dasarnya dapat dilihat oleh publik. Setiap software tersebut pada dasarnya memiliki lisensi tertentu agar dapat disebarluaskan ke ranah publik.

Untuk memudahkan pemahamanmu, Dewaweb akan berikan contoh software dan sistem operasi open source. Dewaweb juga menambahkan contoh software berbayar sebagai bahan perbandingan saja.

1. Sistem operasi berlisensi open source

Salah satu contoh sistem operasi open source adalah Linux beserta turunannya seperti Debian, Ubuntu, Fedora, Mandriva,  CentOS, OpenSuse, dan Mint. Sedangkan, contoh sistem operasi berbayar atau closed source di antaranya yaitu Windows dan Mac OS.

2. Software grafis berlisensi OSS

Contoh software grafis berlisensi OSS (Open Source Software) di antaranya yaitu InkScape, Xara Xtreme, Apache OpenOffice Draw, sK1, dan Skencil. Sedangkan contoh perangkat lunak grafis berbayar adalah  Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Sketch, dan CorelDraw.

3. Software pengolah kata berlisensi OSS

Contoh software pengolah kata berlisensi OSS di antaranya yaitu Apache OpenOffice, LibreOffice, dan AbiWord. Sedangkan contoh perangkat lunak berbayar dengan fungsi serupa adalah Microsoft Office Word.

4. Sistem operasi untuk smartphone berlisensi OSS

Contoh sistem operasi open source untuk smartphone adalah Android, Plasma Mobile, Ubuntu Touch, LuneOS, dan PureOS. Sedangkan, contoh sistem operasi smartphone berbayar di antaranya yaitu iOS dan Windows Mobile.

Baca Juga: Mengenal Linux: Sistem Operasi Open Source dan Gratis

Kesimpulan

Itulah informasi yang dapat Dewaweb sampaikan tentang open source. Intinya, open source adalah kode sumber program yang didistribusikan secara terbuka. Kode dasar tersebut bisa dilihat, dimodifikasi, diperbaiki, dan disebarluaskan oleh siapapun.

Kode open source umumnya dapat digunakan secara cuma-cuma alias gratis. Berbeda dengan proprietary atau closed software yang memerlukan biaya lebih besar untuk tahap awal pengembangan, lisensi, hingga software tersebut dirilis.

Terlepas dari itu, bagi kamu yang ingin membangun website atau aplikasi berbasis web, sebaik gunakan layanan hosting dan domain dari Dewaweb.

Dewaweb menggunakan web server LiteSpeed Enterprise yang didesain untuk menangani volume trafik tinggi tanpa limit data transfer. Selain itu, Dewaweb juga dibekali teknologi server super cepat dari AMD EPYC (Rome) untuk mengatasi workload aplikasi yang berat.

Oh ya, saat ini Dewaweb lagi promo #NgertiModus dan memberikan voucher diskon hingga 45%, lho! Selain itu, ada cashback sebesar Rp1,2 juta bagi kamu yang mau migrasi ke hosting Dewaweb. Menarik bukan? Yuk, daftar hosting Dewaweb sekarang.