Istilah server side scripting merujuk pada proses pengolahan kode skrip yang berlangsung di sisi server. Teknik pengkodean ini berfungsi untuk memberikan tanggapan terhadap aktivitas browsing yang kamu lakukan di internet.
Sayangnya, banyak orang masih awam dan kurang paham tentang istilah tersebut. Sebagian pengguna bahkan menganggap bahwa server side dan client side itu sama.
Di artikel kali ini, Dewaweb akan jelaskan pemahaman dasar seputar scripting sisi server termasuk contoh dan perbedaannya dengan client side scripting. Yuk, simak pembahasannya sampai selesai.
Apa itu Server Side Scripting?
Apa pengertian server side scripting? Server side scripting adalah teknik pengkodean yang melibatkan web server untuk memproses permintaan pengunjung. Proses ini bertujuan agar lalu lintas data selalu tersedia ketika mereka menjelajahi internet.
Biasanya, pengguna menggunakan web browser ketika mengakses layanan web. Browser tersebut akan berinteraksi dengan server menggunakan Hypertext Transfer Protocol (HTTP).
Selanjutnya, server akan mencari dan mengolah data yang di-request pengguna. Jika sudah selesai, hasilnya akan dikirimkan kembali dan ditampilkan di web browser yang mereka gunakan.
Website dinamis dan statis sebenarnya menggunakan pemrosesan kode yang sama, yakni sisi server. Namun, terdapat perbedaan scripting di antara kedua jenis website tersebut.
Scripting sisi server web dinamis memungkinkan konten diubah atau disesuaikan berdasarkan permintaan pengguna. Hal ini dapat terjadi karena sebagian konten body pada pesan respons hanya diproses jika diperlukan.
Sedangkan, server pada web statis umumnya menyediakan file yang sepenuhnya sama kepada pengguna. Jadi, skrip ini hanya digunakan untuk mengirimkan konten yang sudah ditentukan sebelumnya.
Baca Juga: Tutorial Cara Redirect HTTP ke HTTPS untuk Website
Contoh Server Side Scripting
Skrip sisi server melibatkan penyematan script website yang di-request pengguna ketika browsing. Permintaan tersebut akan diproses dan direspons oleh server hingga hasilnya ditampilkan pada browser.
Ada beberapa bahasa pemrograman yang mendukung pengkodean sisi server, di antaranya termasuk Python, PHP, Ruby, Java, JavaScript, dan Perl. Nah, contoh server side scripting adalah penggunaan bahasa tersebut di sisi server.
Contoh paling umum dan sering digunakan adalah PHP. Kamu dapat membuat skrip yang dieksekusi di sisi server untuk mengolah data, mengakses database, atau menghasilkan halaman dinamis berdasarkan permintaan user.
Baca Juga: 10 Bahasa Pemrograman Paling Populer di Dunia
Perbedaan Server Side Scripting & Client Side Scripting
Banyak orang berpikir bahwa server side (sisi server) dan client side (sisi klien) scripting adalah sama. Padahal, dilihat dari namanya saja, kedua istilah ini memiliki arti dan sistem yang berbeda.
Lalu, apa saja perbedaan server side dan client side scripting? Simak jawabannya di bawah ini.
1. Posisi
Perbedaan paling mencolok terletak pada posisi atau tempat eksekusi. Eksekusi skrip pada client side terjadi di perangkat pengguna sehingga tidak memerlukan interaksi langsung dengan server.
Sedangkan, eksekusi skrip pada server side terjadi di dalam web server, di mana interaksi antara browser dan server sangat dibutuhkan untuk memproses permintaan.
2. Fungsi
Scripting sisi server maupun klien pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, tetapi terdapat perbedaan dalam fungsinya.
Fungsi utama client-side adalah memberikan interaktivitas di sisi klien atau perangkat pengguna. Sedangkan, fungsi server-side adalah memproses request untuk menghasilkan respons yang diminta klien, seperti mengolah data, menampilkan gambar, mengakses database, dan lain sebagainya.
3. Wujud script
Source code pada client side biasanya dapat dibuka dan dipelajari secara bebas melalui perangkat pengguna. Sedangkan, kode sumber server side tidak mudah diakses karena memerlukan izin terlebih dahulu.
Baca Juga: Kenali Apa Itu .htaccess, Fungsi, dan 5 Script untuk Website
4. Sistem keamanan
Scripting sisi server memiliki sistem keamanan bawaan yang kuat dan dapat dikontrol lebih ketat. Sedangkan, sistem keamanan client side cenderung terbatas dan kurang dapat diandalkan, kecuali jika sudah ditambahkan sebelumnya.
5. Benefit yang didapatkan
Server side menawarkan benefit yang berguna dalam pengelolaan server, seperti penyesuaian sistem, akses database, processing, dan banyak lagi. Sedangkan, client side cenderung menawarkan benefit bagi pengguna saja.
6. Pemanfaatan sistem
Client side memanfaatkan sistem yang berasal dari perangkat pengguna sehingga kode akan dieksekusi oleh web browser. Jadi, kamu perlu belajar coding berdasarkan pandangan user.
Sementara itu, pemanfaatan sistem dalam server side berfokus pada web server yang dipakai. Artinya, kode skrip dieksekusi di dalam server itu sendiri menggunakan resources seperti Central Processor Unit (CPU), memory, storage, dan sumber daya lainnya.
Kesimpulan
Sampai di sini, kamu tentu sudah tahu apa yang dimaksud dengan server side scripting. Intinya, server side scripting adalah cara memproses request yang melibatkan web server untuk menyediakan data sesuai permintaan pengguna.
Server side dan client side scripting adalah dua teknik yang berbeda. Eksekusi kode server side terjadi di dalam web server, sedangkan eksekusi kode client side terjadi di browser.
Dengan memahami perbedaan di atas, kamu dapat memilih metode terbaik untuk membangun website yang bagus dan aman. Jadi, sudah siap membuat website impianmu?
Oh ya, jangan lupa gunakan layanan hosting dan domain andal dari Dewaweb. Layanan hosting Dewaweb menawarkan ruang penyimpanan, bandwidth, dan fitur canggih untuk menunjang kinerja website-mu.
Selain itu, kami juga menyediakan pilihan domain terlengkap dengan harga terjangkau yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan. Tunggu apalagi? Yuk, coba Dewaweb sekarang!