UX writer adalah profesi yang bertanggung jawab dalam penulisan konten pada user interface sebuah produk digital, seperti website, aplikasi, atau produk lain.
Tugas utama UX writer adalah memastikan bahasa yang digunakan di antarmuka pengguna komunikatif, jelas, konsisten, dan ramah pengguna. Sebagai UX writer kamu harus memahami pengguna produk tersebut dan menulis konten yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Keberadaan UX writer sangat penting untuk sebuah brand karena tulisan yang baik pada tampilan aplikasi dapat meningkatkan user experience serta membuat pengguna mudah mengingat brand kamu dan membedakan dari kompetitor.
Jika kamu tertarik berprofesi sebagai UX writer, yuk kenali lebih dalam pengertian apa tugas dari seorang UX writer pada artikel Dewaweb kali ini!
Baca Juga: 17 Cara Menulis Artikel SEO Friendly di Blog dan Website
Apa itu UX Writer?
User experience writer atau UX writer adalah profesi yang bertugas menulis konten atau copy pada antarmuka pengguna suatu produk digital seperti web atau aplikasi. Tugas UX writer adalah memastikan bahasa yang digunakan mudah dipahami, ramah pengguna, dan sesuai dengan brand produk tersebut.
Tujuan utama dari UX writer adalah memberikan pengalaman penggunaan produk yang lebih baik. Copy yang ditulis harus membantu pengguna memahami produk secara mudah.
Beberapa contoh copy yang ditulis oleh UX writer biasanya terdapat pada.
- Instruksi penggunaan fitur pada tutorial
- Microcopy untuk button, menu, dll
- Notifikasi error
- Teks pada tombol navigasi
- Dialog pada chatbot
- Push notification
Pentingnya peran UX writer membuat permintaan pekerjaannya cukup tinggi saat ini. Di Indonesia sendiri, gaji seorang UX writer pemula berkisar 3,5 – 7 juta rupiah per bulan. Sedangkan di luar negeri, gaji UX writer bisa mencapai $125.000 AS per tahun.
Baca Juga: Pengertian Copywriting & Tips Membuatnya agar Menarik
Tugas UX Writer
Tugas UX writer tidak bisa dibilang mudah. Pasalnya, mereka perlu mencari diksi yang tepat untuk membuat copy yang mampu menavigasi dan mengajak pengguna tetap nyaman menggunakan produk yang tersebut.
Selain itu, berikut ini beberapa tugas dan tanggung jawab UX writer lain yang perlu kamu ketahui.
1. Menulis microcopy sesuai dengan guideline
Jika seorang copywriter harus membuat konten yang singkat, maka UX writer bertugas membuat teks yang lebih pendek lagi pada tampilan produk yang biasa disebut microcopy.
Dalam menulis microcopy, UX writer harus mengikuti guideline atau pedoman penulisan konten dari brand tersebut. Guideline biasanya berisi aturan penulisan seperti pilihan kata, gaya bahasa, tone vice, dan lainnya yang harus dipatuhi agar sejalan dengan brand.
Misalnya, guideline menyebutkan bahwa brand bersuara ramah, ceria, dan tidak formal. Maka UX writer akan memilih kata-kata yang ceria dan tidak terlalu formal dalam membuat microcopy. Dengan begitu, tulisanmu dapat dimengerti dengan jelas dan mudah dari berbagai latar belakang pengguna.
2. Melakukan riset untuk pengembangan produk
Sebelum menulis konten pada produk digital, UX writer perlu melakukan riset terhadap calon pengguna produk. Riset bertujuan memahami latar belakang, kebutuhan, tujuan, dan masalah yang dialami pengguna.
Kamu juga harus memahami dengan baik produk tersebut mulai dari konteks setiap flow screen yang akan dikerjakan, mencari tahu yang menjadi trigger user, alur aplikasi, dan goal bisnisnya seperti apa. Dengan begitu, UX writer dapat berempati terhadap user dan memikirkan copy apa yang cocok dengan screen tersebut.
Misalnya dari wawancara dan survei, diketahui banyak pengguna yang kesulitan memahami istilah asing dalam fitur produk. Maka UX writer bisa menggunakan padanan kata dalam bahasa sehari-hari agar mudah dipahami.
3. Berkolaborasi dengan tim
Dalam bekerja, UX writer akan berkolaborasi dengan UI/UX designer, user researcher, developer, product owner, dan profesi terkait lainnya. Kamu harus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan konten yang ditulis sesuai dengan produk digital.
Dengan berkolaborasi, UX writer dapat memahami latar belakang pengguna, fungsi produk, hingga kendala yang dihadapi dalam pengembangan produk digital.
Misalnya, UX writer kesulitan menulis teks pada tombol karena tampilan layar yang terbatas. Dengan berdiskusi dengan desainer UI/UX, mereka bisa mencari solusi terbaik agar teks tetap informatif dalam ruang terbatas.
Kolaborasi ini sangat penting bagi UX writer untuk meninjau ulang konten yang sudah dibuat, apakah pesan yang disampaikan sudah tepat dan mudah dipahami pengguna dan memastikan apakah konten sudah sesuai dengan kebutuhan produk dan pengguna.
Baca Juga: 15+ Contoh Strategi Promosi Produk untuk Kembangkan Bisnis
Skill UX Writer
UX writer membutuhkan berbagai skill agar bisa menulis konten yang efektif untuk tampilan produk pengguna. Beberapa skill penting yang harus dimiliki UX writer di antaranya sebagai berikut.
1. Membuat strategi konten
UX writer harus bisa membuat strategi konten yang sesuai dengan karakteristik dan brand voice perusahaan. Strategi konten penting untuk memastikan seluruh konten yang ditulis konsisten mendukung positioning brand di benak pengguna. Strategi konten juga memandu UX writer dalam memilih diksi dan gaya penulisan yang tepat.
Dalam membuat strategi konten, UX writer perlu mempelajari brand guidelines perusahaan yang berisi informasi brand, seperti logo, warna, motto, karakter, nada bicara, dan lainnya. Dengan memahami guidelines, UX writer bisa merancang konten yang selaras dengan brand.
Strategi konten biasanya berisi tema dan topik yang akan dibahas, target audience, tujuan konten, jenis konten, dan channel distribusi. Strategi ini menjadi acuan UX writer dalam menulis konten yang efektif untuk produk.
Baca Juga: Ingin Menjadi Content Writer? Ini Skill yang Perlu Dikuasai
2. Penulisan
Kemampuan menulis tentu sangat penting bagi seorang UX writer. Mereka harus bisa menulis dengan singkat, padat, jelas, namun tetap komunikatif. UX writer juga perlu memahami prinsip-prinsip penulisan konten digital, seperti penggunaan kalimat aktif, grammar, struktur paragraf yang baik.
Selain grammar yang baik, UX writer juga harus paham prinsip penulisan untuk digital, seperti menggunakan kalimat pendek, langsung ke inti, hindari kata-kata bermakna ganda, dan gunakan format scannable. Penulisan untuk digital berbeda dengan menulis artikel panjang sehingga UX writer harus banyak belajar teknik penulisan konten digital.
Kamu bisa mencoba mempraktikkan dengan menulis konten, mulai dari microcopy, tooltip, panduan penggunaan, hingga pesan error. Semakin sering praktik, skill menulis UX writer akan semakin terasah.
3. Kolaborasi
Seperti dijelaskan di atas, UX writer perlu berkolaborasi dengan UI/UX designer dan role lainnya. Mereka harus bisa bekerja sama, terbuka terhadap masukan, dan menyelaraskan konten dengan desain interface. Skill kolaborasi penting agar konten yang ditulis sesuai dengan tampilan dan fungsionalitas produk digital.
Kolaborasi yang baik membutuhkan komunikasi aktif, sikap terbuka, dan fokus pada tujuan bersama yaitu memberi pengalaman terbaik pada pengguna. Maka dari itu, penting untuk memiliki kemampuan kolaborasi yang baik.
4. Empati
UX writer harus bisa berempati dengan pengguna produk. Mereka perlu melakukan riset untuk memahami latar belakang, kebutuhan, dan harapan pengguna. Dengan empati, UX writer bisa menerjemahkan sistem produk ke dalam bahasa yang mudah dipahami pengguna.
Empati membantu UX writer menulis dengan fokus pada kebutuhan pengguna, bukan keinginan pembuat produk. Misalnya menggunakan istilah yang familiar bagi pengguna, bukan istilah teknis atau memberi instruksi melakukan sesuatu dibandingkan dengan menjelaskan fitur.
Untuk menghadirkan empati ini, UX writer perlu sering berinteraksi atau wawancara dengan pengguna. Dengan begitu, kamu bisa lebih peka terhadap kesulitan dan harapan pengguna dalam menggunakan produk tersebut.
5. Menguasai tools UX Writer
UX writer perlu menguasai tools untuk memudahkan penulisan dan kolaborasi. Beberapa diantaranya seperti Frontitude, KBBI Daring, Miro, dan lainnya. Penguasaan tools ini mempermudah proses penulisan copy yang efektif dan terintegrasi dengan produk digital.
Selain tools tersebut, beberapa yang harus dikuasai UX writer juga seperti aplikasi pengecekan grammar dan gaya bahasa, software prototyping, hingga software uji keterbacaan konten. Semakin mahir menggunakan tools-tools ini, semakin efisien dan efektif juga dalam bekerja.
Penting juga menguasai project management tools untuk berkolaborasi seperti Slack, Google Docs, dan Trello untuk memudahkan koordinasi dengan tim.
Baca Juga: 13 Keyword Tools Gratis & Terbaik, Permudah Riset Keyword untuk SEO
Tertarik Menjadi UX Writer?
UX writer adalah profesi yang bertanggung jawab menulis konten pada antarmuka pengguna suatu produk digital seperti website atau aplikasi. Tugas utamanya adalah membuat copy yang dengan bahasa yang mudah dipahami dan ramah pengguna.
Beberapa skill yang harus dikuasai untuk menjadi UX writer antara lain kemampuan membuat strategi konten, penulisan yang baik, kolaborasi dengan tim, empati pada pengguna, dan penguasaan berbagai tools penulisan. UX writer juga harus melakukan riset pengguna dan memahami guidelines brand.
Jika kamu tertarik menjadi UX writer, yuk mulai persiapkan skill-skill tersebut. Pastikan juga website atau aplikasi produk kamu didukung server hosting dan domain berkualitas dari Dewaweb.
Dengan hosting stabil dari Dewaweb, website dan aplikasi akan loading dengan cepat dan anti lambat, sehingga pengunjung lebih nyaman saat mengakses. Yuk mulai wujudkan produk digital dengan dukungan hosting mulai dari Rp30 ribuan saja per bulan dan domain terbaik dari Dewaweb!