Panduan E-Commerce: Definisi, Kategori hingga Tips Bermanfaat

Panduan E-Commerce: Definisi, Kategori hingga Tips Bermanfaat

Perkembangan e-commerce semakin pesat dari tahun ke tahun seiring kemajuan digital yang terjadi. Bahkan, sudah banyak perusahaan e-commerce ternama dunia yang masuk ke pasar Indonesia. Namun, tak lengkap rasanya jika kamu tidak memahami panduan yang tepat soal e-commerce.

Sejak dunia mengalami pandemi global pada awal 2020 lalu, banyak orang yang akhirnya mengandalkan cara berbelanja online melalui e-commerce. Tingginya permintaan barang yang dibeli secara online akhrnya memaksa pemilik bisnis untuk ikut go online dan mulai mengandalkan e-commerce.

Inilah mengapa, mungkin kamu sedang mencari-cari panduan untuk menjalankan niatmu bergelut di bidang e-commerce. Tetapi, sebelum kita membahas lebih lanjut soal bagaimana memulai perusahaan e-commerce, sebaiknya kamu ketahui terlebih dulu, sebenarnya apa definisi e-commerce.

Definisi E-Commerce

definisi panduan E-commerce

Istilah e-commerce adalah singkatan untuk electronic commerce, yaitu proses jual beli yang terjadi antara penjual dan pembeli tanpa harus bertatap muka di toko fisik. Jadi, transaksi jual beli yang terjadi hanya berlangsung lewat media elektronik, lebih tepatnya secara online.

Berlangsungnya kegiatan e-commerce didukung oleh teknologi mumpuni yang sudah ada, seperti smartphone, laptop, atau gawai lain yang dapat memproses transaksi secara online dan bisa menjalankan inventory management system secara otomatis.

Baca Juga: Online Shop, Marketplace, dan E-Commerce: Apa Bedanya?

Kategori E-Commerce

Setelah mengetahui apa itu e-commerce, Anda juga perlu tahu bahwa ada beberapa kategori e-commerce bila didasarkan pada siapa saja yang terlibat dalam proses bisnisnya. Berikut, ini panduan untuk kategori e-commerce.

Business to Business (B2B)

Kategori e-commercebusiness to business” atau B2B ini dilakukan antara pihak yang saling berkepentingan dalam suatu bisnis. Kedua belah pihak biasanya sudah saling mengenal dan mengetahui proses bisnis yang mereka lakukan masing-masing.

Selain itu, kategori e-commerce B2B dilakukan secara berkelanjutan karena masing-masing pihak saling mendapatkan keuntungan dan biasanya pemesanan dilakukan dengan jumlah banyak. Contoh bisnis e-commerce B2B adalah ketika pengolah kayu menjual produk mereka (menjadi supplier) ke perusahaan pembuat furnitur, kemudian pembayarannya dilakukan secara digital.

Baca Juga: 7 Tips Content Marketing Bisnis B2B

Business to Consumer (B2C)

Kategori e-commerce selanjutnya, “business to consumer” atau B2C merupakan bisnis yang dilakukan secara online antara pelaku bisnis dengan konsumen. Di sini, pihak produsen akan menjalankan bisnis dengan cara memasarkan produknya ke konsumen tanpa adanya respon atau tanggapan balik dari konsumen untuk melakukan bisnis kembali.

Contoh bisnis B2C adalah transaksi yang seringkali terjadi di marketplace, seperti pembelian pakaian, produk rumah tangga, makanan untuk peliharaan, dan sebagainya. Intinya, di kategori bisnis B2C tidak ada unsur kerjasama lanjutan seperti pada kategori B2B.

Consumer to Consumer (C2C)

Kategori e-commerceconsumer to consumer” (C2C) menjalankan transaksi jual beli yang memberlakukan sistem barter. Konsumen-konsumen yang terlibat tersebut dapat saling menjual produk yang mereka masing-masing miliki. Misalnya, pedagang produk kecantikan yang dijual dalam bentuk ecer atau penjual pakaian bekas.

Consumer to Business (C2B)

Kategori “consumer to business” (C2B) ini adalah bisnis antara konsumen dan produsen dengan inisiatif dari salah satu pihak yang mencari atau membutuhkan terlebih dahulu. Konsumen bisa saja memberikan produk barang atau jasa yang dijual dan digunakan oleh produsen.

Contoh e-commerce C2B yang saat ini sering kita temukan adalah fotografer yang menjajakan hasil karyanya di website stok foto atau pekerjaan-pekerjaan freelance yang membutuhkan tenaga ahli seperti developer, videografer, desainer, dan sebagainya.

Jenis Kegiatan E-Commerce

Berikut adalah panduan beberapa jenis kegiatan e-commerce yang umumnya terjadi:

Belanja Online (Online Shopping)

contoh shopping online di e-commerce

Contoh kegiatan e-commerce yang paling sederhana dan mudah dimengerti adalah pembelian melalui internet atau yang biasa kita kenal sebagai online shopping. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan beberapa media, seperti melalui media sosial, marketplace, atau website toko online.

Biasanya, perusahaan yang hanya memiliki toko online bermaksud untuk menekan biaya instalasi toko fisik yang memakan biaya sangat besar bagi pembelian atau penyewaan tempat dan lain-lain. Namun, saat ini ada berbagai alasan yang mendorong pebisnis untuk menjajakan produk mereka di etalase online menggunakan website maupun marketplace.

Pembayaran Elektronik (Electronic Payments)

Sistem pembayaran yang satu ini bisa berlaku untuk apa saja, termasuk transfer biaya produk, tagihan listrik, air, internet, dan lain-lain. Maka tak heran, saat ini aspek cyber security menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, sebagai konsumen kamu harus dapat memastikan kamu telah melakukan transaksi di tempat yang aman.

Selain itu, jika kamu adalah pemilik toko online, kamu bisa mengingatkan kepada pelangganmu terkait pentingnya keamanan siber dan bagaimana cara menghindari serta mengatasi ancaman siber yang selalu ada di sekitar kita.

Lelang Virtual (Virtual Auctions)

Kegiatan e-commerce yang satu ini dipopulerkan oleh eBay yang memungkinkan para pelanggannya untuk melakukan kegiatan jual beli dengan harga yang sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Sebab, ada proses tawar-menawar yang terjadi sehingga pembeli bisa mendapatkan produk yang mereka inginkan dengan harga yang diharapkan penjual.

Transaksi Bank Digital (Internet Banking)

E-Commerce telah membantu banyak orang sehingga mereka tidak lagi repot untuk pergi ke bank demi melakukan transaksi perbankan. Saat ini, para pengguna smartphone sudah dapat melakukan aktivitas perbankan secara online lewat aplikasi yang disediakan oleh bank masing-masing.

Jual Beli Tiket Online (Online Ticketing)

Jika dulu pembelian tiket harus dilakukan secara manual dengan mengantre di loket, kini para pengguna sudah dimudahkan dengan keberadaan e-commerce untuk melakukan pembelian tiket. Tak hanya tiket untuk perjalanan, bahkan pengguna gawai juga dapat melakukan pembelian tiket konser, tiket hotel hingga tiket menonton film melalui sistem e-commerce.

Selain tak perlu mengantre panjang, panduan penggunaan e-commerce yang mudah dan efektif secara tak langsung juga dapat meningkatkan sistem cashless untuk mengurangi kontak langsung antarmanusia untuk menghindari penyebaran virus.

Tipe Distribusi pada E-Commerce

Dalam kegiatan e-commerce, ada berbagai cara bagi retailer dalam menawarkan service mereka. Berikut ini adalah panduan beberapa tipe cara atau metode distribusi di dunia e-commerce:

Pure Click

Di metode distribusi “pure click”, retailer hanya menjual lewat lokasi virtual, tanpa physical storefront.

Brick and Click

Pada metode distribusi “brick and click”, sejak awal pembentukan bisnis, retailer telah memiliki kedua jenis toko, baik secara online maupun lokasi fisik.

Click to Brick

Pada metode distribusi “click to brick”, para pebisnis retail memulai usaha mereka dengan online store, namun kemudian mengembangkannya dengan membuat toko fisik. Biasanya, tujuan dibukanya toko fisik adalah untuk meyakinkan pembeli bahwa toko tersebut tidak menipu dan memudahkan pembeli yang ingin melihat produk secara langsung.

Baca Juga: PPC: Panduan Pay-Per-Click Marketing untuk Bisnis

Mempersiapkan Bisnis E-Commerce

Hal pertama yang dapat kamu lakukan untuk memulai bisnis e-commerce adalah dengan mengembangkan ide bisnismu. Simak panduan langkah pengembangan e-commerce berikut ini:

Identifikasi Produk

Cobalah untuk mengidentifikasi produkmu terlebih dulu. Kaitkan hasil identifikasi tersebut dengan apa saja yang kamu butuhkan. Semua aspek ini termasuk cara distribusi barang, tempat penyimpanan, variasi produk, mekanisme produksi, dan sebagainya.

Ciptakan Inovasi

Meski kamu sudah mengetahui produk apa yang ingin kamu jual, kamu wajib memiliki ciri khas yang bisa membuat produkmu lebih unggul dari para pesaingnya. Tidak sedikit pelanggan yang membeli produk karena keunikan makna atau USP (Unique Selling Point) yang unik dari suatu brand.

Uji Pasar dan Tentukan Niche Bisnis

Kamu bisa menguji pasar untuk bisnis e-commerce kamu dengan mencoba menjual produk di media sosial atau marketplace yang sudah ada. Cara ini bisa kamu gunakan untuk menilai seberapa besar antusiasme target pasarmu dan bagaimana respon mereka. Kamu juga bisa memahami apa yang disukai pelanggan sehingga kamu dapat menentukan niche apa yang cocok untuk segmentasi bisnismu.

Siapkan Website E-Commerce

Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan ketika menyiapkan website untuk bisnis e-commerce, yaitu nama domain, hosting khusus website toko online dan payment gateway yang aman. Ketika memilih layanan hosting, pastikan kamu memilih yang terbaik, baik dari segi kualitas produk hingga support yang bisa membantumu 24/7, agar website-mu tak hanya cepat, tapi selalu bisa diandalkan juga!

Di Dewaweb, kamu bisa mendapatkan layanan cloud hosting yang sudah dijamin cepat dengan jaminan uptime 100%. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan plugin dan tema WordPress premium dari Elegant Themes. Ditambah lagi, kamu bisa mendapatkan sertifikat SSL dengan grade A+ untuk mengamankan pertukaran data di website-mu.

Menerapkan Strategi SEO di Website E-Commerce

SEO atau Search Engine Optimization adalah upaya untuk meningkatkan traffic hingga menaikkan peringkat website-mu di mesin pencari. Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk mengoptimasi website e-commerce milikmu. Simak pembahasan lengkapnya di artikel SEO guide untuk e-commerce.

Selain itu, jika kamu tertarik untuk memasang iklan di halaman hasil pencarian Google, kamu bisa memanfaatkan Google Ads untuk menjaring lebih banyak target pasar.

Baca Juga: 7 Strategi SEO Kuno yang Sebaiknya Mulai Kamu Tinggalkan

Keuntungan dan Kerugian E-Commerce

Panduan selanjutnya adalah beberapa keuntungan dan kerugian yang akan kamu dapatkan jika memutuskan untuk menjalankan website e-commerce. Simak beberapa poin berikut.

Keuntungan

Mulai dari menghemat waktu hingga tak ada batasan etalase, inilah keuntungan yang bisa kamu peroleh dari bisnis e-commerce:

  • Menghemat waktu transaksi, tidak perlu menunggu lama atau mengantre layaknya di toko fisik.
  • Memungkinkanmu untuk bertransaksi dengan perusahaan atau toko yang jaraknya jauh, bahkan lintas negara.
  • Bisnis e-commerce tidak membutuhkan persiapan dan investasi besar ketimbang membuka toko fisik.
  • Bisa lebih mudah mengeksplor varian produk yang ditawarkan dan segera memajangnya di etalase toko online.
  • Dapat diakses 24 jam setiap hari sehingga pelanggan tidak dibatasi oleh waktu saat ingin melihat katalog atau melakukan pembelian.
  • Setiap pelaku bisnis dapat menjual produk mereka ke satu sama lain melalui berbagai platform berjualan yang didukung oleh internet.
  • Pembelian produk digital dapat dilakukan secara instan tanpa menunggu proses ekspedisi secara fisik.
  • Jika di toko fisik kamu memiliki batasan ruangan untuk memajang etalase produk, hal ini tidak berlaku di etalase toko online, kamu bisa memajang etalase jauh lebih banyak dan bervariasi daripada di toko fisik.

Kerugian

Namun, selain beragam keuntungan, kamu juga dapat menyimak beberapa kerugian yang bisa menjadi pertimbanganmu berikut ini:

  • Ada tuntutan dari pelanggan yang mewajibkanmu agar proses pembelian berjalan cepat dan aman hingga sampai di tangan mereka.
  • Membutuhkan perangkat gawai (gadget) untuk mengakses dan mengelola toko online.
  • Kualitas pengalaman berbelanja dengan e-commerce mungkin akan terasa tidak personal atau kurang bersifat emosional, oleh karena itu kamu harus dapat memberikan deskripsi produk yang jelas dan mudah dipahami.
  • Ada risiko membahayakan, seperti pembobolan kartu kredit atau pencurian data siber, maka pastikan payment gateway yang kamu gunakan benar-benar aman.
  • Waktu pengiriman bisa menjadi kendala bagi beberapa pelanggan, usahakan agar kamu tak memakan waktu banyak di proses pengemasan.
  • Beberapa tipe pembeli mungkin akan mengalami kendala karena pembayaran atau sistem pengiriman, maka kamu sebaiknya mencantumkan aturan yang jelas.

Baca Juga: Panduan Lengkap untuk Memulai Online Business

Simpulan

Melalui artikel ini, kamu telah mengetahui panduan untuk memulai usaha e-commerce kamu. Mulai dari definisi hingga kelebihan kekurangan sudah dijelaskan di atas. Namun satu hal yang wajib kamu ingat, selalu pilih yang terbaik untuk website e-commerce milikmu, termasuk ketika memilih hosting. Pastikan kamu memilih layanan cloud hosting terbaik yang cepat, aman, dan bisa diandalkan.

Perencanaan bisnis yang matang menjadi hal penting ketika mengembangkan bisnis e-commerce. Namun, jika mengubah website biasa menjadi website toko online masih merepotkanmu, mungkin kamu bisa merencanakan untuk segera membeli paket hosting untuk toko online.

Selain harganya lebih terjangkau, kamu juga tak direpotkan dengan hal teknis lain sehingga kamu bisa lebih fokus untuk mengelola toko online kamu. Jangan sungkan untuk memberikan pendapat dengan meninggalkan komentar di bawah dan simak artikel menarik lainnya di blog Dewaweb. Semoga artikel ini membantu, salam sukses online!