Bounce Rate: Definisi, Fungsi, dan Cara Menguranginya

Bounce Rate: Definisi, Fungsi, dan Cara Menguranginya

Bounce rate adalah istilah yang dikenal untuk meningkatkan kualitas website yang dimiliki. Seperti yang diketahui, website maupun blog kini bukanlah sekadar media untuk menulis dan menyampaikan pendapat saja. Lebih dari itu, website memiliki fungsi lainnya seperti meningkatkan penjualan melalui promosi digital, meningkatkan awareness konsumen dan sebagainya.

Itu sebabnya, dalam website dan blog terdapat sebuah indikator pengukur yang dikenal dengan istilah bounce rate. Lantas, apa definisi bounce rate, cara kerjanya dan fungsinya? Ada baiknya kamu simak ulasannya dalam tulisan ini.

Baca Juga: Cara Menggunakan Google Analytics Sebagai Alat Tracking Bisnis

Apa itu Bounce Rate?

Pada dasarnya, bounce rate adalah istilah dalam menggambarkan persentase pengunjung website atau blog yang kita kelola. Yakni, lebih menekankan pada seberapa lama para pengunjung tersebut membuka website dan blog kita.

Nilai index dari bounce rate adalah 0-100. Penghitungannya sendiri sangatlah unik, apabila angka website atau blog kamu besar dan mendekati 100 maka hal tersebut tidak baik. Sebaliknya, bounce rate yang bagus adalah jika angkanya semakin kecil bahkan mendekati nol.

Dengan kata lain, dalam bahasa pemrograman tingginya bounce rate ini akan semakin buruk bagi search engine. Ini sama saja halnya dengan apabila semakin baik isi blog dan website kamu maka pengunjungnya akan betah berlama-lama.

Namun, sebaliknya jika website atau blog memiliki konten dan tampilan yang buruk bisa dipastikan pengunjung tidak akan lama membuka web atau blog tersebut.

Untuk mengetahui lebih lengkap, kamu dapat mengecek video kami di bawah ini.

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Customer Churn Rate

Hal yang Mempengaruhi Bounce Rate

Besar kecilnya bounce rate adalah ditentukan oleh beberapa hal. Baik itu berupa faktor internal maupun eksternal. Internal di sini seperti desain dan konten yang disajikan. Kemudian untuk faktor eksternalnya adalah kecepatan internet dan kemudahan akses bagi pengunjung. Berikut penjelasan mengenai beberapa hal tersebut yang perlu kamu ketahui:

1. Kecepatan loading

Kecepatan loading merupakan hal paling vital dalam mempengaruhi bounce rate. Alasan akan hal ini sebenarnya sangatlah sederhana. Seseorang menginginkan waktu cepat untuk membuka sebuah laman, blog maupun membaca artikel di dalamnya. Bila kecepatan loading ini sangat lambat, tentu saja akan membuat pengunjung merasa membosankan.

Bahkan tidak jarang mereka akan menutup blog atau website kamu sebelum halaman terbuka dengan baik dan menyeluruh. Sebab itulah, bila ingin mempertahankan pengunjung saat pertama kali membuka blog atau website, maka perhatikanlah kecepatan loadingnya.

Baca Juga: Error 406 Not Acceptable: Apa Maksudnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

2. Desain

Setelah loading, hal kedua yang bisa membuat tinggi rendahnya bounce rate adalah desain dan tampilan. Untuk urusan satu ini kamu juga perlu memperhatikannya. Buatlah pengunjung senyaman mungkin ketika masuk di website atau blog milikmu.

Aturlah tampilan sebaik mungkin dan jangan buat pengunjung bingung. Khususnya dengan banyaknya widget dan sulitnya untuk mengakses hal-hal penting. Jelas ini akan membuat pengunjung merasa terganggu dan mungkin akan meninggalkan website atau blogmu sebelum membaca kontennya sampai habis.

3. Konten yang disajikan

Menyambung dari poin di atas, masalah selanjutnya mengenai bounce rate adalah kualitas konten. Konten inilah yang menjadi daya tarik paling utama dalam blog atau website.

Oleh karena itulah, penting bagi kamu untuk membuat konten berkualitas. Baik itu untuk tulisan, foto maupun video. Cara ini memang terbukti ampuh untuk membuat pengunjung berlama-lama membuka website atau blogmu. Sebaiknya, untuk konten hindarilah copy paste. Kemudian, tonjolkan sisi manfaat dari artikel yang kamu buat.

4. Linking

Selanjutnya adalah mengenai linking. Dalam artikel sebaiknya kamu perlu memasukkan internal link untuk memudahkan pencarian lebih lanjut. Namun, jangan masukkan internal link yang tidak berkaitan dengan konten tersebut. Kamu perlu memasukkan internal link yang sesuai dengan konten satu dengan lainnya.

Sementara mengenai eksternal link, sebaiknya kamu minimalisir di dalam konten artikel yang ada. Dengan adanya eksternal link, justru juga mengarahkan pembaca ke blog atau website lain. Sehingga ini akan meningkatkan bounce rate dari website dan blog kamu karena pengunjung juga tertarik untuk membuka blog dari eksternal link tersebut.

Baca Juga: 9 Cara Membuat Website Content Kamu Diklik Banyak Orang

Cara Kerja Bounce Rate

Cara kerja bounce rate adalah dengan menghitung berapa banyak jumlah pengunjung yang membuka website atau blog yang kamu buat atau kelola. Rumus dalam menghitung besaran atau persentase bounce rate adalah jumlah visitor yang hanya membuka satu halaman : jumlah total visitor x 100%.

Ingat, di dalam cara kerja bounce rate tidak hanya berdasarkan waktu kunjungan yang sebentar saja. Waktu sebentar ini biasanya dihitung kurang dari 10 detik. Melainkan juga perhitungan dan hal lainnya, misalnya saja apakah pengunjung tersebut tertarik untuk meng-klik konten lainnya.

Misalnya saja, sebuah blog bisa dikunjungi sekitar 1 juta visitor tiap bulannya. Sementara visitor yang hanya mengunjungi satu halaman adalah 500 ribu. Dari sini sebenarnya kita dapat menghitung bounce rate dengan cara menggunakan rumus di atas adalah 500.000:1.000.000×100% = 50%.

Di sini muncul bahwa bounce rate dari blog tersebut ialah 50%. Padahal, untuk persentase yang ideal dan direkomendasikan ialah 30%-50%. Kasus blog tersebut sebenarnya sedikit melebihi dari rekomendasi, jadi kesimpulannya adalah perlu adanya sedikit perbaikan baik dari segi konten maupun tampilan agar bounce rate semakin menurun.

Baca juga: Pengertian CTR dan 12 Cara Meningkatkan Click Through Rate

Cara Mengurangi Bounce Rate

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bounce rate yang ideal dimiliki oleh suatu website berkisar 30%-50%. Jika bounce rate mencapai angka 20% ke bawah, hal tersebut dapat berisiko buruk untuk website karena berpotensi mengalami error. Lantas, bagaimana cara mengurangi bounce rate yang terlalu tinggi? Berikut informasinya.

1. Optimalkan penempatan Call to Action

Cara pertama untuk mengurangi bounce rate adalah mengoptimalkan penempatan Call to Action. Seperti yang diketahui, mayoritas pengguna website memutuskan apakah mereka menyukai website atau blog yang dikunjunginya dalam beberapa detik pertama kunjungannya. Bahkan tidak sedikit yang melakukan penilaian hanya dengan melihat sekilas area-area yang menonjol tanpa scrolling.

Oleh karena itu, kamu bisa mengoptimalkan dengan menempatkan button CTA di sana. Disarankan untuk membuat CTA yang jelas dan jujur agar tidak menimbulkan misleading dan menciptakan pengalaman yang buruk bagi para pengguna.

2. Pasang foto berkualitas tinggi

Foto yang ada pada suatu website juga harus menggunakan gambar yang berkualitas tinggi. Foto berkualitas tinggi ini biasanya digunakan untuk landing page, sehingga pengunjung bisa mendapatkan kesan yang baik. Kini, sudah banyak jasa penyedia foto di internet yang bisa kamu gunakan, mulai dari Shutterstock, Unsplash, StockSnap, Pixabay, dan lain sebagainya. Tidak perlu khawatir, foto-foto yang disediakan di dalamnya sudah bisa didapatkan secara gratis.

3. Lakukan A/B Testing

A/B Testing sering disebut juga dengan split testing. Metode A/B testing adalah proses pembandingan dua versi dari sebuah halaman website, email, iklan, atau aset digital lainnya untuk menentukan mana yang lebih berhasil. Adanya proses ini dapat memudahkan kamu untuk menentukan langkah-langkah bisnis yang dapat dilakukan selanjutnya, meningkatkan traffic, menurunkan bounce rate, hingga membangun strategi marketing berdasarkan data yang akurat.

4. Buat konten yang mudah dibaca

Kebanyakan konten pada website dibuat dalam bentuk teks. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa teks pada website dapat dengan mudah dibaca melalui seluruh perangkat. Disarankan untuk mencegah penggunaan teks yang terlalu kecil, hal tersebut bisa menyebabkan pembaca harus memicingkan mata atau melakukan zoom. Perhatikan pula hal-hal lainnya, mulai dari warna, spasi, dan margin untuk membuat website kamu semakin enak dibaca.

5. Tingkatkan pagespeed website

Pagespeed adalah waktu yang dibutuhkan oleh halaman website untuk melakukan loading konten. Oleh sebab itu, usahakan untuk tidak membuang waktu para pembaca dengan menampilkan halaman kosong karena proses loading. Kondisi ini secara tidak langsung dapat menurunkan minat para pengunjung untuk membaca konten yang disediakan. Untuk meningkatkan pagespeed pada website, kamu bisa menggunakan perangkat Google Pagespeed dan Pingdom.

Baca juga: Apa itu Page View? Cara Meningkatkan Page View dengan Optimal

Fungsi Bounce Rate

Hingga saat ini bounce rate adalah indikator pengukur paling penting dalam menilai sebuah website ataupun blog. Terlebih lagi dalam sebuah mesin pencarian. Sehingga, besar atau tidaknya bounce rate akan berdampak pada kemajuan website maupun blog serta penggunaan SEO di dalamnya. Jika diperinci dan dipilah lagi, fungsi dari bounce rate adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kepercayaan mesin pencari terhadap website atau blog

Bila website atau blog tersebut dinilai baik, maka akan muncul pada halaman atas mesin pencarian dan ini tentu akan menguntungkan kamu. Khususnya bagi pemasaran sebuah produk misalnya.

2. Sebagai salah satu indikator untuk melakukan evaluasi.

Kita menjadi mengetahui apa saja yang ada dalam sebuah website atau blog kita. Biasanya, faktor utama pengunjung meninggalkan website atau blog adalah waktu loading yang lama.

Adanya pop up, promo, maupun survei disinyalir sebagai salah satu penyebab lambatnya loading tersebut. Maka, kamu perlu melakukan evaluasi berdasarkan temuan dari bounce rate tersebut untuk kembali membuat website maupun blog dipercaya kembali oleh pengguna.

3. Mempengaruhi dalam meningkatkan kualitas website atau blog

Di sini ada dua strategi yang bisa diterapkan agar pengunjung betah berlama-lama. Pertama, dengan membuat konten baik itu artikel, foto maupun tulisan yang baik sehingga mampu membuat meningkatkan awareness. Atau kamu bisa menggunakan cara kedua, yakni dengan memasukkan internal link.

Dengan cara ini, akan menghubungkan antara satu konten satu dengan konten lainnya. Sehingga, pengunjung yang penasaran akan mengklik konten selanjutnya dan ini perlahan akan mengurangi tingkat bounce rate.

Baca juga: 10 Kesalahan dalam Membuat Desain Website yang Perlu Dihindari

Penutup

Bounce rate adalah istilah dalam menggambarkan persentase pengunjung website atau blog yang kita kelola. Jadi, istilah ini lebih menekankan pada seberapa lama para pengunjung tersebut membuka website dan blog kita. Adapun beberapa manfaat dari bounce rate ini, yakni meningkatkan kualitas website, mampu meningkatkan kepercayaan mesin pencari terhadap blog, dan lain sebagainya.

Perlu diingat juga bahwa bounce rate ideal yang dimiliki oleh suatu website adalah 30%-50%. Itulah ulasan mengenai bounce rate mulai dari definisi, cara kerja, dan fungsinya. Untuk menurunkan tingkat bounce rate dan membuat website atau blog supaya semakin optimal, kamu bisa menggunakan web hosting terbaik Indonesia yang sudah terpercaya.