Load Balancing: Apa Itu, Fungsi, Cara Kerja, dan Manfaatnya

Load Balancing: Apa Itu, Fungsi, Cara Kerja, dan Manfaatnya

Load balancing adalah metode membagi beban server ke server lain agar tidak overload. Ketika mengalami lonjakan traffic, website yang tidak memiliki server cukup kuat biasanya akan mengalami downtime atau tidak bisa diakses.

Padahal menurut situs Testomato dari survei Akamai Technologies mereka menemukan bahwa 80% pengguna tidak akan kembali ketika ke situs web setelah situs tersebut gagal dimuat.

Website yang gagal dimuat seringkali disebabkan karena server yang overload. Sebuah survei menyatakan bahwa setiap 1 jam downtime dapat menghabiskan biaya lebih dari $100.000. Biaya tersebut mencakup pendapatan, biaya operasional, dan yang lainnya.

Untuk menangani masalah tersebut terdapat solusi yang efektif yaitu load balancing. Maka dari itu di artikel ini kamu akan mengetahui lebih lanjut apa itu load balancing, cara kerja, hingga manfaat yang akan didapatkan.

Apa Itu Load Balancing?

Load balancing adalah teknik yang digunakan untuk mengatur atau mendistribusikan lalu lintas jaringan ke beberapa server. Konsep load balancing adalah mengirim beban kerja atau traffic secara merata ke beberapa server.

Dengan begitu setiap server akan mendapatkan beban kerja yang seimbang tanpa ada salah satu yang menanggung beban terlalu tinggi.  Sebab, server dengan beban terlalu tinggi akan mengakibatkan downtime dan website tidak dapat dimuat. Adapun perangkat yang berfungsi sebagai penyeimbang beban tersebut adalah load balancer.

Cara Kerja Load Balancing

Cara kerja load balancing cukup sederhana. Perangkat ini berperan seperti traffic controller bagi server. Kamu bisa membayangkan cara kerja load balancer layaknya jumlah kasir yang tersedia di supermarket.

Ketika terjadi lonjakan pengunjung, otomatis manajer supermarket akan membuka kasir-kasir tambahan untuk mencegah antrian yang terlalu panjang. Jika tidak ada kasir tambahan yang dibuka, otomatis pengunjung akan bertumpuk di satu kasir yang menyebabkan lambatnya proses transaksi.

Semakin lambat transaksi, semakin besar kemungkinan pengunjung akan membatalkan niat belanja dan meninggalkan supermarket. Mudah dimengerti, bukan? Sama seperti analogi tadi, loading balancing ini diibaratkan sebagai ‘traffic cop’ atau polisi lalu lintas, hanya saja lalu lintas yang dimaksud adalah banyaknya pengunjung dari sebuah website.

cara kerja load balancing

Jenis-Jenis Load Balancer

Load balancer terdiri atas 3 jenis yaitu hardware, software, dan virtual. Berikut ini penjelasan masing-masing jenis load balancer.

1. Hardware load balancer

Hardware load balancer adalah perangkat yang digunakan untuk mendistribusikan kinerja aplikasi web dan mengelola lonjakan traffic berdasarkan konfigurasi yang diterapkan. Daya tampung jenis ini sangat signifikan dan mampu menangani beban kerja yang besar dengan tetap optimal.

Karena bentuk fisiknya, membuat hardware load balancer harus ditempatkan bersama server di pusat data lokal. Meski memiliki harga yang cukup mahal, namun hal tersebut sebanding dengan daya tampung yang diberikan. Hal ini membuat load balancer cocok digunakan untuk server dengan lalu lintas tinggi.

2. Software load balancer

Seiring perkembangan waktu software load balancer mulai menggantikan peran hardware dengan sangat efisien. Software load balancer dapat diunduh dan digunakan di mana saja sehingga menjadi pilihan yang lebih terjangkau dibandingkan dengan versi fisiknya.

Jenis ini memiliki efisiensi, fleksibilitas, dan biaya yang cenderung hemat. Cara kerja software load balancer yakni dengan mendistribusikan traffic melalui sebuah software yang dijalankan pada server atau komputer.

Fleksibilitas jenis ini dibuktikan dengan konfigurasi yang dapat diubah sesuai kebutuhan ketika lonjakan traffic sedang tinggi. Ketika hendak menggunakan software load balancer, kamu bisa memilih versi komersial atau open source-nya.

3. Virtual load balancer

Jenis terakhir adalah virtual load balancer. Dibandingkan jenis hardware dan software-nya, jenis load balancer virtual hadi menjadi solusi yang lebih canggih.

Virtual load balancer bekerja dengan menggabungkan dua jenis perangkat load balancing sebelumnya. Dengan mengkombinasikan konsep load balancer hardware dan software ke dalam mesin virtual, virtual load balancer dapat bekerja lebih optimal.

Load balancer jenis ini meniru infrastruktur berbasis perangkat lunak melalui virtualisasi dan menjalankan perangkat lunak load balancer fisik pada mesin virtual.

Metode Load Balancing

Setelah mengetahui jenis-jenis load balancer, berikut ini beberapa metode load balancing.

  • Round Robin: metode dengan adalah algoritma yang paling sederhana. Cara kerjanya adalah merotasi server dengan mengarahkan trafik ke server pertama yang tersedia. Trafik berikutnya akan diarahkan ke server kedua, dan begitu seterusnya tergantung jumlah server yang tersedia. Kekurangan metode ini adalah tidak memperhatikan beban dan karakteristik setiap server.
  • Least Connection: memastikan distribusi traffic yang merata di seluruh server yang tersedia. Ketika server mengalami beban koneksi yang tinggi, data yang diminta akan dialihkan ke server dengan kapasitas koneksi lebih luang. Hal ini bertujuan untuk menghindari beban berlebih pada server karena volume trafik yang signifikan.
  • Least Response Time: metode ini menginstruksikan load balancer untuk mengarahkan trafik ke server dengan koneksi aktif terkecil dan waktu respon yang paling cepat.
  • Least Bandwidth: Pada metode ini, load balancer akan mendistribusikan permintaan akses data ke server dengan jumlah traffic Mbps paling sedikit.
  • IP Hash:  permintaan akses data ke sebuah server ditentukan melalui berbagai data yang berhubungan dengan IP, di antaranya alamat IP destinasi, port number, URL, sampai nama domain.

Manfaat Load Balancing untuk Server

Load balancing memberikan sejumlah manfaat yang signifikan ke server salah satunya meningkatkan kinerja server meskipun terjadi lonjakan traffic. Hal tersebut tentu akan berdampak baik juga terhadap SEO website.

Berikut ini beberapa manfaat lain dari load balancing untuk server.

1. Meningkatkan performa server

Menerapkan load balancing memberikan dampak positif terhadap kinerja setiap server. Fungsi load balancer tidak hanya mempercepat respons server, tetapi juga mencegah terjadinya masalah seperti kelebihan beban dan downtime.

Selain itu, load balancer juga membantu menciptakan stabilitas jaringan ketika diakses. Stabilitas jaringan yang baik dapat menjamin respons yang lebih cepat terhadap permintaan pengunjung. 

2. Meminimalisir down time

Dengan pembagian traffic yang efisien, load balancing membantu mengurangi risiko downtime. Jika satu server mengalami masalah, traffic akan dialihkan ke server lain, hal ini meminimalkan dampak negatif terhadap ketersediaan website.

3. Membantu pendistribusian traffic

Load balancing mengelola distribusi traffic secara merata di antara server-server yang tersedia, sehingga tidak ada server yang terbebani berlebihan serta mengoptimalkan sumber daya yang ada secara maksimal.

Jika kamu menggunakan load balancing untuk menjaga performa website di beberapa server, kegagalan operasional situs dapat dikurangi secara signifikan.

Ketika traffic website diarahkan ke dua atau lebih server dan salah satu dari mereka mengalami kegagalan, load balancer secara otomatis akan mengalihkan trafik tersebut ke server lain yang masih tersedia. 

4. Menghemat sumber daya (resource)

Load balancing memastikan distribusi traffic yang merata di antara beberapa server. Dengan melakukan pembagian secara seimbang, setiap server akan menangani proporsi yang sebanding. Hal ini membuat penggunaan sumber daya yang lebih efisien, karena setiap server hanya menerima beban kerja yang sesuai dengan kapasitasnya.

Meskipun load balancing memberikan sejumlah manfaat untuk pengelolaan traffic server, tidak dapat dipungkiri jika masih memiliki kekurangan. Salah satunya adalah biaya yang cukup besar terkait dengan implementasi, terutama jika menggunakan jenis load balancing hardware.

Kisaran harga hardware load balancer bervariasi tergantung pada merek, kapasitas, dan fitur yang dimiliki. Sebagai referensi, harga dapat berkisar mulai dari ratusan hingga jutaan rupiah per unitnya.

Maksimalkan Performa Server dengan Load Balancing!

Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan lalu lintas jaringan ke beberapa server secara merata dengan tujuan agar tiap server seimbang tanpa ada salah satu yang menanggung beban terlalu besar. Dengan begitu akan menghindarkan situs dari down time.

Untuk memaksimalkan performa server, gunakan metode load balancing ini. Namun, pastikan kamu menggunakan server dengan spesifikasi dan performa yang bagus, karena akan sia-sia jika memakai load balancing namun servernya kurang memadai.

Pilih server dengan kualitas terbaik seperti Dewaweb. Cloud server (VPS) menawarkan standar keamanan ISO 27001 dan jaminan 100% Uptime SLA serta unlimited bandwidth tanpa biaya tambahan.

Dengan bandwidth tanpa batas, kamu tidak hanya mendapatkan kebebasan tanpa khawatir akan biaya tambahan, tetapi juga memastikan server memiliki kapasitas yang lebih dari cukup untuk menangani lonjakan traffic. Semakin besar bandwidth, semakin maksimal kemampuan server dalam menyampaikan data kepada pengguna. Yuk, beli cloud server Dewaweb sekarang untuk performa server yang lebih maksimal!