10 Rekomendasi Backend Framework Terbaik di Tahun 2024

10 Rekomendasi Backend Framework Terbaik di Tahun 2024

Backend framework merupakan seperangkat alat penting untuk memudahkan pekerjaan web developer. Tanpa framework ini, proses pengembangan website akan memakan banyak waktu dan sumber daya, sehingga kompleksitas pengembangan pun dapat meningkat secara signifikan.

Hal tersebut jelas merugikan, terutama bagi bisnis yang bergantung pada efisiensi pengembangan dan kecepatan peluncuran produk. Melansir laman Tonjoo, terdapat lebih dari 2,8 miliar website aktif pada tahun 2022. Ini bukan hanya menggambarkan tingginya angka kehadiran online, tetapi juga menunjukkan peran penting web development dalam menyukseskan bisnis.

Di artikel ini, kami akan jelaskan apa itu backend frameworks serta daftar rekomendasi terbaiknya untuk merancang dan mengembangkan website. Yuk, simak pembahasannya sampai akhir!

Baca Juga: Apa Itu Web Developer? Ini Jenis, Tugas, Skill, Hingga Gajinya

Apa itu Backend Framework?

Backend framework adalah ekosistem khusus berupa kumpulan tools dan modul untuk 

membantu mengembangkan arsitektur website. Framework menyediakan kerangka kerja yang dapat mengotomatisasi langkah-langkah proses pengembangan, sehingga berpengaruh besar terhadap efisiensi dan hasil akhir proyek.

Selain mempercepat development, backend framework juga menawarkan sejumlah penting manfaat dalam segi skalabilitas, integrasi, dan keamanan. Ini memungkinkan developer membangun website yang konsisten, berkinerja tinggi, dan lebih kuat menghadapi potensi-potensi serangan siber. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan manfaat tersebut:

  • Skalabilitas: Menawarkan kerangka kerja yang fleksibel, di mana sebuah framework bisa dipakai terus menerus untuk merancang dua atau lebih website, mulai dari hal mendasar hingga yang paling kompleks.
  • Integrasi: Menyederhanakan integrasi dengan tools yang sudah dibuat sebelumnya.
  • Keamanan: Menyediakan mekanisme keamanan dari berbagai sudut, termasuk enkripsi, otentikasi, dan validasi data.

Dari sekian banyak kerangka kerja, Laravel merupakan framework paling populer dan menjadi pilihan utama para developer. Ini dibuktikan dengan data dari statisticsanddata.org, yang mencatat Laravel telah memperoleh voting pengguna terbanyak pada tahun 2023 dengan 71,9 ribu repository stars, diikuti Django dengan 67,9 ribu, dan Spring 64,4 ribu.

Adapun backend frameworks ini diklasifikasikan menjadi dua jenis yang berbeda, yakni client-side (sisi klien) dan server-side (sisi server). Client-side web framework hanya berfokus pada antarmuka dan pengalaman pengguna saja. Sedangkan, server-side web framework mencakup fungsi-fungsi backend seperti manajemen database, web server, dan sebagainya.

Baca Juga: Perbedaan Front End dan Back End, Calon Developer Wajib Tahu

Rekomendasi Backend Framework

Setelah memahami kerangka kerja backend, sekarang saatnya untuk mengetahui beberapa rekomendasi backend framework terbaik untuk web development di tahun 2024. Yuk, simak daftar rekomendasinya di bawah ini.

1. Node js

Node js adalah runtime environment JavaScript untuk membangun website dan aplikasi web yang scalable. Framework ini menggunakan arsitektur berbasis peristiwa (event-driven) dan model non-blocking I/O, sehingga cocok untuk aplikasi real-time dan microservices. Selain itu, Node js juga menyediakan NPM (Node Package Manager) untuk memfasilitasi akses ke library dan modul open-sources yang lebih luas.

Baca Juga: Apa itu Node.js? Pengertian, Kelebihan, dan Contoh Penggunaannya

2. Ruby on Rails (ROR)

Ruby on Rails adalah full-stack framework yang ditulis dalam bahasa Ruby dan dapat berjalan di beberapa sistem operasi, termasuk Windows, Linux, dan Mac OS. Kerangka kerja ini dibekali toolkit lengkap yang mencakup fitur-fitur inti frontend dan backend. Bahkan, Rails menyediakan lebih banyak konvensi daripada konfigurasi, serta mengikuti pola arsitektur MVC (Model-View-Controller) sehingga kamu dapat fokus pada aspek-aspek penting pengembangan.

3. Laravel

Laravel adalah framework PHP yang terkenal berkat kelengkapan fitur dan sintaksisnya yang sederhana. Kerangka kerja ini memiliki fitur Eloquent ORM untuk membantu developer berinteraksi dengan database menggunakan PHP tanpa harus menulis query SQL secara langsung. Ekosistem Laravel juga dilengkapi tools mumpuni, di antaranya mencakup alat perutean, otentikasi, caching, dan banyak lagi. Ini menjadikannya cocok untuk mengembangkan web apps modern.

Baca Juga: Apa itu Laravel? Pengertian, Fitur dan Kelebihannya

4. Spring

Rekomendasi backend frameworks selanjutnya adalah Spring yang merupakan kerangka kerja open-source berbasis Java. Hadir dengan fitur menarik seperti Spring Boot, Spring mampu menyederhanakan pembuatan microservices sekaligus mengoptimalkan pengembangan website dan aplikasi Java.

Sama halnya Ruby on Rails, Spring juga menekankan konvensi dibandingkan konfigurasi. Ini memberikan kesempatan lebih baik bagi developer untuk fokus pada perancangan logika bisnis.

5. ASP.NET

ASP.NET adalah backend frameworks besutan Microsoft untuk mengembangkan website dan aplikasi web. Dengan dukungan penuh terhadap bahasa pemrograman C# dan VB.NET, framework ini bukan hanya mempermudah development, tetapi juga membangun API (Application Programming Interface) yang kuat dan dinamis. Selain itu, ASP.NET juga menyediakan banyak alat, library, dan komponen lainnya agar integrasi produk Microsoft bisa dilakukan lebih baik.

Baca Juga: Apa Itu Web Developer? Ini Jenis, Tugas, Skill, Hingga Gajinya

6. Express.js

Express.js merupakan framework backend yang dibangun di atas Node js. Kerangka kerja ini menawarkan pendekatan minimalis guna memudahkan developer membuat
halaman web dinamis dan API RESTful. Dari segi fitur, Express.js memiliki integrasi middleware demi memberikan kebebasan memilih komponen atau tools tambahan yang cocok dengan proyek.

7. AngularJs

Selanjutnya, ada AngularJs yang merupakan framework JavaScript open-source besutan Google. Framework ini dipakai untuk membuat single-page web apps serta antarmuka pengguna yang interaktif dan dinamis. AngularJs juga menyediakan fitur routing, data binding, dan alat arsitektur berbasis komponen yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi web menggunakan pendekatan terstruktur.

Baca Juga: Back-end Developer: Tugas, Skill, Gaji, & Cara Jadi Back-end Andal

8. Django

Django merupakan salah satu framework Python open-source yang dirancang untuk mempermudah pengembangan aplikasi berbasis web. Framework ini hadir dengan fitur-fitur bawaan seperti manajemen database, admin panel, dan otentikasi pengguna.

Sebagai kerangka kerja tingkat tinggi, Django menggunakan model arsitektur MVC untuk memisahkan logika, presentasi, dan data menjadi komponen yang berbeda. Ini cukup efektif dalam mengoptimalkan desain dan waktu pengerjaan proyek.

9. CakePHP

CakePHP adalah kerangka kerja backend yang mampu meningkatkan efisiensi pengembangan dan pelestarian berkelanjutan. Terinspirasi dari Ruby on Rails, CakePHP memiliki sintaksis sederhana serta serangkaian konvensi yang memudahkan pemeliharaan kode.

Dari segi fitur, CakePHP sudah menerapkan arsitektur MVC dan membawa sejumlah fitur penting. Sebut saja  seperti validasi, scaffolding, dan komponen keamanan bawaan untuk melindungi website/aplikasi web dari kerentanan umum.

Baca Juga: Rekomendasi 9+ Framework PHP Terbaik dan Cara Memilihnya

10. Flask

Terakhir, Flask adalah web framework ringan yang ditulis dalam bahasa Python untuk membuat API dan aplikasi web skala kecil-menengah. Saking ringannya, kerangka kerja ini tergolong sebagai microframework karena tidak terlalu mengandalkan alat atau library pihak ketiga.

Meskipun terbilang minimalis, namun Flask mampu menangani berbagai kebutuhan pengembangan web. Framework ini menyediakan fitur lengkap mulai dari alat debugging, testing, URL routing, hingga penanganan HTTP request. Selain itu, dokumentasi Flask juga cukup luas dan menyeluruh sehingga kamu tidak akan kesulitan untuk mempelajarinya.

Baca Juga: Cara Instalasi Flask melalui Python App di cPanel

Penutup

Itulah 10 rekomendasi backend framework yang dapat kami sampaikan. Daftar framework di atas pada dasarnya bermanfaat untuk mempercepat proses pengembangan, menyederhanakan integrasi, dan meningkatkan skalabilitas. Setiap framework memiliki fitur dan kelebihan masing-masing, sehingga penting untuk mempertimbangkan pilihan berdasarkan kebutuhan proyek, preferensi bahasa pemrograman, dan tingkat kenyamanan.

Terlepas dari pentingnya penggunaan kerangka kerja backend, kamu juga memerlukan hosting untuk mendukung kinerja website atau aplikasi. Nah, supaya website-mu memiliki performa dan keamanan tinggi, sangat disarankan untuk memilih layanan hosting andal dan berkualitas dari Dewaweb.

Cloud hosting Dewaweb dipersenjatai web server LiteSpeed Enterprise dan teknologi CPU terbaru dari AMD EPYC 2 untuk mendongkrak performa website hingga 40x lebih cepat serta dapat diandalkan dalam menangani volume trafik tinggi. Dari segi keamanan, Dewaweb dilengkapi Imunify360 WAF dan Anti DDoS premium dari Cloudflare Magic Transit sehingga website-mu dijamin aman dari berbagai ancaman serangan cyber.

Semua itu bisa kamu nikmati pada semua paket hosting yang tersedia tanpa biaya tambahan, lho! Tunggu apalagi? Yuk, beli hosting Dewaweb sekarang!

Jangan lupa untuk mengeksplor artikel informatif lainnya di blog Dewaweb. Selain update teknologi, kamu juga dapat menambah wawasan seputar website dan digital marketing yang mungkin kamu perlukan untuk menyukseskan bisnis di dunia digital. Semoga bermanfaat, ya!