Memahami perbedaan antara website statis dan dinamis sangatlah penting agar kamu dapat memilih jenis web yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan situs. Kedua jenis website ini memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan masing-masing yang perlu dipertimbangkan dengan saksama.
Pada artikel ini, Dewaweb akan menjelajahi bagaimana perbedaan antara website statis dan dinamis, serta bagaimana cara membedakan keduanya. Dengan memahami perbedaan ini, kamu akan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam mengembangkan website. Yuk, langsung saja simak selengkapnya!
Apa Itu Website Statis dan Dinamis?
Website statis adalah halaman web yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman HTML, CSS, dan JavaScript serta menggunakan server side rendering (SSR) dalam proses render-nya. Isi konten web statis bersifat tetap, berbeda dengan website dinamis yang cenderung berubah-ubah menyesuaikan penggunanya. Oleh karena itu, kode yang disusun untuk website statis jauh lebih sederhana dibandingkan dengan web dinamis.
Sedangkan web dinamis adalah jenis website yang dapat menampilkan konten yang selalu berubah dan disesuaikan dengan permintaan pengunjung. Website dinamis dapat memperbarui tampilan, memuat data terbaru, dan bahkan berinteraksi dengan pengunjung secara real-time.
Perbedaan Website Statis dan Dinamis
Setelah tahu masing-masing pengertian website statis dinamis, berikut ini terdapat tabel perbedaan antara web statis dan dinamis dilihat dari beberapa faktor.
Website statis | Website dinamis | |
Teknologi | Tidak banyak menggunakan bahasa pemrograman | Menggunakan beberapa bahasa pemrograman web |
Penggunaan | Banyak digunakan company profile | Banyak digunakan di web toko online |
Database | Tidak menggunakan database | Menggunakan database |
Fleksibilitas | Konten tidak dipersonalisasi | Konten mudah dikustomisasi |
Kecepatan dan performa | Web dimuat lebih cepat | Web dimuat lebih lambat |
Konten | Konten jarang di-update | Konten di-update kapan saja |
Interaksi | Hanya dapat dilihat tanpa ada interaksi | Dapat berinteraksi langsung pada web-nya |
Biaya | Lebih murah | Lebih mahal |
Itu adalah beberapa poin perbedaan dari website statis dan dinamis, penjelasan lebih lengkap dari tabel di atas akan dibahas di bawah ini.
1. Teknologi
Situs web statis dibuat menggunakan bahasa skrip sisi klien seperti JavaScript, HTML, dan CSS. Bahasa-bahasa ini hanya berfungsi untuk mengembalikan file ke browser pengguna tanpa melakukan modifikasi apa pun. Akibatnya, konten pada situs web statis hanya dapat berubah jika pengembang web atau pembuat situs secara langsung mengubah kodenya.
Di sisi lain, situs web dinamis tidak hanya menggunakan bahasa sisi klien seperti situs statis, tetapi juga menggunakan sistem manajemen konten (CMS) atau kerangka kerja sisi server seperti Ruby, PHP, dan Python. Karena konten dinamis bersifat unik untuk setiap pengguna, data diproses di backend terlebih dahulu sebelum ditampilkan di browser klien.
2. Penggunaan
Website statis banyak digunakan untuk web company profile laman informasi, atau situs web sederhana lainnya yang tidak memerlukan pembaruan konten secara rutin. Hal ini disebabkan karena sifat website statis yang kontennya bersifat tetap dan jarang diperbarui.
Di sisi lain, website dinamis banyak digunakan untuk jenis-jenis website yang memerlukan pembaruan konten secara teratur, seperti toko online, situs berita, blog, forum diskusi, dan platform e-learning.
3. Database
Website statis tidak menggunakan database sama sekali karena kontennya bersifat tetap dan tidak memerlukan penyimpanan atau pengambilan data secara real-time. Seluruh konten pada website statis disimpan dalam file-file HTML, CSS, dan JavaScript yang sudah disiapkan sebelumnya.
Sebaliknya, website dinamis sangat bergantung pada penggunaan database untuk menyimpan dan mengambil data secara real-time. Database digunakan untuk menyimpan berbagai jenis data, seperti konten website, informasi pengguna, data transaksi, dan lain sebagainya.
4. Fleksibilitas
Meskipun tidak ada batasan jumlah halaman, situs web statis biasanya lebih kecil daripada situs web dinamis. Hal ini disebabkan karena situs web dinamis perlu menampilkan laman web yang sepenuhnya berbeda kepada pengguna tertentu, sehingga terdapat banyak versi halaman yang harus dikelola.
Pada situs statis, kamu perlu memodifikasi kode HTML, CSS, dan JavaScript setiap kali akan mengubah isi konten. Secara keseluruhan, situs web dinamis lebih fleksibel karena kamu dapat dengan mudah menambahkan lebih banyak halaman dan mengubah konten yang ditampilkan untuk setiap pengguna sesuai dengan kebutuhannya.
5. Kecepatan dan performa
Situs web statis biasanya memuat lebih cepat dan berkinerja lebih baik dibandingkan situs web dinamis. Hal ini disebabkan karena halaman-halaman pada situs statis lebih sedikit dan memiliki kompleksitas yang minimal. Sebagai perbandingan, situs web dinamis sering kali memuat lebih lambat.
Kecepatan muat yang lebih lambat pada situs web dinamis disebabkan karena adanya sejumlah besar elemen variabel yang memerlukan pemrosesan di backend sebelum dapat ditampilkan kepada pengguna. Sebaliknya, halaman web statis hanya perlu mengembalikan file yang ada tanpa melakukan modifikasi apa pun.
6. Konten
Pada website statis, konten jarang diperbarui atau diubah karena proses pembaruan harus dilakukan secara manual dengan mengubah kode sumber. Akibatnya, website statis sering kali digunakan untuk menyajikan informasi yang bersifat tetap dan tidak memerlukan pembaruan terlalu sering, seperti profil perusahaan atau laman informasi umum.
Sebaliknya, website dinamis memungkinkan konten untuk diperbarui kapan saja dengan mudah melalui sistem manajemen konten (CMS) atau platform lainnya. Fitur ini sangat berguna untuk website yang memerlukan pembaruan konten secara rutin, seperti toko online, situs berita, atau blog. Dengan demikian, web dinamis dapat menyajikan informasi yang selalu terbaru dan relevan bagi pengunjungnya.
7. Interaksi
Website statis hanya dapat dilihat oleh pengunjung tanpa adanya interaksi dua arah. Pengunjung tidak dapat memasukkan data, melakukan pencarian, atau berinteraksi secara langsung dengan konten pada website tersebut.
Di sisi lain, website dinamis dirancang agar dapat berinteraksi langsung antara pengguna dan konten website. Pengguna dapat memasukkan data, melakukan pencarian, memberikan komentar, atau bahkan melakukan transaksi seperti pada toko online. Fitur interaktif ini diwujudkan melalui penggunaan bahasa pemrograman sisi server dan integrasi dengan database.
8. Biaya
Secara umum, website statis lebih murah untuk dibangun dan dikelola karena tidak memerlukan integrasi dengan sistem manajemen konten atau bahasa pemrograman yang kompleks. Pengembangan website statis hanya melibatkan pembuatan halaman HTML, CSS, dan JavaScript yang relatif sederhana.
Sedangkan website dinamis umumnya lebih mahal untuk dikembangkan dan dikelola. Hal ini karena kebutuhan untuk mengintegrasikan sistem manajemen konten bahasa pemrograman sisi server, dan database. Selain itu, pemeliharaan website dinamis juga memerlukan keahlian khusus dalam pemrograman web dan manajemen database yang dapat meningkatkan biaya operasional.
Cara Membedakan Website Statis dan Dinamis
Ketika kamu menemukan website dan ingin memeriksa apakah itu website statis atau dinamis, kamu dapat mengecek dari beberapa hal berikut.
Website statis | Website dinamis | |
Periksa konten | Konten tidak berubah pada perangkat | Konten berubah berdasarkan perangkat, lokasi, dll |
Periksa struktur URL | .html | .php atau .jsp |
Fitur interaktif | Konten tidak berubah berdasarkan interaksi | Konten berubah berdasarkan interaksi |
Periksa pembuatan | Dibangun menggunakan platform web statis | Dibangun menggunakan platform web dinamis |
Lihat performa | Waktu loading lebih cepat | Waktu loading lebih lambat |
1. Periksa konten
Pada situs web statis, konten yang ditampilkan akan tetap sama terlepas dari perangkat, lokasi, atau pengguna yang mengaksesnya. Hal ini karena konten disimpan dalam file HTML, CSS, dan JavaScript yang sudah ditentukan sebelumnya.
Di sisi lain, situs web dinamis dirancang untuk menyesuaikan konten berdasarkan perangkat, lokasi, atau preferensi pengguna. Misalnya, situs web e-commerce dapat menampilkan produk atau promosi yang berbeda tergantung pada lokasi pengunjung atau riwayat belanja mereka.
2. Periksa struktur URL
Situs web statis biasanya menggunakan ekstensi file “.html” untuk halaman-halamannya. Ini mencerminkan bahwa konten ditulis dalam HTML statis. Contoh dari URL statis adalah www.webex.com/what-is-a-webinar.html.
Sementara itu, situs web dinamis sering kali menggunakan ekstensi seperti “.php” atau “.jsp”, yang mengindikasikan bahwa halaman tersebut digenerate secara dinamis menggunakan skrip server-side seperti PHP atau Java.
3. Fitur interaktif
Pada situs web statis, konten tidak akan berubah berdasarkan interaksi pengguna. Misalnya, mengisi formulir atau mengklik tautan tidak akan mengubah konten yang ditampilkan secara langsung.
Sebaliknya, situs web dinamis dirancang agar konten dapat berubah dan merespons interaksi pengguna. Misalnya, mengisi formulir dapat memperbarui data yang ditampilkan, atau mengklik tautan dapat memuat konten baru secara dinamis
4. Periksa pembuatan
Situs web statis seringkali dibangun menggunakan platform atau pembuat situs web statis seperti Hugo, Gatsby, atau Jekyll. Ini menyederhanakan proses pengembangan dan pemeliharaan situs web statis.
Di sisi lain, situs web dinamis biasanya dibangun menggunakan platform atau Content Management System (CMS) seperti WordPress, Drupal, atau Joomla. Platform ini menyediakan antarmuka untuk mengelola dan mempublikasikan konten secara dinamis.
5. Lihat performa
Karena sifatnya yang sederhana, situs web statis umumnya memiliki waktu loading yang lebih cepat dibandingkan situs web dinamis. Ini menjadikannya pilihan yang baik untuk situs web dengan persyaratan performa yang tinggi.
Sementara itu, situs web dinamis dapat memiliki waktu loading yang lebih lambat karena harus memproses logika server-side dan mengambil data dari database sebelum menampilkan konten. Namun, optimasi dan teknik caching dapat membantu meningkatkan kinerja situs web dinamis.
Pilih Website Statis atau Dinamis?
Untuk memilih antara website statis atau dinamis, kamu harus mempertimbangkan tujuan dan kebutuhan dari situs web yang akan dibangun. Perbedaan antara web statis dan dinamis dapat dilihat dari pembaruan konten, fitur interaktif pada web, kecepatan loading, dan biaya pengembangan.
Jika kamu membutuhkan situs web yang sederhana dan hanya menyajikan informasi yang jarang berubah, seperti profil perusahaan, portofolio, atau laman informasi umum. Kamu dapat menggunakan web statis.
Sedangkan web dinamis digunakan jika kamu membutuhkan situs web yang memerlukan pembaruan konten secara teratur, seperti toko online, situs berita, blog, atau forum diskusi.
Pada akhirnya, pilihan antara website statis atau dinamis tergantung pada kebutuhan spesifik dan budget yang kamu miliki. Semoga membantu ya!