Proses deployment atau pengembangan website yang dilakukan secara berulang terhadap beberapa server sekaligus mungkin tidak bisa selalu kamu ingat. Oleh karena itu, ada alat bantu yang disebut dengan “provisioning tool” dan dapat kamu gunakan untuk mempermudah pengelolaan server. Di artikel ini, kamu akan mempelajari bagaimana cara setup Ansible inventory.
penyediaan perangkat lunak sumber terbuka, manajemen konfigurasi, dan alat penyebaran aplikasi yang memungkinkan infrastruktur sebagai kode
Ansible
Ansible adalah tool manajemen konfigurasi yang modern dan tidak memerlukan software agent pada Remote Nodes atau Hosts Node. Namun, kamu hanya perlu menggunakan SSH dan Python saja untuk berkomunikasi dan mengeksekusi perintah pada Hosts Node. Provisioning tool ini dikembangkan oleh salah satu perusahaan yang terkenal membuat software open source, RedHat.
Keberadaan arsitektur yang tidak memerlukan software khusus untuk diinstal pada server/node membuat Ansible bisa kamu gunakan sebagai alternatif yang bagus untuk otomatisasi server. Selain itu, Ansible juga menggunakan SSH untuk mengeksekusi automation task dan file YAML (Yet Another Markup Language) yang bisa dibaca manusia untuk menentukan provisioning details.
Alamat IP yang digunakan di artikel ini diubah menjadi “xxx” untuk memberikan sensor, kamu bisa menggunakan alamat IP dari server yang kamu miliki.
Cara Setup Ansible Inventory
Sebelum memulai setup Ansible inventory, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan:
- Memiliki 2 VPS yang aktif dengan OS Ubuntu 20.04.
- Memiliki akses root.
- Satu VPS yang sudah ter-install Ansible.
Tiga VPS yang perlu disiapkan untuk:
- Satu Ansible Control Node: Ansible Control Node yang akan digunakan untuk connect dan control ke Ansible Host melalui SSH.
- Dua Ansible Hosts: Ansible Host nantinya akan dikontrol oleh Ansible Control Node yang sudah dikonfigurasi untuk otomatisasi
Akan ada dua langkah utama yang akan kita lakukan pada setup Ansible inventory, yaitu membuat custom inventory file dan running command & playbooks dengan custom inventories yang telah dibuat tadi.
Create Custom Inventory File
Secara default, Ansible membuat inventory file yang berlokasi pada /etc/ansible/hosts. Jika kamu menggunakan inventori file per project, lebih baik hindari mixing server saat melakukan eksekusi perintah dan playbooks. Buat direktori baru untuk menempatkan Ansible files.
$ cd ~ $ mkdir ansible $ cd ansible/ $ nano inventory
Tambahkan di bawah ini.
xxx.xxx.xxx.201 xxx.xxx.xxx.146 server_hostname
Lalu simpan dan keluar.
Cek inventory dengan perintah di bawah ini.
$ ansible-inventory -i inventory --list
Maka output-nya akan seperti di bawah ini.
{ "_meta": { "hostvars": {} }, "all": { "children": [ "ungrouped" ] }, "ungrouped": { "hosts": [ "xxx.xxx.xxx.201", “xxx.xxx.xxx.146” ] } }
Baca Juga: Cara Instalasi dan Setup Database Odoo di Ubuntu 16.04
Running Command & Playbooks dengan Custom Inventories
Jalankan perintah Ansible dengan custom file inventory menggunakan opsi -i seperti di bawah ini.
$ ansible all -i inventory -m ping
Output-nya akan seperti berikut:
xxx.xxx.xxx.201 | SUCCESS => { "ansible_facts": { "discovered_interpreter_python": "/usr/bin/python3" }, "changed": false, "ping": "pong" } xxx.xxx.xxx.146 | SUCCESS => { "ansible_facts": { "discovered_interpreter_python": "/usr/bin/python3" }, "changed": false, "ping": "pong" }
Baca Juga: Quick Setup VPS Self Managed Dewaweb
Simpulan
Ansible inventory bisa memudahkan kamu untuk melakukan setup atau konfigurasi di beberapa server sekaligus. Jika saat ini kamu belum memiliki server, atau ingin menambahkan server baru, pastikan kamu menggunakan cloud VPS dari Dewaweb agar website-mu nantinya aman, cepat, dan selalu bisa diandalkan.
Demikian artikel cara setup Ansible inventory ini, jangan sungkan untuk meninggalkan ide-ide topik yang ingin kamu baca di blog Dewaweb. Semoga artikel ini membantu.