Localhost: Server Lokal untuk Jalankan Website Offline

Localhost: Server Lokal untuk Jalankan Website Offline

Jika kamu ingin membuat website, maka localhost adalah server lokal yang dapat digunakan untuk menyimpan dan mengelola data yang akan ditampilkan di website.

Meskipun kebanyakan orang saat ini memilih web hosting untuk membuat website, namun menggunakan server lokal juga memiliki kelebihan tersendiri, lho.

Sama-sama untuk menyimpan dan mengelola data website, lantas apa bedanya localhost ini dengan web hosting?

Untuk menjawabnya, langsung simak artikel ini sampai tuntas ya! Di sini, semua tentang localhost akan dibahas mulai dari pengertian, fungsi, hingga jenisnya.

Baca Juga: Mengetahui Apa Itu Hosting Sebagai Pengelola Website

Apa Itu Localhost?

Localhost adalah server lokal yang bertugas untuk menampung segala kebutuhan data untuk program yang akan dijalankan, termasuk untuk kebutuhan website.

Setiap perangkat komputer, seperti komputer yang kamu gunakan, pada dasarnya memiliki server lokal yang bisa digunakan untuk membangun website secara offline.

Website offline ini hanya bisa diakses oleh pemilik komputer itu sendiri dan tidak bisa diakses oleh komputer lain.

Cara mengakses server lokal di perangkatmu adalah dengan mengetikkan http://localhost di aplikasi browser milikmu.

Localhost sendiri merupakan nama domain dengan IP address 127.0.0.1 atau yang dikenal juga dengan loopback address.

Baca Juga: Cara Cek IP Address di Laptop & HP

Apa Itu Loopback IP 127.0.0.1?

Loopback address adalah alamat IP yang digunakan untuk mengakses localhost atau server lokal di komputer kamu.

Jika kamu mengakses 127.0.0.1 melalui koneksi IPv4, kamu akan diarahkan ke server lokal milikmu sendiri sehingga disebut loopback. Kamu juga bisa memicu loopback melalui koneksi IPv6 dengan memasukkan :1.

Adapun tiga angka pertama, yaitu 127, memang sudah dikhususkan untuk memicu loopback.

Jadi ketika kamu memasukkan alamat yang dimulai dengan 127, Transmission Control Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP) akan langsung tahu bahwa kamu ingin memanggil komputermu sendiri secara lokal.

Dengan demikian, tidak ada website online yang alamat IP-nya dimulai dengan angka 127 karena akan memicu loopback.

Jika dipaksa, alih-alih membuka website secara online, kamu justru akan mengakses virtual server lokal di sistem operasi komputer milikmu sendiri.

Perbedaan Localhost dengan Web Hosting

Perbedaan keduanya mungkin sudah jelas terlihat, yaitu terletak pada website offline dan online.

Server lokal hanya bisa membuat website offline yang bisa diakses oleh pemilik komputernya saja sementara web hosting untuk website online yang bisa diakses siapa saja.

Perbedaan selanjutnya yaitu layanan web hosting baru bisa kamu dapatkan setelah membelinya, localhost justru sudah ada di tiap perangkat komputer.

Baik localhost maupun web hosting memiliki kekurangan dan kelebihan yang dapat kamu jadikan pertimbangan untuk membuat website.

Berikut kelebihan dan kekurang localhost maupun web hosting:

Perbedaan localhost dan web hosting

Kendati localhost merupakan website offline yang hanya bisa diakses melalui satu komputer, kamu juga bisa mengubahnya menjadi online. Caranya dengan meng-upload website di localhost kamu ke web hosting. Dengan begitu, website yang semula offline bisa menjadi online dan bisa diakses semua orang.

Baca Juga: Cara Upload WordPress dari Localhost ke Hosting

Fungsi Localhost untuk Website dan Server

Walaupun peminatnya tidak sebanyak web hosting, namun localhost adalah server lokal yang menawarkan manfaat yang tidak diberikan oleh server online. Berikut ini kegunaan server lokal bagi kamu yang ingin mencobanya:

1. Menjadi server offline

Server lokal yang bekerja di satu perangkat komputer saja dan tidak bisa diakses orang lain ini dapat dimanfaatkan sebagai server offline.

Memiliki server offline adalah hal yang penting untuk developer website. Kamu akan lebih leluasa untuk membuat website menggunakan server offline sehingga nantinya akan dapat meminimalisir kesalahan sebelum website yang kamu buat dapat diakses secara online.

Baca Juga: Apa Itu Server? Pengertian, Fungsi dan Jenis Aplikasi Server

2. Menguji website secara offline

Bagi seorang developer website, pengecekan website pada saat proses pembuatan merupakan hal yang tidak boleh dilewatkan agar bisa melacak bug pada program.

Kamu bisa melakukan pengecekan, apakah website yang kamu buat sudah berjalan dengan baik atau belum. Hingga akhirnya website benar-benar siap dan dapat ditayangkan secara online.

Selain itu, pengecekan melalui server lokal tentunya tidak membutuhkan biaya apapun. Kamu juga tidak perlu memikirkan tentang batasan bandwidth server.

Baca Juga: Hitung Ukuran Bandwidth yang Sesuai dengan Kebutuhan Website

3. Mengecek koneksi internet

Kegunaan lain yang bisa kamu manfaatkan dengan adanya server lokal adalah untuk mengecek kondisi dan koneksi internet di perangkatmu.

Kamu hanya perlu membuka Command Prompt pada Windows atau Terminal pada MacOS.

Kemudian, ketik “ping localhost” atau “ping 127.0.0.1”, lalu tekan tombol enter untuk melihat hasilnya.

Berikut hasil tes yang muncul jika tidak ada kesalahan internet di perangkatmu:

Ping localhost

4. Memblokir akses ke website tertentu

Kegunaan lain dari localhost yaitu untuk memblokir situs web tertentu yang tidak ingin kamu akses karena berbahaya, mengandung virus, atau semacamnya.

Cara yang perlu kamu lakukan adalah dengan mengubah alamat IP website yang ingin kamu blokir dengan 127.0.0.1 sehingga ketika kamu membuka website tersebut, kamu akan diarahkan ke localhost.

Baca Juga: Cara Menyembunyikan IP Address di Perangkat dengan Mudah

Jenis Aplikasi Server Localhost

Jika web hosting memerlukan aplikasi pendukung untuk membuat situs web, seperti Apache dan Nginx, maka server lokal juga memerlukan aplikasi pendukung.

Berikut ini aplikasi pendukung kinerja localhost yang bisa kamu gunakan:

1. XAMPP

Aplikasi open source gratis dan cross platform ini, dikembangkan oleh Apache and Friends.

Melalui aplikasi ini, kamu dapat menggunakan Apache HTTP Server, MariaDB sebagai database-nya, dan PHP serta Pearl sebagai bahasa pemrogramannya.

Aplikasi XAMPP dapat diunduh pada perangkat yang menggunakan sistem operasi Windows, Linux, dan MacOS.

Oleh karena termasuk aplikasi free open source, maka kamu dapat mengunduhnya secara gratis di sini.

XAMPP memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

  • Perpindahan yang mudah dari server lokal ke server online, karena sebagian besar komponen server online sama dengan XAMPP
  • Pengembangannya yang mudah, dapat menginstall WAMP dan LAMP dengan cepat dan sederhana
  • Dapat menginstall WordPress dan Joomla! dengan mudah

Baca Juga: Pengertian XAMPP, Fungsi, dan Cara Menggunakannya

2. AMPPS

AMPPS merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Softaculous dan bersifat open source.

Di dalamnya terdapat kumpulan perangkat lunak yang dapat kamu gunakan seperti Apache, MySQL, MongoDB, PHP, Perl, Phyton, serta penginstalan otomatis Softaculous untuk desktop dan server kantor.

Aplikasi pendukung localhost ini dapat diinstall pada perangkat dengan sistem operasi Windows, Linux, dan MacOS. Kamu dapat mengunduh aplikasi AMPPS di sini.

AMPPS memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

  • mempunyai fitur yang digunakan untuk instalasi Softaculous
  • Bisa memasang lebih dari satu aplikasi di situs web (WordPress, Joomla!, dan Drupal) dengan mudah

3. WampServer

Aplikasi ini dikembangkan oleh Romain Bourdon dan khusus digunakan untuk perangkat yang menggunakan sistem operasi Windows.

Aplikasi ini memungkinkan kamu untuk dapat menggunakan Apache Web Server, OpenSSL, MySQL, dan PHP.

Bagi kamu yang ingin menggunakan WampServer, kamu bisa mengunduhnya secara gratis di sini.

WampServer memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

  • Dapat digunakan secara gratis pada perangkat dengan sistem operasi Windows

Baca Juga: WAMP Server: Cara Download dan Install

Tertarik Pakai Localhost?

Server lokal atau localhost adalah server tempat menyimpan dan mengelola website secara lokal atau offline sehingga tidak bisa diakses orang lain kecuali si pemilik localhost itu sendiri.

Agar website bisa diakses siapa saja secara online maka harus menggunakan server dari web hosting. Jadi, dapat pula dikatakan bahwa localhost merupakan web hosting versi offline.

Untuk mengakses localhost, kamu biasanya harus menggunakan perangkat beralamat IP 127.0.0.1 atau disebut juga dengan loopback address. Sama halnya dengan web hosting, server lokal juga membutuhkan aplikasi pendukung agar dapat bekerja. Tiga aplikasi yang bisa kamu gunakan adalah XAMPP, AMPPS, dan WampServer.

Bagaimana, sudah paham ‘kan apa itu localhost? Apakah kamu tertarik mencoba server lokal ini untuk membuat website offline-mu? Atau kamu justru ingin membuat website online yang bisa diakses oleh siapa saja?

Nah, jika ingin punya website online pastikan kamu memilih penyedia web hosting yang terbaik seperti Dewaweb. Dilengkapi sistem keamanan ISO 27001 dan customer support dari para Ninja, website kamu akan dijamin selalu online tanpa gangguan dan terjaga keamanannya. Yuk langsung beli hosting gratis domain di Dewaweb!