User experience adalah pengalaman yang dirasakan pengguna ketika menggunakan sebuah produk yang berkaitan dengan fungsi dan penggunaan produk atau layanan tersebut.
Istilah user experience ini sering dijumpai pada aplikasi atau software, yang kaitannya dengan interaksi pengguna dan sistem. Mungkin kamu pernah menemui aplikasi atau web dengan navigasi yang membingungkan, loading yang lambat, atau yang lain, ini adalah bagian dari kepuasan pengguna atau user experience.
Padahal, 88% pengguna tidak akan kembali lagi ke website yang memiliki UX buruk. Hal ini menunjukkan bahwa UX yang baik dapat meningkatkan traffic website dan menarik lebih banyak pengunjung.
Oleh karena itu penting untuk mempelajari lebih lanjut demi kepuasan pengguna yang lebih baik. Artikel Dewaweb kali ini akan membahas secara lengkap, pengertian user experience, bagaimana cara kerja hingga fungsi-fungsinya!
Baca Juga: 15 Desain Website Layout Inspiratif yang Menarik Pengunjung
Apa itu User Experience?
User experience (UX) adalah bagaimana kamu berinteraksi dengan suatu produk, khususnya produk digital. Ketika kamu mengakses website, UX merupakan pengalaman yang kamu dapatkan, mulai dari mengeksplorasi fitur, menavigasi tombol, hingga melakukan prosedur seperti transaksi produk atau jasa.
UX berfokus pada cara kamu berinteraksi dengan produk atau layanan yang kamu gunakan.
Menurut Leadpages, 94% kesan pertama sebuah website ditentukan oleh desainnya. Maka dari itu, peran desain sebuah sistem atau produk menjadi penting sebab dapat membantu menemukan cara yang paling efisien bagi pengguna dalam menggunakan produk atau layanan tersebut. Sehingga mampu meningkatkan kepuasan pengguna.
Sebaliknya, hindari hal-hal yang dapat memperburuk pengalaman pengguna. Berikut ini adalah contoh penerapan bad user experience.
Bayangkan ketika pengguna ingin membeli sepatu online. Situs web tersebut menawarkan banyak pilihan sepatu, namun tidak ada cara untuk memfilter pencarian sepatu berdasarkan preferensi pengguna.
Pengguna harus melihat ratusan sepatu sebelum menemukan yang diinginkan. Setelah pengguna menemukan sepatu yang disukai, pengguna ingin membelinya, namun sebagai pelanggan baru, pengguna harus membuat akun terlebih dulu.
Di samping itu, formulir pembuatan akunnya sangat panjang dan rumit. Ada banyak kolom wajib yang harus kamu isi. Akhirnya, mereka memutuskan untuk tidak membeli sepatu di situs web tersebut karena merasa prosesnya terlalu merepotkan dan akhirnya mencari di situs lain.
Dari narasi di atas bisa kamu lihat beberapa bad experience diantaranya seperti.
- Tidak adanya fitur filter membuat pengguna kerepotan dalam memilih produk yang diinginkan
- Formulir pendaftaran yang panjang membuat pengguna malas melanjutkannya.
Pada akhirnya, user experience berpengaruh terhadap konversi penjualan dan tingkat keberhasilan produk atau layanan. Pengalaman pengguna yang baik dapat membantu meningkatkan konversi penjualan, begitu pula sebaliknya.
Baca Juga: Daftar Kode Warna HTML CSS Terlengkap untuk Membuat Desain Website
Cara Kerja User Experience
User experience (UX) berfokus pada bagaimana membuat pengalaman pengguna yang mudah dan memuaskan saat menggunakan sebuah produk atau layanan digital. Seorang UX designer tidak hanya merancang tampilan antarmuka, tetapi juga terlibat dalam keseluruhan proses desain dan pengembangan produk.
Dalam proses ini, keterampilan pengkodean seperti HTML dan CSS juga seringkali diperlukan untuk membuat wireframe digital dan prototipe yang fungsional. Untuk selengkapnya, berikut ini cara kerja user experience dari awal hingga akhir.
1. Melakukan riset
Tahap pertama user experience adalah melakukan riset. Setelah UX designer mendapatkan brief dari klien, ia akan melakukan riset dengan mempelajari audiens sasaran, kebutuhan mereka, tujuan produk yang akan dibuat, peluang, hingga riset kompetitor.
Melakukan riset adalah langkah penting sebelum membangun desain UX. Beberapa alasan mengapa riset sangat penting dalam tahap user experience yaitu sebagai berikut.
- Memungkinkan desainer UX memahami masalah dan kebutuhan pengguna secara mendalam untuk mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup proyek dengan jelas.
- Mengurangi resiko membuat asumsi yang salah tentang apa yang diinginkan pengguna.
- Menjamin desain UX yang dibuat benar-benar bermanfaat dan bisa menyelesaikan masalah pengguna.
- Memungkinkan desainer UX membuat prototipe yang sudah tervalidasi sejak awal proses desain.
2. Analisa
Setelah melakukan riset dan mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah analisa. Desainer UX perlu merangkum dan menganalisa data yang didapat dari riset. Tujuannya adalah memahami pola dan informasi tentang perilaku pengguna.
Dari analisa ini, kamu bisa mengidentifikasi masalah utama pengguna dan fitur apa saja yang diperlukan pada produk. Desainer UX juga bisa mempelajari user persona lewat wawancara untuk memahami kebutuhan pengguna. Tanpa analisa, desainer UX tidak bisa merangkum temuan riset menjadi insight untuk membangun desain UX yang tepat sasaran.
3. Mulai membangun desain UX
Setelah riset dan analisa, kamu bisa mulai membangun desain UX. Tahap ini melibatkan pembuatan arsitektur informasi, wireframe, prototype, dan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Desainer UX biasanya juga seringkali melakukan pengkodean untuk membuat prototype yang interaktif. Prototype merupakan model sederhana produk sebelum lanjut ke model yang lebih detail. Sedangkan wireframe berguna untuk menata elemen halaman web atau aplikasi.
Membangun desain UX penting untuk menerjemahkan insight pengguna menjadi pengalaman pengguna yang berguna dan mudah digunakan melalui prototype dan wireframe.
Baca Juga: 11 Contoh Desain Web Sederhana yang Menarik untuk Inspirasi
4. UI Design
Setelah desain UX selesai, dilanjutkan dengan pembuatan user interface. Pada tahap ini, kamu perlu mendesain antarmuka pengguna secara visual termasuk layout, warna, tipografi, dan gambar. UI design sangat penting untuk menyempurnakan pengalaman pengguna. Desain yang yang baik dan intuitif membuat produk mudah dan nyaman digunakan.
Meskipun erat kaitannya, UI dan UX memiliki perbedaan dari sisi fungsi. User experience fokus pada pengalaman pengguna secara keseluruhan, sedangkan user interface lebih ke visualisasi untuk membuat tampilan yang menarik. Namun kedua hal tersebut saling melengkapi dalam pembuatan desain produk digital.
5. Tahap pengembangan
Setelah desain selesai, tahap selanjutnya adalah pengembangan produk secara teknis oleh programmer. Di tahap ini desain UX dan UI diterjemahkan ke dalam kode program agar bisa berfungsi. Tahap pengembangan penting untuk memastikan desain yang sudah dibuat bisa diimplementasikan dengan baik secara teknis.
Tahap ini memungkinkan kolaborasi antara desainer UX dan programmer. Desainer UX dapat memastikan fitur-fitur yang dibutuhkan pengguna terbangun dengan benar. Sementara programmer dapat memberi masukan jika ada kendala teknis dari sisi implementasi.
6. Evaluasi
Tahap akhir desain UX adalah evaluasi produk jadi. Evaluasi dapat dilakukan melalui usability testing untuk mengukur keberhasilan desain dan mengetahui apakah produk tersebut dapat memberikan solusi pada pengguna atau sebaliknya.
Tanpa evaluasi, desainer UX tidak tahu apakah desain mereka sudah tepat atau belum. Setelah itu jangan lupa untuk meminta feedback dari pengguna terhadap pemakaian produk tersebut. Hasil tersebut dapat dijadikan masukan untuk mengembangkan user experience yang lebih baik pada iterasi selanjutnya.
Baca Juga: Website Responsive: Pengertian, Manfaat, & Cara Mengeceknya
Fungsi User Experience
Setelah mengetahui cara kerja UX penting untuk tahu seberapa besar fungsi user experience baik terhadap pengguna maupun terhadap bisnis produk tersebut. Berikut ini beberapa fungsi UX yang akan didapatkan.
1. Kemudahan untuk pengguna
User experience yang baik dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menggunakan produk tersebut Pengguna bisa dengan cepat memahami dan menavigasi produk tanpa hambatan. Sebaliknya, user experience yang buruk dan tidak memberikan kepuasan penggunaan bisa berdampak negatif terhadap popularitas produk. Berdasarkan data Toptal, sekitar 88% pengguna enggan kembali ke situs web setelah mengalami user experience buruk.
2. Meningkatkan pendapatan
Ketika kamu menawarkan pengalaman pengguna yang sederhana dan mudah diakses, kamu akan menarik lebih banyak pengguna untuk menggunakan situs web atau aplikasi kamu.
Selain itu, setiap $1 yang diinvestasikan untuk UX bisa mengembalikan hingga $100. Sebab, user experience yang baik akan mempengaruhi keputusan pembelian dan loyalitas pelanggan. Hal ini dapat menghasilkan konversi yang lebih baik dan meningkatkan lebih banyak pendapatan untuk bisnis.
3. Waktu pemasaran lebih cepat
User experience yang baik dapat mempercepat waktu pemasaran produk baru. Sebab produk yang mudah digunakan lebih cepat diterima pasar karena pengguna tidak perlu banyak belajar dan beradaptasi.
Selain itu, jika situs web atau aplikasi memiliki UX yang baik, hal ini dapat menghindari bolak-balik antara desainer dan pengembang untuk memperbaikinya. Hal ini akan mengurangi waktu dan biaya pengembangan.
Proses pengembangan yang efisien dapat mempercepat waktu untuk merilis dan memasarkan produk.
4. Meningkatkan interaksi
User experience yang baik meningkatkan interaksi dengan konsumen, karena konsumen lebih senang berinteraksi dengan produk yang memiliki tampilan menarik dan mudah digunakan.
Di samping itu ketika UX sudah usang, pengguna mungkin akan bingung dalam menavigasi. Sedangkan jika pengguna menilai UX-nya mudah dan up-to-date, mereka cenderung lebih nyaman berinteraksi dengan perusahaan atau merek.
Jadi dapat disimpulkan bahwa user experience yang baik dan up-to-date penting untuk meningkatkan interaksi dengan konsumen.
5. Meningkatkan loyalitas pelanggan
Ketika pengguna merasakan kepuasan dalam menggunakan produk kamu, maka mereka cenderung setia menggunakan dan bahkan merekomendasikan atau memposting ulasan serta memberikan testimonial. Dengan demikian hal ini akan meningkatkan loyalitas pelanggan dan membuka peluang pelanggan baru.
Baca Juga: Apa itu Progressive Web Apps yang Bisa Tingkatkan Conversion?
Yuk, Belajar User Experience!
User experience adalah bagaimana pengguna berinteraksi dengan suatu produk, khususnya produk digital. UX berfokus pada kemudahan dan kenyamanan pengguna. Dengan UX yang baik memberikan banyak manfaat seperti meningkatkan kepuasan dan loyalitas pengguna.
Selanjutya, untuk membuat website dan aplikasi penting untuk menentukan layanan hosting dan domain yang andal. Dewaweb menyediakan hosting dan domain berkualitas tinggi dengan kecepatan super cepat. Dilengkapi fitur canggih dan dukungan teknisi 24/7. Cocok untuk menunjang website UX friendly agar sukses menarik pengunjung.
Hanya dengan harga Rp30 ribuan saja kamu sudah bisa mendapatkan kualitas dan pelayanan terbaik. Tunggu apa lagi? Beli cloud hosting di Dewaweb dan rasakan performa website yang baik untuk UX yang maksimal!