Perkembangan teknologi yang sangat pesat terjadi di mana-mana. Bahkan, sudah tidak jarang lagi kita baca berita pengembangan mesin yang menggunakan kecerdasan artifisial (artificial intelligence).
Tidak perlu meninjau jauh-jauh, coba amati bagaimana keseharian Anda dan sekitar Anda kini. Jika ingin memesan makanan, aplikasi pesan-antar bisa membantu Anda terkoneksi dengan para pengantar yang siap membawakan makanan kesukaan ke tangan Anda di manapun Anda berada. Pekerjaan yang Anda lakukan sehari-hari tak jauh dari komputerisasi. Semuanya jadi serba digital.
Di antara seluruh negara lain di dunia, Indonesia termasuk ke dalam 10 negara dengan daya saing digital terendah pada tahun 2017 ini. Dikutip dari data yang dirilis oleh KataData , daya saing digital yang rendah tersebut dikarenakan masih minimnya investasi yang dilakukan bagi pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi digital.
Inilah mengapa penting bagi Anda untuk mempersiapkan diri Anda menghadapi era digital yang sedang berlangsung masif, lebih baik lagi bila Anda menjadi pahlawan digital.
Definisi Era Digital
Era digital dimulai tak lama setelah revolusi teknologi terjadi. Revolusi teknologi itu sendiri terjadi ketika alat-alat elektronik yang analog dan alat-alat mekanik menjadi serba digital (didasarkan pada komputerisasi) seperti yang ada di sekitar kita saat ini. Dimulai pada tahun 1990-an saat internet masuk, era ini terus berlanjut hingga sekarang.
Baca Juga: Digital Marketing VS Traditional Marketing, Mana yang Lebih Baik?
Situasi Ekonomi, Politik, dan Budaya di Era Digital
Ada perubahan yang cukup signifikan terjadi di bidang ekonomi, politik maupun budaya sejak dunia memasuki era digital. Secara umum, tentunya semua jadi serba cepat dan mudah. Memang teknologi itu sendiri dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia dan membuatnya lebih efisien.
Pertama, terkait ekonomi, dapat dipastikan jika perkembangan IT di suatu negara baik maka makin meningkat pula perkembangan ekonominya. Produktivitas dunia industri jadi meningkat. Investasi pun berlangsung besar-besaran karena dapat berlangsungnya ekonomi yang ideal ketika industri bekerja dengan efisien.
Ambil contoh, perkembangan e-commerce terkini di mana semua produk yang dibutuhkan konsumen dapat dibeli secara online dan dikirimkan langsung ke tempat yang diharapkan. Toko atau perusahaan-perusahaan pun bisa memangkas biaya besar yang musti dihabiskan seandainya ada toko fisik. Memiliki toko fisik tak berarti buruk, namun biaya operasional yang dihabiskan cenderung besar.
Di Indonesia sendiri, investor-investor asing telah berani mendanai berbagai startup yang berbasis IT agar bisa mengembangkan bisnisnya. Bahkan, pemerintah melalui Kemenkominfo Rudiantara mencanangkan hadirnya puluhan startup unicorn di Indonesia pada tahun 2020 . Lihat, bagaimana pemerintah turut menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang ada dan memanfaatkannya untuk keuntungan negara.
Untuk sehari-hari saja, penggunaan e-banking telah banyak diterapkan klien bank. Fintech ada di mana-mana. Bank-bank yang ada mulai menawarkan aplikasi yang diklaim aman agar klien bisa bertransaksi dengan cepat dan mudah.
Seluruh kegiatan yang biasa dilakukan dengan mengantre panjang di bank dapat dilakukan dalam waktu beberapa menit oleh sentuhan jari di layar smartphone Anda. Berbagai kegiatan terkait fintech seperti pembayaran tagihan, transfer uang, jual beli saham maupun peminjaman uang bisa dilakukan dengan mudah dan cenderung cepat.
Bagaimana dengan layanan pemerintahan kita atau dunia politik? Pembuatan surat-surat penting, atau proses pembayaran pajak telah didasarkan pada teknologi komputerisasi. Walaupun di negara ini adanya teknologi masih saja belum mampu menjadikan layanan publik maksimal karena integrasi yang cenderung buruk antara mesin dan SDM, setidaknya Indonesia telah membuka diri terhadap digitalisasi ini.
Pejabat-pejabat pemerintahan kini telah banyak berinteraksi dengan masyarakat di dunia digital. Warga pun dapat menyampaikan keluhan dan sarannya secara cepat dan terbuka.
Pada dasarnya, keterbukaan atau transparansi dalam pemerintahan memang diharapkan ada seiring dengan perkembangan era digital. Akan lebih baik lagi jika data-data terkait dipublikasikan oleh pemerintah lewat platform yang ada. Sehingga, media-media sosial yang dimiliki tidak hanya dipakai untuk menggiring opini publik sesuai kepentingan pribadi.
Mengenai situasi budaya, sebenarnya perubahan yang terjadi cukup signifikan. Perubahan utama yang dapat dirasakan adalah yang terkait dengan interaksi sesama manusia. Bila dahulu bertemu kerap jadi solusi jika ada kendala soal kejelasan komunikasi lewat teknologi, kini semuanya bisa diatasi.
Jadi, tak hanya teks dan suara, bahasa tubuh antara komunikator dan komunikan saat berkomunikasi bisa mendukung efektifitas penyampaian pesan lewat video call. Noise atau gangguan yang mungkin terjadi saat berkomunikasi bisa dihindari dengan dukungan teknologi 4G yang sudah ada di Indonesia. Sinyal yang buruk bisa jadi tak dialami di kota-kota besar.
Budaya kerja pun turut berubah, banyak meeting-meeting maupun proses wawancara kerja di perusahaan dilakukan dengan group call. Penugasan oleh atasan bisa disampaikan lewat project tools online yang terkoneksi dengan seluruh departemen yang ada. Bekerja secara bebas tanpa kantor fisik pun kerap dilaksanakan, biasa disebut sebagai “working remotely”.
Perubahan situasi telah terjadi di hampir semua bidang. Tinggal bagaimana Anda menghadapinya. Apakah Anda ingin turut mengembangkan diri Anda seiring dengan perkembangan digital yang ada? Jika ya, baca lebih lanjut penjelasan kami berikut soal hal apa saja yang perlu Anda miliki untuk menjadi pahlawan digital.
Baca Juga: Mengenal Fintech, Sistem Finansial Berbasis Teknologi di Era Digital
Menjadi Pahlawan Digital
Apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi pahlawan atau pejuang digital? Berikut penjelasannya:
Mengetahui Perkembangan Teknologi
Tentunya ini menjadi hal utama yang perlu Anda miliki. Bukan berarti Anda harus memiliki semua produk teknologi terbaru yang sedang diluncurkan, melainkan mengetahui sampai sejauh mana perkembangan teknologi yang sedang berlangsung.
Anda dapat mengetahuinya dari berita-berita terkait teknologi yang ada di media. Salah satu media terkait teknologi yang selalu update adalah The Verge . Media berbasis di New York ini tidak hanya menerbitkan berita teknologi dan ulasan produk teknologi, tetapi juga melaporkan soal bagaimana teknologi-teknologi yang ada memengaruhi masyarakat dengan budaya populer yang berlangsung.
Memanfaatkan Teknologi yang Ada di Semua Bidang
Seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya di bagian pengantar artikel ini, teknologi memang dibuat dengan tujuan mempermudah tugas atau pekerjaan manusia. Selain itu, tentunya membuat segala yang kita lakukan jadi lebih efisien. Jadi, mengapa kita tidak memanfaatkan teknologi-teknologi canggih yang sudah ada buat keuntungan kita sendiri?
Tidak harus membeli produk-produk teknologi canggih yang mahal harganya. Coba mulai dari aplikasi-aplikasi gratis yang tersedia di online store.
Misalnya saja penggunaan aplikasi map yang bisa kita akses secara online untuk mengarahkan kita saat melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain agar tak tersesat semacam Waze. Selain itu ada pula aplikasi menarik yang bisa menjodohkan Anda dengan calon pasangan Anda semacam Tinder.
Untuk Anda yang suka musik, aplikasi belajar musik dengan kurikulum lengkap dan teratur bisa pula Anda unduh gratis di smartphone Anda dari Yousician.
Jadi, coba lihat-lihat aplikasi apa yang bisa membantu pekerjaan Anda. Selain itu, Anda pun bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk membantu sesama, tak hanya bagi kepentingan pribadi. Baca artikel kami sampai bagian akhir untuk melihat contoh-contohnya.
Memahami Pentingnya Verifikasi Informasi
Dengan kuatnya arus informasi di era digital ini, penyebaran hal-hal yang bersifat hoax atau tidak sesuai fakta maupun data juga jadi sangat masif. Jadi, akan sangat penting bagi Anda untuk bisa memilah sendiri informasi yang mana saja yang bisa diterima dan disebarluaskan.
Verifikasi berarti Anda menguji kebenaran atau keakuratan dari suatu informasi yang Anda terima. Cara mendasar untuk melakukannya adalah dengan melihat siapa yang menyebarkan atau membuat rilis info tersebut.
Jika latar belakang keahlian atau pendidikannya sesuai dengan bidang yang dibahas maka kemungkinan besar yang disampaikannya benar atau akurat. Namun, Anda juga perlu mencari referensi-referensi terkait lainnya.
Jika ada data yang menyampaikan hal yang berkebalikan dari info semula yang Anda terima, maka Anda perlu meninjaunya ulang. Saat ini telah ada akun-akun media sosial yang didedikasikan khusus untuk memberikan penilaian apakah suatu berita tergolong hoax atau tidak, Anda bisa mencarinya lewat media sosial Anda.
Mampu Menyerap Big Data dan Menganalisisnya
Data-data yang dihasilkan oleh teknologi kini berupa big data, di mana proses yang dilakukan cukup rumit agar data yang dihasilkan akurat bahkan bisa menghasilkan penghitungan real time. Maka dengan adanya data semacam itu, Anda perlu memiliki kemampuan menyerapnya dengan cepat dan menganalisisnya dengan baik sehingga jika Anda ingin memprediksikan sesuatu bisa jadi tepat.
Namun, teknologi atau research online tools yang ada kini sudah cukup cerdas dengan muatan sosial yang baik di mana hasilnya dirancang sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh user yang menggunakannya.
Mengerti dan Menerapkan Etika dan Hukum Sibernetika
Ini adalah hal penting yang tak boleh dilewatkan. Bagaimanapun juga, Anda tidak bisa melanggar hak pengguna lainnya dalam beraktivitas di dunia digital.
Jadi, tinggalkan kebiasaan asal berkomentar negatif semacam hate speech di kolom-kolom yang ada. Cobalah pahami terlebih dahulu informasi dan situasi yang ada di sana sebelum menilai atau menyampaikan pendapat Anda.
Budaya literasi yang buruk dikabarkan meningkat dengan adanya perkembangan digital. Orang-orang kerap tak membaca habis atau hanya membaca judul dari konten-konten yang tersebar dan langsung menyebarluaskannya kembali. Selain itu, Anda mungkin perlu mengetahui bagaimana UU sibernetika atau IT yang berlaku saat ini untuk menghindarkan diri dari jerat hukum.
Baca Juga: Pentingnya Digital Branding untuk Kesuksesan Bisnis Online
Tokoh-Tokoh Inspirasi Pahlawan Digital
Ada beberapa tokoh yang telah kami rangkum kisah kesuksesannya untuk dijadikan inspirasi bagi Anda yang ingin menjadi pahlawan digital. Berikut adalah daftarnya:
Steve Jobs
Jika Anda menggunakan atau mengenal produk-produk Apple semacam iPhone atau Mac, Anda pasti juga mengetahui siapa sosok jenius dibalik produk-produk canggih tersebut.
Sebelum menjadi CEO dari Apple, Steve Jobs bekerja untuk Pixar Animation Studios. Pada akhir tahun 1970-an, ia mengajak rekan-rekannya untuk mengembangkan dan memasarkan komputer personal. Banyak orang mengagumi sosoknya sebagai pemimpin bisnis teknologi yang karismatik dan pintar.
Ia sempat pula mendapatkan penghargaan National Medal of Technology dari Presiden Ronald Reagan pada tahun 1984 dan penghargaan Jefferson Award for Public Service dengan kategori “Layanan Publik Terbaik oleh Individu Berusia dibawah 35 Tahun” pada tahun 1987.
Produk-produk berkualitas dan inovatif yang ditawarkan dilengkapi dengan layanan yang baik berhasil membuat Steve Jobs digelari tokoh bisnis terkuat oleh Fortune Magazine pada tanggal 27 November 2007 dan pada tanggal 5 Desember di tahun yang sama Ibu Negara Bagian Maria Shriver memasukkan nama Steve Jobs ke California Hall of Fame.
Bayangkan, ia memulai usahanya sebagai usaha rintisan atau yang biasa kita kenal kini sebagai startup dan kini brand Apple telah benar-benar mendunia. Orang-orang kebanyakan sangat mempercayai kualitas produk-produk Apple dan memiliki rasa bangga dalam menggunakannya. Anda juga bisa memelajari bagaimana mereka mengelola branding mereka secara online dan offline hingga sukses seperti sekarang ini.
Larry Page dan Sergey Brin
Di mana saja dan kapanpun Anda butuh informasi cepat soal sesuatu, Anda akan menggunakan mesin penelusur Google .
Anda ingin mencari lokasi restoran terdekat yang enak? Akses Google dan telusuri. Anda ingin mencari barang bagus dan murah? Akses Google lagi. Mesin penelusur satu ini memang raksasa teknologi dan pengetahuan.
Siapa sosok-sosok cerdas dibalik pembentukan Google?
Larry Page dan Sergey Brin adalah orang-orangnya. Mereka memulainya dengan niat untuk mengorganisasikan informasi di seluruh dunia dan membuatnya mudah diakses secara universal.
Kemudian teknologi yang sedang dikembangkan mereka waktu itu di Stanford University mendapat tanggapan positif dari para investor. Hingga kini, Google banyak sekali diakses di seluruh bagian dunia oleh berbagai kalangan umur.
Jika Anda memiliki blog dan ingin website traffic Anda meningkat , ada peranan Google di situ. Google dengan mesin pintarnya mampu memilah mana konten-konten berkualitas atau tepat yang cocok ditampilkan di halaman hasil pencarian, bisa jadi page dari website Anda yang disarankan.
Kemudian, pengunjung yang sedang mencari suatu informasi terkait mengakses saran yang dimunculkan Google tersebut. Produk-produk Google lainnya juga sangat membantu pekerjaan, mulai dari Gmail hingga Google Drive yang bisa menyediakan space gratis bagi Anda yang ingin menaruh file-file penting.
Mark Zuckerberg
Ingin terhubung kembali secara mudah dan cepat dengan teman-teman lama Anda? Anda dapat mewujudkannya lewat Facebook .
Di antara semua media sosial yang ada, Facebook memang dapat dikatakan yang paling populer karena fungsinya yang maksimal untuk menghubungkan Anda dengan orang-orang di kehidupan Anda. Orang-orang tersebut bisa jadi kerabat atau keluarga yang ingin Anda ketahui kehidupan sehari-harinya serta berinteraksi dengan Anda.
Mark Zuckerberg dibantu oleh rekan sekamarnya sewaktu kuliah yaitu Eduardo Stein berhasil mewujudkan platform koneksi tersebut. Pada Januari 2004 Zuckerberg mulai melakukan coding atas website Facebook, hingga pada Februari 2004 Facebook resmi dirilis.
Hingga kini Facebook telah dipakai lebih dari 2 Miliar pengguna aktifdan Facebook terus mengembangkan teknologinya untuk pengalaman user yang lebih baik. Facebook juga dikabarkan sedang mengembangkan diri dalam mengelola fake news yang biasa tersebar di timeline Facebook Anda.
Zuckerberg tak hanya menciptakan platform sosial yang canggih, ia juga terus mengembangkannya demi kenyamanan pengguna. Selain itu, di kehidupan sehari-hari ia juga tampil sebagai sosok sederhana yang suka berkegiatan sosial. Ia dikabarkan sering berdonasi dalam jumlah besar untuk kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
Baca Juga: Peluang Bisnis di Era Digital: 5 Panduan Lengkap
Adakah Pahlawan Digital dari Indonesia?
Pernah dengar berita soal KitaBisa atau mengakses website kitabisa.com? KitaBisa adalah sarana crowdfunding di Indonesia.
Bila Anda mengunjungi website dari KitaBisa, Anda dapat menyumbangkan sejumlah dana bantuan berdasarkan kategori yang sangat variatif mulai dari bantuan medis, beasiswa, karya seni, hewan, bahkan modal usaha. Masih banyak kategori lainnya yang bisa Anda jelajahi untuk berbuat kebaikan menolong orang-orang yang membutuhkan.
Pada tahun lalu saja (2016), menurut berita yang dilansir Kompas, KitaBisa telah berhasil menggalang dana 61 Miliar dengan berbagai daftar kampanye crowdfunding yang sangat viral.
Siapa sosok di baliknya?
Alfatih Timur adalah penggagasnya. Awalnya, ia membuat KitaBisa karena punya keinginan untuk membuat media yang bisa menghubungkan orang-orang bersumber-daya dengan orang-orang yang memiliki inisiatif sosial tetapi kurang memiliki sumber daya.
Menarik, bagaimana ia melihat fenomena sosial di mana ada banyak orang yang ingin jadi relawan atau berbuat kebaikan tetapi tidak punya sumber dayanya sendiri. Jadi, KitaBisa ini bisa mewujudkan niatan baik orang-orang tersebut.
Alfatih masih tergolong muda, kelahiran tahun 1991. Ia lahir di Padang. Sejak remaja, pendiri KitaBisa yang akrab dipanggil Timmy ini terlihat menonjol. Saat SMA ia masuk dalam kelas akselerasi SMAN 1 Padang. Setelah lulus SMA, dia melanjutkan kuliah Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia. Saat kuliah itulah, Timmy mengenal Rhenald Kasali. Setelah lulus, ia mencoba menjadi sosial enterpreneur dibimbing oleh Rhenald.
Melalui arahan Rhenald Kasali itu, Timmy mendapatkan wawasan soal dunia wirausaha sosial dan inovasi terkait. Kemudian dia rajin melakukan pencarian di internet dan menemukan aksi crowdfunding hingga akhirnya mendirikan Kitabisa, pada 6 Juni 2013.
Sejak mengembangkan Kitabisa.com, dia makin dikenal sebagai penggerak perubahan sosial. Timmy bahkan mendapat gelar, masuk dalam salah satu kategori ‘wirausaha sosial di bawah usia 30’ tingkat Asia versi majalah Forbes.
Sebenarnya masih banyak pahlawan digital dari Indonesia lainnya, Anda pun bisa jadi salah satunya. Amati fenomena yang ada seperti Timmy dan kembangkan gagasan Anda segera!
Simpulan
Melalui artikel ini, Anda telah mengetahui hal-hal apa saja yang harus Anda miliki untuk menjadi pahlawan digital. Di era serba digital, tentunya Anda perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan teknologi yang terjadi sangat pesat. Namun tak hanya menjadi konsumen teknologi yang pasif, Anda bisa menjadi pahlawan digital yang cenderung proaktif menghadapi perkembangan teknologi yang ada.
Selain itu kami juga membahas bagaimana kondisi ekonomi, politik dan budaya yang terjadi di era digital. Hal ini kami paparkan agar Anda menyadari bagaimana perkembangan teknologi yang ada pada suatu masa dapat sangat memengaruhi seluruh aspek atau bidang di kehidupan manusia. Kemudian, kami juga memberikan beberapa tokoh inspiratif ternama yang menjadi penanda bagi perkembangan teknologi.
Bagi Anda yang ingin memberi sumbangsih bagi perkembangan ekonomi digital di Indonesia, Anda mungkin tertarik untuk membaca apa saja yang perlu Anda siapkan untuk membangun usaha e-commerce atau startup Anda. Anda tentunya juga tertarik untuk mengetahui bagaimana kondisi startup di Indonesia kini. Selamat membaca, semoga artikel ini menginspirasi!