Di era teknologi seperti saat ini, transformasi digital menjadi cukup populer di kalangan pebisnis atau perusahaan. Namun, pernahkah kamu mendengar istilah technopreneur? Technopreneur adalah sebutan bagi orang yang berkecimpung di dunia bisnis dengan dukungan utama teknologi.
Ada banyak jenis pengusaha yang menjalankan bisnis sesuai bidang dan minat masing-masing. Sama halnya entrepreneur, seorang technopreneur berupaya menemukan peluang kemudian mengubahnya menjadi sebuah prospek bisnis yang menguntungkan.
Lantas, apa itu technopreneur? apa bedanya dengan entrepreneur? Melalui artikel ini, Dewaweb akan menjawabnya secara lengkap dan jelas. Simak ulasannya sampai selesai, ya!
Pengertian Technopreneur
Secara harfiah, technopreneur merupakan istilah yang berasal dari gabungan dua suku kata, yakni ‘technology’ dan ‘entrepreneur’. Berdasarkan istilah tersebut, dapat diartikan bahwa technopreneur adalah orang yang berwirausaha di bidang teknologi.
Selain kemampuan berbisnis, seorang technopreneur juga memiliki wawasan luas tentang teknologi. Mereka mengkombinasikan keterampilan wirausaha dan pemanfaatan teknologi untuk mentransformasi produk atau layanan. Misalnya, Nadiem Makarim pendiri Gojek, Ferry Unardi pendiri Traveloka, dan banyak lagi.
Technopreneurship bisa dibilang sebagai kewirausahaan generasi baru. Bidang ini sangat cocok untuk orang yang inovatif, cerdas, dan paham teknologi. Terlepas dari itu, technopreneur sukses biasanya lahir dari orang yang berani mereformasi dan membuat terobosan-terobosan baru.
Baca Juga: Business Intelligence: Pengertian, Contoh, dan Fungsinya bagi Bisnis
Contoh Technopreneur
Ada banyak contoh technopreneur sukses yang berhasil mengembangkan bisnis berbasis teknologi, baik dari luar maupun dalam negeri. Tanpa berlama-lama, di bawah ini adalah beberapa contohnya:
Bill Gates
Bill Gates merupakan salah satu technopreneur pendiri perusahaan korporat global, Microsoft. Pada tahun 1975, Bill Gates bersama Paul Allen mulai mengembangkan Microsoft untuk memudahkan pengguna desktop komputer.
Saat ini, software yang dikembangkan Microsoft telah digunakan oleh sekitar 1,4 miliar pengguna. Kamu tentu tidak asing dengan sistem operasi Windows atau MS Office, bukan? Nah, perangkat-perangkat lunak tersebut merupakan besutan Microsoft.
Elon Musk
Contoh technopreneur selanjutnya adalah Elon Musk. Pada tahun 1995, pria kelahiran Pretoria, South Africa, tersebut mulai merintis perusahaan Zip2 yang berfokus pada pengembangan software web. Berselang empat tahun Elon Musk menjual Zip2 dan membuat perusahaan teknologi baru bernama X.com (sekarang Paypal).
Nama Elon Musk makin terkenal dan memiliki popularitas tinggi. Karena komitmen serta inovasinya, Elon Musk bahkan sempat menerima penghargaan Edison Achievement Award. Bagaimana tidak, perusahaan teknologinya saat ini terus bertambah dan berkembang cukup pesat. Sebut saja Neuralink, Tesla, SpaceX, dan masih banyak lagi.
Mark Zuckerberg
Contoh technopreneur inspirasi selanjutnya yaitu Mark Zuckerberg. Pria asal New York ini sudah menyukai bidang teknologi sejak kecil. Dibuktikan dengan aplikasi messaging yang pernah dibuatnya saat berumur 12 tahun.
Invasi Mark Zuckerberg mulai berkembang pada tahun 2004 dimana Mark membuat aplikasi media sosial untuk menghubungkan mahasiswa di kampusnya, Harvard University. Aplikasi tersebut terus mengalami perkembangan hingga lahirlah Facebook. Siapa yang tidak kenal Facebook? Ya, platform media sosial satu ini masih eksis dan telah digunakan oleh miliaran pengguna di seluruh dunia.
Nadiem Makarim
Technopreneur inspirasi selanjutnya berasal dari Indonesia, yaitu Nadiem Makarim selaku pendiri Gojek. Platform ini lahir dari kegelisahaan Nadiem melihat ojek pangkalan yang biasanya menunggu lama untuk mendapatkan penumpang. Selain itu, Nadiem juga merasa bahwa ojek sangat dibutuhkan namun keberadaannya cukup langka.
Nadiem Makarim akhirnya memiliki gagasan untuk mengembangkan layanan transportasi yang memudahkan pihak ojek dan penumpang. Bukan itu saja, Gojek kini makin berkembang dan menawarkan layanan menarik lainnya seperti GoFood, GoSend, GoPay, GoGames, GoMart, dan sebagainya.
Baca Juga: 15 Online Marketing Tools yang Wajib Digunakan untuk Bisnis
Tujuan Technopreneurship
Di bawah ini adalah beberapa tujuan technopreneurship:
Menyelesaikan Masalah
Tujuan technopreneurship adalah untuk menyelesaikan masalah, baik kecil maupun besar. Misalnya Gojek, aplikasi ini mempermudah pengguna untuk melakukan transportasi, memesan makanan atau minuman, isi pulsa, bayar listrik, dan lain-lain.
Kemajuan Teknologi
Technopreneurship pada dasarnya berbasis teknologi sehingga berpotensi mengajak masyarakat menggunakan solusi terbaik untuk mengatasi masalah. Hal ini memungkinkan technopreneur berinovasi lebih lanjut dengan melahirkan teknologi baru guna mengatasi masalah lain.
Memperluas Kesempatan Kerja
Lahirnya bisnis atau perusahaan baru akan memperluas kesempatan kerja. Technopreneur tentu memerlukan tim atau tenaga kerja tambahan untuk melebarkan bisnisnya. Semakin berkembang suatu bisnis, maka semakin luas kesempatan kerja yang diberikan.
Membantu Perekonomian Negara
Technopreneurship secara langsung membantu perekonomian negara lewat pajak transaksi digital. Melansir laman Tempo, upaya para technopreneur muda Indonesia diyakini mampu menghasilkan pendapatan setidaknya Rp4 triliun di tahun 2030 mendatang.
Baca Juga: Field Marketing: Pengertian, Manfaat, dan Perannya Bagi Bisnis
Perbedaan Technopreneur dan Entrepreneur
Di bawah ini adalah beberapa perbedaan technopreneur dan entrepreneur:
Produk
Technopreneurship lebih mengedepankan basis teknologi pada setiap produk atau layanan yang dikembangkan. Sedangkan entrepreneurship biasanya lebih fokus pada intrinsik product quality serta tidak selalu mengandalkan teknologi. Sederhananya, jika entrepreneurship merupakan bisnis kuliner, maka technopreneur adalah aplikasi pemesanan makanan.
Motivasi
Meski technopreneur dan entrepreneur pada dasarnya ingin mengambil keuntungan, namun motivasi keduanya ternyata berbeda. Entrepreneurship sangat berorientasi pada peluang bisnis dan peningkatan revenue setinggi mungkin. Sementara technopreneur lebih mengarah ke perubahan sistem yang sudah ada atau bersifat revolusioner.
Fokus
Perbedaan utama dan paling mencolok terletak pada fokus keduanya. Fokus entrepreneur yaitu menciptakan peluang kewirausahaan dengan cara mengembangkan inovasi. Sedangkan technopreneur fokus utamanya cenderung lebih spesifik, yakni menciptakan bisnis yang mengandalkan basis teknologi.
Tiga poin di atas merupakan perbedaan umum technopreneur dan entrepreneur. Adapun hal-hal lain yang membuat perbedaan keduanya terlihat jelas. Simak tabel berikut ini:
Cara Jadi Technopreneur Sukses
Jika kamu ingin menjadi seorang technopreneur sukses, ada beberapa hal penting yang wajib diketahui. Berikut ini adalah cara menjadi technopreneur:
Peka Terhadap Masalah
Modal awal menjadi seorang technopreneur adalah kepekaan terhadap masalah yang ada di sekitar. Temukan apa saja keresahan atau masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari lalu pikirkan solusi untuk mengatasinya.
Sebagai contoh, Ruangguru berawal dari keresahan orang tua yang kebingungan mencari tempat atau guru privat. Nah, Belva Devara (pendiri) paham betul akan hal tersebut dan mendapatkan ide untuk membuat platform pendidikan nonformal atau kursus privat online.
Perluas Wawasan Teknologi
Seperti yang telah Dewaweb singgung bahwa technopreneur berorientasi pada bisnis berbasis teknologi. Maka dari itu, kamu harus memperluas wawasan di bidang teknologi agar bisa membuat sebuah solusi dalam bentuk produk.
Kamu dapat mengawalinya dengan belajar beberapa bahasa pemrograman serta mengasah kemampuan web development. Perluas wawasanmu secara up to date hingga kamu benar-benar paham bagaimana cara membuat aplikasi android maupun website.
Tingkatkan Jiwa Kewirausahaan
Selain hal-hal teknis, technopreneur adalah orang yang mempunyai jiwa kewirausahaan tinggi. Membuat sebuah gagasan, inovasi, dan merealisasikannya merupakan hal yang wajib dimiliki oleh technopreneur. Kamu harus berani mengambil resiko untuk menemukan potensi dan peluang bisnis baru.
Susun Rencana dan Strategi
Kamu harus menyusun rencana dan strategi berisi tujuan serta cara menjalankan bisnis tersebut. Buatlah peta bisnis agar harapan pencapaian bisa terlihat lebih jelas. Selanjutnya kamu mesti mematangkan marketing strategy untuk menjangkau target pasar.
Baca Juga: Cara Membuat Strategi Promo Marketing yang Efektif untuk Bisnis
Sudah Tahu Apa itu Technopreneur?
Sejauh ini kamu tentu sudah tahu apa itu technopreneur, mulai dari pengertian, tujuan, hingga perbedaannya dengan entrepreneur. Technopreneur adalah sebutan bagi orang yang berwirausaha di bidang teknologi. Perlu diketahui bahwa profesi ini hanya bisa dilakukan oleh orang cerdas, inovatif, paham teknologi, dan berjiwa kewirausahaan tinggi.
Itulah informasi yang dapat Dewaweb sampaikan seputar technopreneur. Semoga tulisan ini menambah pengetahuanmu. Sudah siap menjadi technopreneur sukses?