Third level domain adalah bagian dari struktur domain name system (DNS) yang berada tepat di sebelah kiri second level domain dalam sebuah alamat website. Secara teknis, nama domain ini memberikan manfaat yang signifikan pada pengaturan dan organisasi informasi dalam sebuah website
Mengetahui tentang third level domain sangat penting terutama bagi administrator website yang ingin memaksimalkan pengelolaan dan navigasi. Adapun beberapa manfaatnya, yakni peningkatan aksesibilitas, pembagian peran atau fungsi tertentu dalam situs, serta pengujian fitur spesifik tanpa mengganggu domain utama.
Bacalah pembahasan lebih dalam mengenai third level domain di artikel ini sehingga pemahamannya lebih mendalam.
Baca juga: Apa itu Domain? Pengertian, Cara Kerja, hingga Fungsinya
Apa itu Third Level Domain?
Third level domain secara teknis adalah komponen dari DNS yang muncul sebelum second level domain dalam nama sebuah domain. Domain ini sering digunakan oleh perusahaan besar atau institusi pendidikan untuk membagi situs web mereka ke dalam sub-bagian yang lebih spesifik, seperti departemen atau layanan tertentu.
Jika diumpamakan, nama domain ini mirip dengan sub-directory di dalam direktori utama dalam sistem pengelolaan file komputer. Fungsi dan manfaatnya termasuk mengatur dan mengisolasi berbagai bagian website agar lebih mudah dikelola dan diakses pengguna.
Terdapat berbagai jenis third level domain yang umumnya digunakan, seperti “blog.example.com” untuk blog, “shop.example.com” untuk toko online, dan “support.example.com” untuk layanan dukungan.
Baca juga: Apa itu Subdomain? Pengertian, Cara Kerja, dan Fungsinya
Fungsi Third Level Domain
Third level domain sangat bermanfaat bagi manajemen website. Tiga fungsi utama meliputi pembuatan alamat khusus pada website, pengembangan tampilan website versi mobile, dan pelaksanaan A/B testing.
1. Membuat Alamat Khusus pada Website
Fungsi utamanya adalah untuk menciptakan alamat khusus pada website. Contoh, perusahaan dapat membuat subdomain seperti “blog.company.com” untuk konten blog.
Memisahkan konten blog dari domain utama memudahkan pengelolaan dan pengaturan. Pengunjung juga dapat dengan mudah menemukan blog tanpa tersesat dalam domain utama.
2. Membuat Tampilan Website Versi Mobile
Fungsi lainnya adalah membantu dalam pengembangan tampilan website versi mobile. Contoh, subdomain “m.website.com” sering digunakan sebagai versi mobile dari domain utama.
Dengan begitu, dapat memungkinkan akses cepat dan mudah bagi pengguna yang mengakses website melalui perangkat mobile. Hal ini juga memudahkan pengelola untuk mengoptimalkan tampilan dan fungsionalitas website khusus untuk mobile.
Pada akhirnya, jenis domain ini berfungsi sebagai cara efisien untuk menyediakan dan mengelola konten versi mobile dari website utama.
3. Melakukan A/B Testing
Fungsi terakhirnya adalah untuk melakukan A/B testing pada website. Misalnya, menggunakan subdomain seperti “test.website.com” untuk menguji varian halaman tertentu.
Penggunaan subdomain untuk A/B testing memisahkan trafik sehingga hasil pengujian lebih akurat. Tes ini memungkinkan pengelola website untuk mengukur dan membandingkan performa beberapa varian halaman.
Dari sini, dapat dilihat bahwa domain ini membantu dalam pelaksanaan pengujian web untuk mengoptimalkannya dengan efektivitas yang lebih besar.
Baca juga: Mengenal A/B Testing, Cara Kerja dan Manfaatnya
Penutup
Artikel ini telah membahas pengertian, fungsi, hingga cara kerja dari third level domain. Mulai dari pemahaman teknis hingga aplikasi praktis dalam berbagai fungsi website.
Beberapa fungsi penting di antaranya adalah membuat alamat khusus, menyediakan tampilan versi mobile, dan melakukan A/B testing. Ketiga fungsi ini menunjukkan betapa pentingnya domain ini dalam pengelolaan website yang lebih efektif dan efisien.
Apakah kamu tertarik menggunakan domain ini untuk meningkatkan performa dan pengelolaan website? Yuk, dimulai dengan membeli domain yang tepat.